Berita

istimewa

Politik

Mahasiswa Sumut Dampingi Warga Naga Juang Geruduk Komisi III

MINGGU, 24 MARET 2013 | 17:47 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Perlakuan kepada masyarakat petambang tradisional di Naga Juang, Mandailing Natal, Sumatera Utara dinilai seperti perlakuan jaman penjajahan.

Hal itu nampak saat petugas keamanan PT Sorik Mas Mining (SMM) dibantu Brimob memperlakukan warga dengan tidak manusiawi, seperti dijemur dengan setengah telanjang di bawah terik matahari, diinjak dan tangannya diikat ke belakang.

"Perilaku Polri ini sangat keji dan sangat disayangkan. Polri terlihat tidak punya SOP, Kapolda Sumut dan Kapolri Harus bertanggungjawab," ujar Ray Rangkuti kepada wartawan di Jakarta, Minggu (24/3).


Menurut Ray, tidak sepantasnya Polri sebagai pengayom masyarakat memperlakukan warga seperti itu. Untuk itu, Ray bersama Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU) Jakarta, besok (Senin, 25/3) akan mendampingi perwakilan warga Naga Juang, Madina yang sudah berada di Jakarta dengan menyambangi Komnas HAM, Kompolnas dan Komisi III DPR untuk mengadukan kasus ini.

Ketua KMSU Jakarta Riduan Munthe menambahkan, kalau seandainya pihak Bupati dan DPRD Kabupaten Madina bisa memediasi kejadian ini, maka hal tersebut tidak akan yang terjadi.

"Tapi inikan tidak ada. Malah DPRD Madina baru akan menyikapi ini 1 April nanti, ini namanya mempermainkan rakyat, kenapa tidak hari Senin besok?," papar Riduan.

Bentrok warga dengan pihak PT SMM ini terjadi untuk ketiga kalinya. Kamis malam (21/3) hingga Jumat (22/3) terjadi bentrok fisik, akibatnya ratusan warga yang protes tambang PT SMM diperlakukan tidak manusiawi.

PT SMM memiliki wilayah kontrak karya seluas 24.300 hektar yang terbentang di Kabupaten Mandailing Natal, persisnya di Kecamatan Kotanopan, Muara Sipongi, dan Ulupungkut. Sementara 41.900 hektar lainnya terletak di Kecamatan Siabu, Bukit Malintang dan Panyabungan Utara. Sebanyak 75 persen saham PT SMM dimiliki Sihayo Gold Limited dan 25 persen sisanya dimiliki PT Aneka Tambang.

Sebagian area kontrak PT SMM berada di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang merupakan area tangkapan air bagi Sungai Batang Gadis yang berperan sangat penting untuk menjaga ketersediaan air bagi 360 ribu orang orang dan 34.500 hektar sawah. [ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya