Berita

ilustrasi

On The Spot

Audi Diderek Ke Bengkel, Avanza-nya Terendam Air

Ketika Banjir Genangi Perumahan Elite
MINGGU, 20 JANUARI 2013 | 09:21 WIB

Banjir yang melanda Jakarta menimpa semua kalangan. Dari kalangan bawah yang tinggal di pemukiman kumuh di bantaran kali Ciliwung sampai kelas atas di perumahan mewah.

Perumahan mewah yang kebanjiran di antaranya Menteng, Jakarta Pusat dan Pluit, Jakarta Utara. Banjir yang menerjang ka­wasan Menteng terjadi karena tanggul Banjir Kanal Barat jebol, Ka­mis pagi. Jebolnya tanggul yang terletak di Jalan Latu­har­hary, Menteng juga me­nye­bab­kan ka­wasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) sempat terendam air.

Pengamatan Rakyat Merdeka Jumat lalu, warga yang tinggal di Jalan Teluk Betung, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat terlihat berupaya menyelamatkan beberapa mobil mewahnya dari banjir.

Tak lama setelah tanggul Ban­jir Kanal Barat jebol, kawasan yang tak jauh dari Bunderan HI itu digenangi air sampai ke­ting­gian 60 centimeter. Sehari ke­mu­dian, air surut hingga tinggal 20 centimenter. Saat itulah, warga mulai mengevakuasi kendaraan mewahnya.

Gerbang rumah mewah ber­lan­tai dua terlihat terbuka. Mobil Rolls-Royce Phantom keluar dari gerbang rumah setinggi dua me­ter itu. Mobil buatan Inggris se­har­ga Rp 10 miliar itu melaju pe­lan menerobos air yang masih meng­genangi jalan di depan rumah.

“Mobil mau dibawa ke bengkel untuk mengecek ada kerusakan atau tidak setelah terendam air,” kata Rojan, penjagar rumah.

Tak lama kemudian, truk derek mendekati rumah itu. Dari dalam rumah, mobil Audi A6 buatan di­dorong lalu dinaikkan ke atas truk. “Mobil itu juga harus ke bengkel karena mesinnya mati se­telah terendam air kemarin (Kamis),” kata Rojan.

Di depan rumah tampak Toyota Avanza biru yang terendam air hingga separuh rodanya. “Mobil itu dibiarkan sama bos di situ sampai airnya surut,” kata pria ber­kulit gelap itu.

Rojan yang mengenakan kaos coklat ini menuturkan mobil-mobil itu baru bisa dipindahkan Ju­mat setelah banjir surut. Sehari sebelumnya rumah itu terkena ban­jir setinggi 60 centimeter. Mobil-mobil yang ada di rumah turut terendam air.

Ia menuturkan banjir masuk ke dalam rumah secara tiba-tiba dan terus naik sampai lebih sedeng­kul. “Baru tahun ini rumah ini ter­endam air. Tahun sebelumnya ti­dak pernah,” ujar pria ber­po­to­ngan rambut cepak itu.

“Bos saya kalau keluar rumah seringnya pakai Land Cruiser. Rolls-Royce hanya sesekali dipa­kai bila ada acara penting saja. Mungkin karena sudah nasib jadi be­lum sempat menyelamatkan ke tempat aman,” kata Rojan.

Menurut dia, majikannya ma­sih punya mobil mewah lainnya yakni Toyota Alphard. Namun mo­bil itu aman dari banjir karena disimpan di kantor.

Lantaran rumah terendam ban­jir, masih kata Rojan, majikannya memutuskan menginap di hotel. “Paling kalau banjirnya sudah su­rut, bos baru pulang,” kata dia.

Selama ditinggal mengungsi, rumah ditunggui pembantu dan beberapa penjaga. “Bos juga su­dah berpesan ke satpam kom­pleks untuk menjaga rumah se­la­ma ditinggal,” kata Rojan.

Saat banjir di kawasan Men­teng surut, air yang menggenangi ka­wasan Pluit justru makin tinggi. Di kawasan ini ada be­berapa perumahan elite. Di an­taranya Pantai Mutiara, Regata dan Marina.

Hingga kemarin, kawasan itu masih terendam air. Bahkan ada yang mencapai dua meter. Di­per­kirakan ratusan mobil milik war­ga perumahan-perumahan elite itu tak sempat dipindahkan.

“Ba­nyak sekali mobil yang terjebak banjir. Masih digarasi­nya,” ujarnya Akiong, salah se­orang warga.

Menurut dia, hanya segelintir warga yang masih sempat me­mindahkan mobilnya agar tak ter­kena banjir. “Mobil yang di­eva­kuasi nggak mesinnya. Di­do­rong,” ujarnya.

Rumah Kebanjiran, Mengungsi Ke Hotel

BANJIR yang menggenangi perumahan elite memaksa para penghuninya mengungsi. Mereka memilih tinggal di hotel ketim­bang di tempat-tempat pengung­sian maupun menumpang di ru­mah kerabat.

Warga Kelapa Gading terlihat memenuhi lobby beberapa hotel yang masih berada di kawasan itu. Mereka antre di depan meja resepsionis untuk mendaftar menginap.

Tarif terendam menginap di ho­tel Rp 300 ribu per malam. Me­nurut pihak hotel, jumlah hunian meningkat saat banjir merendam kawasan Kelapa Gading, Kamis pagi. Warga mulai berdatangan pada malam harinya.

Warga perumahan elite di Pluit, Ja­karta Utara juga memilih me­ngungsi ke hotel. Hingga kema­rin, beberapa pemukiman elite di kawasan itu masih terendam air se­tinggi dua meter.

“Banyak war­ga yang akhirnya tidur di hotel se­kitar,” kata Akiong, salah se­orang warga.

Tahta Yujang, lurah setempat juga mengakui banyak warganya yang tinggal di hotel ketimbang menempati lokasi-lokasi pe­ngung­si yang sudah disediakan. “Ter­gantung mereka, tapi me­mang banyak yang pindah se­men­tara waktu ke hotel,” katanya.

Ratna, warga Kemayoran, Ja­karta Pusat memutuskan me­ngungsi setelah banjir masuk ke rumahnya. “Baru kali ini ban­jirnya parah,” katanya.

Setelah memindahkan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi, Ratna dan keluarga memilih mengungsi ke Hotel Is­ta­na Bungur. Saat itu air di ru­mahnya sudah sedengkul.

Tak ada hotel berbintang, hotel me­lati pun jadi. Septian, warga Kam­pung Melayu, Jakarta Ti­mur me­mutuskan mengungsi ke hotel yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Hotelnya kelas melati. Tapi tak jadi persoalan bagi Septian. Dari hotel ini, dia bisa memantau per­kembangan banjir yang me­ng­genangi rumahnya.

Menurut dia, mengungsi ke hotel sudah dilakukannya sejak banjir 2007 lalu. Ia tak memilih tinggal di lokasi pengungsian karena dianggap tak nyaman.

Lain lagi alasan Epi Tessa me­ngungsi ke hotel. Warga Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur mengungsi ke hotel karena memiliki anak yang masih ber­usia 2 tahun.

Keluarganya meninggalkan rumah ketika air sudah masuk setinggi satu meter. Lalu me­nginap di salah satu hotel di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur.

“Kasihan anak saya kalau (tinggal) di barak pengungsian,” katanya beralasan. Dengan ting­gal di hotel, dia juga bisa lebih mu­dah mencari keperluan anaknya.

Hotel Ciputra memberikan har­ga promo bagi para pengungsi banjir. Hotel yang berada di Gro­gol, Jakarta Barat itu tak ter­kena banjir karena letaknya lebih tinggi. Padahal, kawasan se­kitarnya hing­ga kemarin masih tergenang air.

Selain itu, pihak hotel juga men­dahulu para korban banjir ketim­bang tamu lainnya untuk bisa me­nginap. Tarif mengi­nap­nya pun le­b­ih rendah ketimbang hari normal.

Tingkat hunian di hotel ini pun meningkat. “Ada sekira pe­ning­katan 40-50 persen untuk tamu yang menginap. Rata-rata mereka berasal dari warga daerah sini,” kata Christine Hartati, Executive Public Relations Hotel Ciputra.

Christine memastikan air dan makanan untuk para tamu hotel tersedia dalam jumlah yang cu­kup.

Meraup Rezeki Dari Mobil Mogok

BANJIR yang melanda Jakarta menyebabkan banyak mobil mogok karena terjebak banjir. Sebagian orang memanfaatkan kesempatan ini untuk men­du­lang rupiah. Mereka me­na­warkan jasa untuk mendorong mobil yang mogok keluar dari kawasan banjir.

“Dorong mobil biasanya di­kasih Rp 100 ribu,” kata se­orang pendorong mobil mogok di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Ia mendorong mobil mo­gok bersama enam rekannya.

Sehari-hari dia menjadi tu­kang parkir di Mall Grand In­donesia. Sebenarnya, dia dan rekan-rekannya tak mematok tarif untuk mendorong mobil mogok.

“Kalau ada yang kasih Rp 50 ribu juga nggak apa-apa,” kata pria berkepala plontos ini.

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyediakan mobil derek untuk memin­dah­kan mogok yang terjebak ban­jir. Kepala Dishub DKI Udar Pristono mengatakan, mobil de­rek yang dimiliki Dishub akan disebar di beberapa titik untuk menarik mobil mogok.

“Ada 31 unit mobil derek dan se­ka­rang dalam posisi siaga semua,” katanya.

Pihaknya juga telah menyiap­kan strategi saat terjadi ge­na­ngan, khususnya di jalan pro­tokol. Petugas akan disiapkan di setiap titik rawan genangan un­tuk memantau jalan bisa di­le­wati atau tidak. Jika tidak bisa di­lewati, kendaraan akan di­alih­kan ke jalan lain.

Selain melakukan pengalihan arus, pihaknya juga berkoor­dinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Pe­nang­gu­la­ngan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta untuk melakukan penyedotan genangan di se­jumlah ruas jalan.

Kepala Suku Dinas Pe­r­hu­bu­ngan Jakarta Pusat, Sunardi Si­naga mengatakan pihaknya me­nyiapkan empat mobil derek yang ditempatkan di dua lokasi.

Dua mobil ditempatkan di se­ki­tar kawasan Monas. Sisanya di sekitar perempatan Coca Cola, Cempaka Putih.

Asuransi Kebanjiran Klaim Mobil Mogok

Perusahaan asuransi ke­wa­lahan meladeni permintaan evakuasi mobil-mobil yang mo­gok akibat terkena banjir.

Business Support Deputy Di­vision Head  Adira Insurance, Ernita Sari mengatakan, Kamis lalu menjadi hari puncak eva­kua­si mobil. Tercatat ada se­be­las mobil yang dievakuasi pihaknya.  

“Pelanggan yang memer­lu­kan bantuan evakuasi tersebut tersebar di berbagai penjuru Ja­k­arta, mulai dari Bekasi, Ku­ni­ngan, Thamrin, Pantai Mutiara, Green Garden dan berbagai dae­­rah lainnya,” katanya.

Menurut Ernita, Adira Insu­rance melalui Adira Care (500456) siap beroperasi 24 jam untuk membantu ma­sya­rakat yang membutuhkan per­to­longan evakuasi mobilnya.

Dengan armad Autocillin Rescue yang didukung dengan sejumlah bengkel dan derek re­kanan, mereka juga siap me­ng­e­vakuasi para konsumen.

Menurut Ernita, pihaknya juga sangat intensif mem­beri­kan tips terbaik berkaitan de­ngan derasnya intensitas hujan yang terjadi di Indonesia. “Tips terse­but diberikan melalui sms dan media sosial twitter,” katanya.

Adira Insurance, lanjur dia, gencar menyarankan ma­sya­rakat agar untuk memindahkan mobilnya ke lokasi yang lebih tinggi saat banjir. Bagi mobil yang sudah telanjur terendam disaranak untuk mencabut ka­bel sambungan ke aki. Ini untuk mencegah arus pendek. Setelah itu mobil sebaiknya segera di­bawa ke bengkel.

Apakah mobil mogok karena terjebak banjir bisa mendapat klaim? Ernita menjelaskan se­tiap perusahaan asuransi mem­punyai paket yang berbeda-beda. Itu pun bergantung kon­disi dan kebutuhan konsumen.

“Memang kesannya all risk itu jika diterjemahkan semua ri­siko ditanggung. Tapi tidak be­gitu. Makanya, di Autocillin di­sebut komprehensif, bukan all risk,” katanya.

Ia menambahkan, paket asu­ransi komprehensif (all risk) meng-cover beberapa kejadian seperti kehilangan, keserempet, baret-baret, kecurian spion, hing­ga kerusakan akibat tabra­kan di jalan. Selebihnya, seperti rusak karena huru-hara, sa­bo­tase, bencana alam, atau juga banjir, adalah perluasan dan di­kenakan biaya tambahan. Be­sar­nya 0,15 persen per kasus.

Namun untuk kasus  mobil yang menerjang banjir, lanjut­nya, walaupun  di polis sudah ter­tulis ada perlindungan banjir ti­dak bisa mengajukan klaim. Se­bab, ini sudah diatur dalam Po­lis Standar Asuransi Ken­daraan Bermotor Indonesia (PSAKBI).

“Kalau sudah melihat gena­ngan yang cukup tinggi, dan ti­dak yakin bisa lewat, lebih baik urungkan niat menerobos ban­jir. Tapi kalau nekat, dan tiba-tiba mogok, asuransi biasanya tak akan mengganti biaya keru­sakan,” kata Ernita.

Jadi yang di-cover asuransi, lanjut di, adalah kebanjiran yang sifatnya tak disengaja. “Mi­salnya asyik nonton berita banjir tapi tak sadar basement di kantornya menenggelamkan seluruh mobil yang parkir, ter­masuk mobilnya sendiri. Atau ditinggal tidur di rumah, ketika bangun tiba-tiba mobil sudah terendam banjir,” jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya