BRA Mooryati Soedibyo
BRA Mooryati Soedibyo
Kaum hawa banyak terkendala di internal partai politik maupun stigÂma gender di masyarakat, seÂhingga gagal menjadi caleg. KaÂlaupun maju, tidak terpilih dalam pemilu.
Makanya, bekas Wakil Ketua MPR, BRA Mooryati Soedibyo berÂÂÂÂharap partisipasi perempuan diÂÂtingÂkatÂkan dalam Pemilu LeÂgislatif 2014.
“Partai-partai kurang perhatian dan memahami potensi peremÂpuÂan di internal mereka. Inilah yang perlu dibina,†ucap Think Tank World Entrepreneurship Forum (WEF) ini kepada Rakyat Merdeka.
Berikut kutipan selengkapnya;
Seperti 2004 dan 2009, peÂremÂpuan diprediksi tetap meÂnemui kesulitan dalam Pileg 2014, tanggapan Anda?
Masalahnya kurang lebih saÂma. Kurangnya kaderisasi, pendiÂdikan politik untuk perempuan di internal partai, penempatan noÂmor urut besar dan kurangnya peÂlibatan perempuan di posisi straÂtegis partai.
Kondisi ini diperparah budaya patriarki serta stereotip bahwa peÂremÂpuan tidak punya kapasitas untuk memimpin. Hanya bisa mengurusi soal domestik. Saya berÂharap ada perubahan riil dan seÂrius di Pemilu 2014 nanti.
Apa parpol kurang serius meÂlakukan kaderisasi dan penÂdidikan politik terhadap peÂrempuan?
Kesalahan terbesar ada di parÂpol. Mestinya, parpol-parpol meÂlakukan kaderisasi secara berÂjenjang dan terus menerus meÂlibatkan perempuan dalam pemÂbinaan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat sesuai misi partai.
Perlu diubah image bahwa duÂnia politik itu keras, kotor, sulit diÂjangkau perempuan atau cenÂderung maskulin. Parpol tidak biÂsa tiba-tiba mengajak perempuan terÂlibat dalam kepengurusan seÂmaÂta karena syarat 30 persen keÂterwakilan perempuan.
Namun harus juga datang dari perjuangan dan tekad perempuan itu sendiri.
Apa perempuan minimal 30 perÂsen di parlemen bisa tercaÂpai?
Saya kira tidak akan tercapai. Jumlah keanggotaan perempuan rata-rata hanya 15 persen. Yang jeÂlas, semua sudah diatur dan waÂÂjib hukumnya menurut UnÂdang-Undang tentang Parpol dan PeÂmilu. Jika tak bisa dipenuhi, parÂpol harus menjelaskannya kepada publik yang difasilitasi KPU.
Nantinya, masyarakat bisa memÂberikan sanksi sosial kepada parpol yang terbukti tidak berÂkomitmen dalam mengakomodir keterwaÂkilan perempuan di parÂlemen.
Menurut survei, keterwaÂkiÂlan perempuan 30 persen hanya ada saat penetapan dafÂtar calon seÂmentara, apa saran AnÂda agar peÂrempuan bisa meÂnang daÂlam barÂgaining politik?
Dimulai dari pembenahan diri mulai hari ini. Selanjutnya meÂnonÂjolkan kisah hidup, tidak caÂcat dalam kehidupan, beragama, jelas sikapnya serta punya pengaÂruh dalam kehidupan sosial dan prestasi dalam kariernya. SeÂnanÂtiasa diyakinkan, lebih banyak perempuan di lembaga penentu kebijakan akan proporsional deÂngan banyaknya jumlah peremÂpuan di Indonesia.
Anda bisa menjamin kondisi bangsa bisa lebih baik jika partisipasi perempuan ditingÂkatÂkan?
Sekjen PBB Ban Ki-Moon paÂda Oktober 2012 menegaskan, pemberdayaan wanita muda adaÂlah kunci memajukan pemÂbaÂnguÂnan di seluruh dunia. Dari berÂtani, berbisnis, memimpin peÂmeÂrintaÂhan hingga pasukan berÂsenÂjata, berulang kali perempÂuan ungÂgul di berbagai bidang dan berÂkontriÂbusi positif bagi negaÂranya.
Target pengentasan kemiskiÂnan yang dikenal sebagai MDG’s (TuÂjuan Pembangunan MilleÂniÂum) tiÂdak akan tercapai tanpa memÂperÂjuangkan dan mengatasi keÂbuÂtuhan serta hak-hak peÂrempuan.
Makin banyak artis ikut nyaÂleg, komentar Anda?
Sah saja dan tidak perlu diÂpermasalahkan. Artis tetap warga negara yang memiliki hak berÂpolitik baik memilih dan dipilih. Demi popularitas, artis dan parpol saÂling memanfaatkan. Tapi jaÂngan khawatir, saat ini masyaÂraÂkat semakin cerdas berpolitik.
Apa yang harus dilakukan paÂra artis untuk meyakinkan paÂra pemilih?
Perlu memperbanyak pengetaÂhuan tentang dunia serta isu poliÂtik dan sosial kemasyarakatan di InÂdonesia. Soal serius atau tidakÂnya artis berpolitik, itu terganÂtung haÂti dan tekad masing-maÂsing. BiarÂkan masyarakat yang menilai.
Anda mendukung Jokowi saat Pilkada DKI Jakarta, baÂgaiÂmana kalau nanti Jokowi menÂÂjadi capres?
Menjadi capres adalah amanah yang diterima seseorang. Saya dan Pak Jokowi hanya sebatas kenal, ketemu beÂliau wakÂÂtu masih menÂjabat Wali kota, memperjuangkan pelestaÂrian dan penguatan keÂpemimÂpiÂnan KeraÂton yang sudah sesuai deÂngan UnÂdang-Undang Cagar Budaya. SamÂpai sekarang hal itu diterusÂkan dan diusahakan oleh waÂlikota yang baru. Saya juga sering ada unÂdaÂngan dan upacara nasional di Solo.
Adakah niat Anda menjadi caÂpres atau cawapres?
Yang benar saja. Umur saya suÂdah usia lanjut, he-he-he (85 taÂhun). Mana bisa jadi capres atau caÂwaÂpres. Saya punya cara senÂdiri terus mengabdi kepada bangsa. Tiap hari, saya masih diÂminta sebagai think tank, memÂbanÂtu memenuhi kegiatan lemÂbaga penÂdidikan dan forum ekoÂnomi mandiri (entrepreneurship). Saya dianggap dapat membagi pengaÂlaman dan inspirasi serta semangat bagi kaum muda untuk mandiri dan maju. Tak terhitung jumlahnya, he-he-he. Tapi sekaÂrang saya lebih tertarik pada poliÂtical social dan business entreÂpreÂneur, he-he-he, karena sudah meÂlakukan suksesi pada penerus dan geÂnerasi muda.
Kapan Anda berhenti beÂkerja?
Tantangan generasi zaman seÂkarang lebih besar dibanding zaÂman saya. Generasi lama, yang suÂdah pensiun, tidak mau ketingÂgaÂlan zaÂman. Justru mereka banyak pengaÂlaman yang bisa berbagi pengeÂtahuan. Belajar perkemÂbaÂngan baru, long life learÂning lebih bagus dan menaÂrik. Kalau tidak tetap aktif mengÂajar dan melakuÂkan kegiatan lain, bisa cepat tua dan pikun.
Tips Anda kepada para peÂremÂpuan agar sukses seperti Anda?
Semua keberhasilan itu diÂmulai dari nol. Saya juga memuÂlainya dari awal. Yang penting punya mindset tekad untuk tetap sehat dan bermanfaat. Apalagi wanita Indonesia masa kini harus lebih maju dan berperan lebih baik. Jangan sampai ketinggalan zaÂman yang berubah cepat. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59