Berita

ilustrasi, banjir

On The Spot

Dibaringkan Di Tempat Tidur Lipat, Diterangi Lilin

Korban Banjir Meninggal, Disemayamkan Di Kelurahan
KAMIS, 17 JANUARI 2013 | 09:10 WIB

Banjir yang melanda Jakarta kembali memakan korban. Mak Inah binti Lilin, warga Kampung Melayu, Jakarta Timur meninggal. Diduga akibat kedinginan.

Kantor Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur mendadak ramai, Rabu pagi (16/1). Puluhan orang berkerumun di tengah ruangan. Di situ disemayamkan jenazah Mak Inah.

“Jenazah sudah disemayamkan di sini sejak jam 9 malam (Se­lasa),” kata Bambang Pangestu, Lurah Kampung Melayu.

Jenazah perempuan yang wafat di usia 82 tahun itu di­se­ma­yam­kan di kantor kelurahan. Sebab, ru­mahnya di RT 06 RW 08, Tanah Rendah, Kampung Melayu, Ja­karta Timur terendam banjir. Ke­tinggian air mencapai tiga meter.

Proses persemayaman ber­lang­sung darurat. Jenazah di­ba­ring­kan di atas tempat tidur lipat dan ditutupi kain jarik. Lantaran ali­ran listrik di kelurahan padam, pe­nerangan ruangan meng­gu­na­kan beberapa lilin. Malam se­be­lumnya, penerangan meng­gu­na­kan lampu minyak.

Setelah 12 jam disemayamkan, pu­luhan warga mengantarkan ja­sad Mak Inah ke TPU Kober, Rawa Bunga, Jakarta Timur un­tuk dimakamkan.

Sebelum jenazah dibawa ke pe­makaman, warga yang me­ngungsi di kelurahan mema­n­jat­kan doa bersama untuk al­mar­hu­mah. Agus, anak Mak Inah pasrah atas kematian ibunya di tengah banjir. “Itu sudah suratan takdir Illahi,” katanya.

Agus menuturnya, ibunya me­ninggal dunia ketika air sudah mem­banjiri rumah setinggi 40 sen­timeter. Saat air masuk rumah, Mak Inah terbaring sakit. Lantai di bawah ranjangnya sudah di­ge­nangi air. “Sakit juga. Kedinginan juga,” kata Agus menyebutkan pe­nyebab kematian ibunya.

“Rumah kan banjir, karena ke­ba­njiran makanya (jenazah) di­bawa ke sini (tempat pe­ngung­sian). Apalagi rumah pas pinggir kali,” katanya.

Bambang mendapat kete­ra­ngan dari pihak keluarga bahwa Mak Inah meninggal ketika hen­dak diungsikan.

“Pas semua su­dah disiapkan, ba­rang-barang dibereskan. Saat hen­dak dibawa keluarga (me­ngungsi), Mak Inah sudah kaku. Sudah meninggal,” katanya.

Banjir kali juga menelan kor­ban remaja berusia 13 tahun. Angga, warga Tanjung Duren Uta­ra, Jakarta Barat meninggal ka­rena terseret arus Kali Sek­re­taris yang meluap, Selasa malam.

Belum lama, seorang korban banjir meninggal di tempat pe­ngungsian. M Sholeh, 70 tahun, warga Kampung Melayu, Jakarta Ti­mur meninggal di basement Rumah Sakit Hermina, yang di­jadikan tempat pe­ngung­sian. Di­duga, korban meninggal karena kedinginan.

Kantor Kelurahan Kampung Me­layu menjadi salah satu tem­pat pengungsian korban banjir. Kantor berlantai dua itu disesaki ratusan pengungsi.

Lantai satu digunakan untuk menyimpan logistik kebutuhan pengungsi. Lantai di atas dipakai untuk tempat pengungsian. Rua­ngan aula di lantai atas dilapisi terpal dan karpet kain tipis. Di sinilah tempat para pengungsi beristirahat.

Pengamatan Rakyat Merdeka, pakaian basah dan kotor dijemur di dinding teras di lantai dua. Sebab di dalam sudah tak ada lagi tempat menjemur pakaian.

Menurut Bambang, warga di Kelurahan Kampung Melayu yang mengungsi lebih dari 2 ribu orang. Mereka tersebar di 16 lo­kasi pengungsian.

Warga yang mengungsi di kantor kelurahan berjumlah 100 orang. “Kalau dikumpulkan menjadi satu di kantor kelurahan tidak cukup karena jumlah warga yang mengungsi sebanyak 2 ribu orang lebih,” katanya.

Bambang mengatakan 74 RT di delapan RW di Kelurahan Kam­pung Melayu terkena banjir. “Pa­ling rendah 30 cm dan paling da­lam 4 meter, terutama yang ru­mah­nya di pinggir sungai,” katanya.

Sebelum banjir datang, Bam­bang mengaku sudah me­m­pe­ringatkan warga melalui pengeras suara agar segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Namun sebagian warga tetap ber­tahan, tak mau mengungsi. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa bila warga memilih tetap ber­ta­han di rumahnya. Itu hak mereka. Tapi, bila sewaktu-waktu mereka meminta bantuan evakuasi kami siap membantunya kapan saja,” kata pria berkaca mata ini.

Bambang mengatakan obat-obatan untuk pengungsi, sudah mencukupi. Namun untuk ma­kanan dan minuman masih ku­rang. Juga susu untuk bayi dan balita. “Bila ada warga yang ingin memberi bantuan kepada korban banjir kami siap menerimanya, kapan saja,” katanya.

Bambang belum bisa me­mas­tikan sampai kapan kantor ke­lu­rahan ini menjadi tempat pe­ngungsian. Sebab banjir masih menggenangi rumah-rumah war­ga. Hujan juga masih terus turun se­hingga Kali Ciliwung bisa sewaktu-waktu meluap.

Banjir Belum Teratasi, Perbanyak Sumur Resapan

Anggarannya Rp 250 Miliar

Kawasan yang kerap dilanda banjir sudah dipetakan. Gubernur DKI Jakara Joko Widodo me­nar­getkan bisa mengurangi delapan hingga 12 titik banjir per tahun.

Menurut Jokowi, kawasan yang rawan banjir itu berada di dekat sungai. Untuk mengurangi ka­wasan rawan banjir itu pi­hak­nya akan melakukan normalisasi beberapa sungai.

Untuk tahap awal, kata dia, normalisasi akan dilakukan di sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Penggerukan dan pe­le­baran sungai-sungai itu di­ha­rap­kan bisa mengurangi kawasan banjir. “Kami ingin setahun bisa mengurangi 8-12 titik banjir,” katanya.

“Kami belum bisa bergerak sekarang buat pengerukan karena masih banjir. Mau ngeruk sungai gimana?” lanjutnya.

Normalisasi ini juga masih ter­kendala pembebasan lahan. Se­panjang 2012, Pemerintah Pro­pinsi DKI telah mengeluarkan dana sebesar Rp 450 miliar untuk pembebasan lahan.

Selain normalisasi, pe­ngu­ra­ngan titik banjir juga dilakukan de­ngan memperbanyak sumur-sumur resapan. Ini berfungsi untuk me­nyerap air ketika hujan turun.

Rencananya, tahun ini Pem­prop DKI akan membuat se­ba­nyak 10 ribu sumur resapan yang tersebar di lima wilayah kota.

Menurut Jokowi, pihaknya telah mengajukan dana sebesar Rp 250 miliar untuk pembuatan su­mur resapan. “APBD kan be­lum diketok oleh dewan,” katanya.

Untuk mengatasi banjir dalam jangka pendek, Pemprop DKI akan mengoptimalisasikan fungsi pompa air yang tersebar di Ja­karta. Juga mengerahkan pompa air mo­bile untuk mengurangi genangan.

Jumlah pompa yang siap ber­operasi di Jakarta mencapai 344 unit yang tersebar di 120 lokasi ra­wan banjir. Total kapasitasnya 356,95 meter kubik per detik.

Jokowi memastikan bahwa pe­nanganan terhadap korban banjir telah siap dilakukan. Ia bahkan melakukan pengecekan langsung ke beberapa lokasi.

“Tindakan la­pangan seperti itu sudah kami siapkan untuk me­ngatasi banjir. Tetapi memang per­lu jangka menengah dan jang­ka panjang untuk mengatasi ban­jir Jakarta,” katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama me­ngatakan belum bisa menghindari ribuan warga ibu kota dari an­caman banjir.

Namun dia memastikan bahwa para warga yang jadi korban ban­jir dan para pengungsi akan di­ja­min kebutuhan hidupnya.

“Kita amankan soal makanan dan segala macam. Termasuk soal kesehatan. Kita memang be­lum bisa melakukan apa-apa se­lain pengamanan itu,” katanya.

Basuki mengatakan usai mu­sim penghujan Pemprop DKI akan melakukan pembenahan sis­tem pengairan. Juga m­e­la­ku­kan upaya antisipasi. Yakni dengan me­masang radar hujan yang me­rupakan hasil kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Tek­nologi (BPPT).

“Sudah secara prinsip dipasang untuk mengurangi curah hujan, kita takut kiriman curah hujan tinggi Jakarta, yang kita paling kuatir kan itu,” katanya.

Menurutnya, pemasangan radar tersebut rencananya bulan Oktober. Saat itu merupakan awal musim hujan.

Sistem antisipasi juga akan diintegrasikan dengan pembagian tanggung jawab sejumlah dinas. Dinas Kebersihan, misalnya, me­nangani kebersihan dan pe­nge­lo­laan sampah.

“Itu sudah pernah diuji­coba­kan waktu PON (Pekan Olah Raga Nasional) di Palembang. Ya pada prinsipnya saya sudah se­tuju. Ka­rena curah hujan ter­jadi di Jakarta tahu sendiri kan? Selokan-se­lo­kan semua penuh. Pa­ling bisa tera­sa efektif Okto­ber,” katanya.

8 Ribu Orang Mengungsi

Kepala Bidang Informatika Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) DKI Ja­karta, Bambang Suryaputra mengatakan, kawasan yang paling parah tergenang terkena banjir yakni di Kelurahan Kam­pung Melayu, Jakarta Timur. Ke­tinggian air di kawasan ini mencapai tiga meter.

Hasil pendataan, banjir me­landa 50 kelurahan di seluruh Jakarta. Pihaknya juga mendata jumlah pengungsi banjir.

Bambang mengungkapkan, jumlah pengungsi terbanyak ada di Kelurahan Bidaracina, Jakarta Timur. Jumlahnya 2.400 pengungsi.

Disusul kemudian Kelurahan Kampung Melayu (Jaktim) se­ba­nyak 2.257 pengungsi, Ke­lu­rahan Rawa Buaya (Jakbar) 2.202 pengungsi dan Kelurahan Bukit Duri (Jaksel) dengan 1.151 pengungsi. Jumlah pe­ngung­si keseluruhan 8.010 orang.

Secara keseluruhan, kata Bambang, warga yang ter­dam­pak banjir kali ini mencapai 60.723 jiwa yang berasal dari 349 RT, 138 RW, dan 19.358 ke­pala keluarga (KK).

Ia mengatakan, bantuan ke­pada para pengungsi lang­sung didistribusikan melalui lurah dan camat. Selain itu, Dinas So­sial DKI Jakarta juga langsung mendirikan dapur umum serta menyuplai makanan untuk para pengungsi.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Ja­karta, Dien Emmawati me­ngatakan, pihaknya telah me­n­dirikan 30 posko kesehatan yang tersebar di lima wilayah.

Bahkan di wilayah yang ter­dapat pengungsi, posko ke­se­hatan siaga 24 jam. Sedangkan yang tidak ada pengungsi, pos­ko kesehatan hanya siaga hi­ng­ga pukul 8 malam.

“Posko ke­se­hatan sudah kita dirikan sejak kemarin (Selasa),” katanya. Di masing-masing pos­­ko, kata Dien, terdapat empat tenaga medis.  Sejauh ini, dela­pan pasien korban banjir telah dirujuk ke rumah sakit karena terserang berbagai penyakit.

Di Jakarta Timur, tiga pasien yang mengeluh sakit asma dan jantung dirujuk ke RSUD Budi Asih. Kemudian di Jakarta Selatan tiga orang dirujuk ke RS Fatmawati. “Paling banyak ke­luhan warga yakni asma, hi­per­tensi, diare, batuk, pilek, dan ga­tal-gatal,” katanya.

Menurut Dien, semua pasien itu diupayakan bisa dirawat di posko. Tetapi bila parah, pasien di­rujuk ke rumah sakit. Kor­ban ban­jir yang menderita sakit tak di­pungut biaya untuk ber­obat di pos­ko kesehatan ma­u­pun rumah sakit.

“Kalau parah langsung kami rujuk ke rumah sakit. Ambulans kami upayakan standby juga. Se­mua biayanya gratis bagi kor­ban banjir. Baik di posko ke­se­hatan maupun rumah sakit,” katanya.

Polisi Amankan Rumah Warga Tak Berpenghuni

Kepolisian Daerah Metro­po­litan Jakarta Raya me­nyi­a­ga­kan sejumlah personel dan pe­ra­latan evakuasi untuk mem­bantu warga yang terjebak banjir.

“Anggota disiagakan di Pol­res sebanyak satu peleton dan Polda Metro Jaya sekitar tiga pe­leton,” kata Kepala Bidang Humas Pol­da Metro Jaya, Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, Polda Metro Jaya mengerahkan per­sonel dari Sabhara, Lalu Lintas dan Brimob. Personel polisi akan membantu proses eva­kuasi dan menjaga rumah war­ga yang ditinggalkan pe­ng­hu­ni­nya karena mengungsi ke lo­kasi penampungan.

Polda Metro Jaya juga mem­bentuk Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan banjir dengan masa kerja tiga hari. Satgas ini di­bentuk di setiap Polres. Jum­lah­nya satu peleton atau 25 orang.

Polda Metro Jaya menge­rah­kan enam perahu karet dan 14 rakit buatan untuk meng­eva­kuasi warga yang terjebak banjir.

Perahu karet disiagakan satu regu kepolisian. Tiap-tiap regu terdiri dari 11 personel. Regu-regu siaga ini berjaga serta men­­jalankan tugasnya masing-ma­sing di setiap posko siaga.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya juga menurunkan dua kompi petugas guna me­ngatur lalu lintas di sekitar ruas jalan yang tergenang air.

“Kita lakukan pengalihan arus yang diprediksi akan ter­jadi kepadatan kendaraan,” kata Wakil Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Be­sar Polisi Wahyono.

Kepala Biro Penerangan Ma­syarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar mengatakan, kepolisian sudah mengambil sejumlah lang­kah mengantipasi kema­ce­tan di Jakarta akibat sejumlah wi­layah terendam banjir.

“Banjir itu faktor alam yang harus kita atasi, setiap petugas lantas akan berjaga untuk me­ngurai kemacetan. Kalau Polri kaitannya lebih pada sarana dan prasarana jalan,” katanya.

Boy mengatakan, Polri juga secara umum terus mencari so­lusi kemacetan di Jakarta yang sudah sangat mengkhawatirkan.

“Kita telah menjalin ker­ja­sama dengan Dinas Per­hu­bu­ngan dengan melakukan pe­r­ba­nyakan sarana dan prasarana penunjang,” katanya.

“Di Jakarta ini ada 600 titik ra­wan kemacetan, hanya akan berkurang pada pukul 12 malam hingga pukul 4 pagi,” katanya.

Kemacetan di Jakarta, me­nurut Boy, perlu di atasi dengan cara konkret.

Sebab perbandingan jumlah jalan dan kendaraan sudah tidak seimbang. “Kita mengarah pada perbaikan total transportasi pub­­lik. MRT, dan ruas jalan tol. Ruas jalan bertambah bisa men­cairkan konflik-konflik arus di perempatan,” tutupnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya