Perumahan mewah yang kebanjiran di antaranya Menteng, Jakarta Pusat dan Pluit, Jakarta Utara. Banjir yang menerjang kaÂwasan Menteng terjadi karena tanggul Banjir Kanal Barat jebol, KaÂmis pagi. Jebolnya tanggul yang terletak di Jalan LatuÂharÂhary, Menteng juga meÂnyeÂbabÂkan kaÂwasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) sempat terendam air.
Pengamatan Rakyat Merdeka Jumat lalu, warga yang tinggal di Jalan Teluk Betung, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat terlihat berupaya menyelamatkan beberapa mobil mewahnya dari banjir.
Tak lama setelah tanggul BanÂjir Kanal Barat jebol, kawasan yang tak jauh dari Bunderan HI itu digenangi air sampai keÂtingÂgian 60 centimeter. Sehari keÂmuÂdian, air surut hingga tinggal 20 centimenter. Saat itulah, warga mulai mengevakuasi kendaraan mewahnya.
Gerbang rumah mewah berÂlanÂtai dua terlihat terbuka. Mobil Rolls-Royce Phantom keluar dari gerbang rumah setinggi dua meÂter itu. Mobil buatan Inggris seÂharÂga Rp 10 miliar itu melaju peÂlan menerobos air yang masih mengÂgenangi jalan di depan rumah.
“Mobil mau dibawa ke bengkel untuk mengecek ada kerusakan atau tidak setelah terendam air,†kata Rojan, penjagar rumah.
Tak lama kemudian, truk derek mendekati rumah itu. Dari dalam rumah, mobil Audi A6 buatan diÂdorong lalu dinaikkan ke atas truk. “Mobil itu juga harus ke bengkel karena mesinnya mati seÂtelah terendam air kemarin (Kamis),†kata Rojan.
Di depan rumah tampak Toyota Avanza biru yang terendam air hingga separuh rodanya. “Mobil itu dibiarkan sama bos di situ sampai airnya surut,†kata pria berÂkulit gelap itu.
Rojan yang mengenakan kaos coklat ini menuturkan mobil-mobil itu baru bisa dipindahkan JuÂmat setelah banjir surut. Sehari sebelumnya rumah itu terkena banÂjir setinggi 60 centimeter. Mobil-mobil yang ada di rumah turut terendam air.
Ia menuturkan banjir masuk ke dalam rumah secara tiba-tiba dan terus naik sampai lebih sedengÂkul. “Baru tahun ini rumah ini terÂendam air. Tahun sebelumnya tiÂdak pernah,†ujar pria berÂpoÂtoÂngan rambut cepak itu.
“Bos saya kalau keluar rumah seringnya pakai Land Cruiser. Rolls-Royce hanya sesekali dipaÂkai bila ada acara penting saja. Mungkin karena sudah nasib jadi beÂlum sempat menyelamatkan ke tempat aman,†kata Rojan.
Menurut dia, majikannya maÂsih punya mobil mewah lainnya yakni Toyota Alphard. Namun moÂbil itu aman dari banjir karena disimpan di kantor.
Lantaran rumah terendam banÂjir, masih kata Rojan, majikannya memutuskan menginap di hotel. “Paling kalau banjirnya sudah suÂrut, bos baru pulang,†kata dia.
Selama ditinggal mengungsi, rumah ditunggui pembantu dan beberapa penjaga. “Bos juga suÂdah berpesan ke satpam komÂpleks untuk menjaga rumah seÂlaÂma ditinggal,†kata Rojan.
Saat banjir di kawasan MenÂteng surut, air yang menggenangi kaÂwasan Pluit justru makin tinggi. Di kawasan ini ada beÂberapa perumahan elite. Di anÂtaranya Pantai Mutiara, Regata dan Marina.
Hingga kemarin, kawasan itu masih terendam air. Bahkan ada yang mencapai dua meter. DiÂperÂkirakan ratusan mobil milik warÂga perumahan-perumahan elite itu tak sempat dipindahkan.
“BaÂnyak sekali mobil yang terjebak banjir. Masih digarasiÂnya,†ujarnya Akiong, salah seÂorang warga.
Menurut dia, hanya segelintir warga yang masih sempat meÂmindahkan mobilnya agar tak terÂkena banjir. “Mobil yang diÂevaÂkuasi nggak mesinnya. DiÂdoÂrong,†ujarnya.
Rumah Kebanjiran, Mengungsi Ke Hotel
BANJIR yang menggenangi perumahan elite memaksa para penghuninya mengungsi. Mereka memilih tinggal di hotel ketimÂbang di tempat-tempat pengungÂsian maupun menumpang di ruÂmah kerabat.
Warga Kelapa Gading terlihat memenuhi lobby beberapa hotel yang masih berada di kawasan itu. Mereka antre di depan meja resepsionis untuk mendaftar menginap.
Tarif terendam menginap di hoÂtel Rp 300 ribu per malam. MeÂnurut pihak hotel, jumlah hunian meningkat saat banjir merendam kawasan Kelapa Gading, Kamis pagi. Warga mulai berdatangan pada malam harinya.
Warga perumahan elite di Pluit, JaÂkarta Utara juga memilih meÂngungsi ke hotel. Hingga kemaÂrin, beberapa pemukiman elite di kawasan itu masih terendam air seÂtinggi dua meter.
“Banyak warÂga yang akhirnya tidur di hotel seÂkitar,†kata Akiong, salah seÂorang warga.
Tahta Yujang, lurah setempat juga mengakui banyak warganya yang tinggal di hotel ketimbang menempati lokasi-lokasi peÂngungÂsi yang sudah disediakan. “TerÂgantung mereka, tapi meÂmang banyak yang pindah seÂmenÂtara waktu ke hotel,†katanya.
Ratna, warga Kemayoran, JaÂkarta Pusat memutuskan meÂngungsi setelah banjir masuk ke rumahnya. “Baru kali ini banÂjirnya parah,†katanya.
Setelah memindahkan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi, Ratna dan keluarga memilih mengungsi ke Hotel IsÂtaÂna Bungur. Saat itu air di ruÂmahnya sudah sedengkul.
Tak ada hotel berbintang, hotel meÂlati pun jadi. Septian, warga KamÂpung Melayu, Jakarta TiÂmur meÂmutuskan mengungsi ke hotel yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Hotelnya kelas melati. Tapi tak jadi persoalan bagi Septian. Dari hotel ini, dia bisa memantau perÂkembangan banjir yang meÂngÂgenangi rumahnya.
Menurut dia, mengungsi ke hotel sudah dilakukannya sejak banjir 2007 lalu. Ia tak memilih tinggal di lokasi pengungsian karena dianggap tak nyaman.
Lain lagi alasan Epi Tessa meÂngungsi ke hotel. Warga Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur mengungsi ke hotel karena memiliki anak yang masih berÂusia 2 tahun.
Keluarganya meninggalkan rumah ketika air sudah masuk setinggi satu meter. Lalu meÂnginap di salah satu hotel di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur.
“Kasihan anak saya kalau (tinggal) di barak pengungsian,†katanya beralasan. Dengan tingÂgal di hotel, dia juga bisa lebih muÂdah mencari keperluan anaknya.
Hotel Ciputra memberikan harÂga promo bagi para pengungsi banjir. Hotel yang berada di GroÂgol, Jakarta Barat itu tak terÂkena banjir karena letaknya lebih tinggi. Padahal, kawasan seÂkitarnya hingÂga kemarin masih tergenang air.
Selain itu, pihak hotel juga menÂdahulu para korban banjir ketimÂbang tamu lainnya untuk bisa meÂnginap. Tarif mengiÂnapÂnya pun leÂbÂih rendah ketimbang hari normal.
Tingkat hunian di hotel ini pun meningkat. “Ada sekira peÂningÂkatan 40-50 persen untuk tamu yang menginap. Rata-rata mereka berasal dari warga daerah sini,†kata Christine Hartati, Executive Public Relations Hotel Ciputra.
Christine memastikan air dan makanan untuk para tamu hotel tersedia dalam jumlah yang cuÂkup.
Meraup Rezeki Dari Mobil Mogok
BANJIR yang melanda Jakarta menyebabkan banyak mobil mogok karena terjebak banjir. Sebagian orang memanfaatkan kesempatan ini untuk menÂduÂlang rupiah. Mereka meÂnaÂwarkan jasa untuk mendorong mobil yang mogok keluar dari kawasan banjir.
“Dorong mobil biasanya diÂkasih Rp 100 ribu,†kata seÂorang pendorong mobil mogok di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Ia mendorong mobil moÂgok bersama enam rekannya.
Sehari-hari dia menjadi tuÂkang parkir di Mall Grand InÂdonesia. Sebenarnya, dia dan rekan-rekannya tak mematok tarif untuk mendorong mobil mogok.
“Kalau ada yang kasih Rp 50 ribu juga nggak apa-apa,†kata pria berkepala plontos ini.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyediakan mobil derek untuk meminÂdahÂkan mogok yang terjebak banÂjir. Kepala Dishub DKI Udar Pristono mengatakan, mobil deÂrek yang dimiliki Dishub akan disebar di beberapa titik untuk menarik mobil mogok.
“Ada 31 unit mobil derek dan seÂkaÂrang dalam posisi siaga semua,†katanya.
Pihaknya juga telah menyiapÂkan strategi saat terjadi geÂnaÂngan, khususnya di jalan proÂtokol. Petugas akan disiapkan di setiap titik rawan genangan unÂtuk memantau jalan bisa diÂleÂwati atau tidak. Jika tidak bisa diÂlewati, kendaraan akan diÂalihÂkan ke jalan lain.
Selain melakukan pengalihan arus, pihaknya juga berkoorÂdinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan PeÂnangÂguÂlaÂngan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta untuk melakukan penyedotan genangan di seÂjumlah ruas jalan.
Kepala Suku Dinas PeÂrÂhuÂbuÂngan Jakarta Pusat, Sunardi SiÂnaga mengatakan pihaknya meÂnyiapkan empat mobil derek yang ditempatkan di dua lokasi.
Dua mobil ditempatkan di seÂkiÂtar kawasan Monas. Sisanya di sekitar perempatan Coca Cola, Cempaka Putih.
Asuransi Kebanjiran Klaim Mobil Mogok
Perusahaan asuransi keÂwaÂlahan meladeni permintaan evakuasi mobil-mobil yang moÂgok akibat terkena banjir.
Business Support Deputy DiÂvision Head Adira Insurance, Ernita Sari mengatakan, Kamis lalu menjadi hari puncak evaÂkuaÂsi mobil. Tercatat ada seÂbeÂlas mobil yang dievakuasi pihaknya.
“Pelanggan yang memerÂluÂkan bantuan evakuasi tersebut tersebar di berbagai penjuru JaÂkÂarta, mulai dari Bekasi, KuÂniÂngan, Thamrin, Pantai Mutiara, Green Garden dan berbagai daeÂÂrah lainnya,†katanya.
Menurut Ernita, Adira InsuÂrance melalui Adira Care (500456) siap beroperasi 24 jam untuk membantu maÂsyaÂrakat yang membutuhkan perÂtoÂlongan evakuasi mobilnya.
Dengan armad Autocillin Rescue yang didukung dengan sejumlah bengkel dan derek reÂkanan, mereka juga siap meÂngÂeÂvakuasi para konsumen.
Menurut Ernita, pihaknya juga sangat intensif memÂberiÂkan tips terbaik berkaitan deÂngan derasnya intensitas hujan yang terjadi di Indonesia. “Tips terseÂbut diberikan melalui sms dan media sosial twitter,†katanya.
Adira Insurance, lanjur dia, gencar menyarankan maÂsyaÂrakat agar untuk memindahkan mobilnya ke lokasi yang lebih tinggi saat banjir. Bagi mobil yang sudah telanjur terendam disaranak untuk mencabut kaÂbel sambungan ke aki. Ini untuk mencegah arus pendek. Setelah itu mobil sebaiknya segera diÂbawa ke bengkel.
Apakah mobil mogok karena terjebak banjir bisa mendapat klaim? Ernita menjelaskan seÂtiap perusahaan asuransi memÂpunyai paket yang berbeda-beda. Itu pun bergantung konÂdisi dan kebutuhan konsumen.
“Memang kesannya all risk itu jika diterjemahkan semua riÂsiko ditanggung. Tapi tidak beÂgitu. Makanya, di Autocillin diÂsebut komprehensif, bukan all risk,†katanya.
Ia menambahkan, paket asuÂransi komprehensif (all risk) meng-cover beberapa kejadian seperti kehilangan, keserempet, baret-baret, kecurian spion, hingÂga kerusakan akibat tabraÂkan di jalan. Selebihnya, seperti rusak karena huru-hara, saÂboÂtase, bencana alam, atau juga banjir, adalah perluasan dan diÂkenakan biaya tambahan. BeÂsarÂnya 0,15 persen per kasus.
Namun untuk kasus mobil yang menerjang banjir, lanjutÂnya, walaupun di polis sudah terÂtulis ada perlindungan banjir tiÂdak bisa mengajukan klaim. SeÂbab, ini sudah diatur dalam PoÂlis Standar Asuransi KenÂdaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI).
“Kalau sudah melihat genaÂngan yang cukup tinggi, dan tiÂdak yakin bisa lewat, lebih baik urungkan niat menerobos banÂjir. Tapi kalau nekat, dan tiba-tiba mogok, asuransi biasanya tak akan mengganti biaya keruÂsakan,†kata Ernita.
Jadi yang di-cover asuransi, lanjut di, adalah kebanjiran yang sifatnya tak disengaja. “MiÂsalnya asyik nonton berita banjir tapi tak sadar basement di kantornya menenggelamkan seluruh mobil yang parkir, terÂmasuk mobilnya sendiri. Atau ditinggal tidur di rumah, ketika bangun tiba-tiba mobil sudah terendam banjir,†jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Minggu, 29 September 2024 | 23:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58
UPDATE
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22