Berita

denny indrayana/ist

Politik

PENYERANGAN LAPAS

PPP: Rangkap Jabatan Denny Indrayana Penyebab Kemenkumham Kedodoran

SABTU, 23 MARET 2013 | 22:18 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Aksi penembakan kepada empat penghuni Lapas Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga tewas menunjukkan kinerja Kementerian Hukum dan HAM lemah.

Kasus ini merupakan salah satu bukti persoalan Rutan dan Lapas masih menjadi masalah krusial dan serius. Peristiwa ini juga harus menjadi refleksi Menkumham dan Wamenkumham untuk meningkatkan dan berkonsentrasi dalam kinerjanya.

Begitu diutarakan anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani dalam rilis yang diterima redaksi (Sabtu, 23/3). Ia juga menyinggung rangkap jabatan yang diemban oleh Wamenkumham Denny Indrayana secara tidak langsung membuat kineja Kemenkumham kedodoran.


"Seperti Wamenkumham yang juga tercatat sebagai komisaris PT Jamsostek, semestinya secara etik tidak boleh melakukan rangkap jabatan. Kasus di LP Sleman ini langsung atau tidak langsung membuktikan kinerja Kumham kedododoran," tegasnya.

Lebih lanjut ia mempertanyakan lemahnya sistem keamanan di Lapas yang dengan mudahnya mampu di acak-acak oleh pihak luar.

"Bagaimana mungkin pihak eksternal bisa mengacak-acak LP Sleman yang menjadi otoritas dan tanggungjawab Kementerian Kumham. Tidak ada alasan untuk memaklumi peristiwa ini," tandasnya.
 
Selain kelemahan Kumham, kasus yang diduga dilakukan oleh oknum Kopassus TNI AD ini, menurutnya, menunjukkan bahwa TNI belum mengubah mindset paradigmanya. Karena sejak reformasi salah satu agenda penting yakni penegakan hukum (supremasi hukum). Kasus ini, masih katanya, menunjukkan arogansi kekuasaan dengan melakukan pembantaian. Padahal disisi lain hukum sedang berproses.

"Kami meminta, kasus ini harus segera diusut tuntas. Tidak hanya para pelakunya namun aktor intelektual termasuk komandan angkatan," demikian Ahmad Yani.[ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya