Berita

ilustrasi/ist

Politik

PKS Upayakan Payung Hukum Peningkatan Kesejahteraan Petani Segera Diketok

KAMIS, 28 MARET 2013 | 16:47 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Fraksi PKS terus berupaya agar seluruh fraksi di DPR setuju untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (RUU PPP) yang merupakan payung hukum untuk peningkatan kesejahteraan petani.

Demikian disampaikan Politisi PKS Tamsil Linrung yang juga Anggota Panitia Kerja (Panja) RUU PPP dalam diskusi publik RUU PPP di Jakarta, Kamis (28/03).

"Kami mencatat ada 3 hal yang harus didorong secara prioritas, yaitu kepastian lahan, pembiayaan atau akses bank dan  perlindungan usaha," jelasnya.


Lahan, lanjut Tamsil, semakin mengalami degradasi dan alih fungsi. Pada 2007-2010, laju konversi lahan di Jawa rata-rata mencapai 200 ribu ha. Sementara itu, kepemilikan lahan petani cenderung semakin sempit. Petani yang mempunyai lahan kurang dari 0,5 ha sebanyak 13,7 juta rumah tangga atau sekitar 46 persen dari total jumlah rumah tangga petani.

"Untuk pembiayaan, sekitar 85 persen petani menggunakan biaya sendiri. Sedangkan kontribusi bank baru mencapai kisaran 3 persen, karena usaha tani masih dianggap kurang bankable," kata Ketua Umum Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) ini.

"Faktor musim merupakan penyebab ketidakpastian produksi petani, sehingga pola asuransi pertanian untuk menghadapi gagal panen, menjadi hal yang harus ditempatkan dalam RUU ini," tutup Tamsil.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya