Din Syamsuddin
Din Syamsuddin
“Runtuhnya kedaulatan negara telah menyebabkan runtuhnya harÂkat, derajat, dan martabat bangÂÂsa,’’ kata Ketua Umum PP MuÂhammadiyah Din SyamÂsudÂdin kepada Rakyat Merdeka, di JaÂkarta, kemarin.
Din Syamsuddin beserta 41 toÂkoh nasional, baik lintas agama, profesi, suku dan justifikasi aliran politik itu berupaya menegakkan keÂdaulatan rakyat.
Berikut kutipan selengkapnya:
Bagaimana Anda melihat sembilan tahun kepemimpinan SBY?
Dari sisi ekonomi memang ada kekurangan. Tapi saya tidak mau menanggapinya secara dalam. Yang ingin saya soroti adaÂlah proses selama ini yang salah, berÂtentangan sistem bangsa, yakÂni Pancasila dan UUD 1945.
Apa tujuan gerakan ini?
Gerakan ini tujuannya mulia, yaitu keinginan kita sebagai bangÂÂÂsa yang berdaulat dan berÂmartabat tegak. Sebab, kami meÂlihat kedaulatan negara telah goyah, bahkan runtuh dari segi politik hukum dan ekonomi.
Gerakan ini mengkritisi keÂbiÂjakan pemerintah?
Arahnya secara tidak langsung ke situ. Tapi kami fokuskan daÂlam kebijakan ekonomi yang beÂlum mandiri. Saya tidak mau tuÂding siapapun, tapi nyatanya orientasi ekonomi kita, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam masih dikuasai asing.
Pokoknya kami lihat adanya keÂkurangan (dari kerja pemeÂrinÂtah) dalam menjalankan amanat UUD 1945, baik pembukaan mauÂpun batang tubuhnya. Ini jelas bertentangan dengan konÂstitusi negara kita.
Seharusnya bagaimana?
Sumber daya alam seharusnya dikuasai negara dan diperÂguÂnakan sepenuhnya demi kemakÂmurÂan rakyat. Tapi nyatanya, kita bisa lihat sendiri. Ini jelas bukan kesalahan pemerintah semata. Tapi juga ada oknum yang berÂmain dalam menjual setiap kekaÂyaan alam kita kepada pihak lain.
Apa buktinya kekayaan alam telah dijual kepada keÂpenÂtingan asing?
Seandainya cadangan terbukti dari gas, batubara dan gas. Maka ada ribuan triliun rupiah yang kita bisa kelola. Hasilnya bisa buat baÂngun kesejahteraan rakyat, membayar utang negara berikut bunganya, serta membangun inÂfrastruktur dan membuka lapÂangÂan kerja seluas-luasnya. Intinya kan rakyat bisa hidup makmur, adil dan sejahtera. Itu bersumber dari hasil kekayaan alam kita senÂdiri. Jadi tak perlu ditopang dari dana pihak asing.
Apa pemerintah bisa meneÂrima setiap konsep yang ditaÂwarkan GMKN?
Kami siap dengan segala konÂsekuensi apapn. Kalau mereka menuntut, mereka salah paham. PeÂmerintah baik sebagai personal maupun sebagai lembaga harus siap dengan konsep yang kami taÂwarkan.
Kami siap bicara asal ada kesepatakan. Mereka juga harus ambil tindakan membentuk UnÂdang-Undang Migas yang baru.
Apa di luar kebijakan ekoÂnomi, pemerintah tidak diÂkritisi?
Ekonomi jadi landasan krusial bagaimana bangsa ini dibangun, berdiri dan berkembang. Tapi unsur lain juga penting. Pasalnya kalau menuntut kedaulatan atas dasar kemakmuran harus dilihat sistem ekonomimya.
Ekonomi yang baik itu kan harus berkeadilan sosial, karena UUD 1945 menutut pemerintah harus jalankan sistem demokrasi ekoÂnomi. Bukan buka peluang selebar-lebarnya demi keÂpentingan luar.
Kami siap dengan segala konÂsekuensi apapn. Kalau mereka menuntut, mereka salah paham. PeÂmerintah baik sebagai personal maupun sebagai lembaga harus siap dengan konsep yang kami taÂwarkan.
Kami siap bicara asal ada kesepatakan. Mereka juga harus ambil tindakan membentuk UnÂdang-Undang Migas yang baru.
Apa di luar kebijakan ekoÂnomi, pemerintah tidak diÂkritisi?
Ekonomi jadi landasan krusial bagaimana bangsa ini dibangun, berdiri dan berkembang. Tapi unsur lain juga penting. Pasalnya kalau menuntut kedaulatan atas dasar kemakmuran harus dilihat sistem ekonomimya.
Ekonomi yang baik itu kan harus berkeadilan sosial, karena UUD 1945 menutut pemerintah harus jalankan sistem demokrasi ekoÂnomi. Bukan buka peluang selebar-lebarnya demi keÂpentingan luar.
Selama ini apa kesalahan peÂmerintah dalam menÂjalankan keÂdaulatan negara?
Pemerintah sering buat kontrak kerja sama dengan pihak asing. Itu fatal. Kalau ada perselisihan dalam perjanjian kontrak, maka sangat riskan diadukan kepada Mahkamah Internasional. PemeÂrintah bisa kalah.
Bagaimana caranya agar pemerintah tidak memanjakan pihak asing?
Kaji lagi semua bakal perÂjanÂjian dan kontrak kerja yang telah disepakati dengan pihak asing. Pemerintah bisa kaji ulang perÂjanjian perjanjian itu.
Kita bisa bentuk Perppu baru atau bentuk undang-udang baru. SeÂkarang ini keadaannya sami maÂwon, di depan rakyat katanya pro. Tapi di belakang mereka memÂbela kepentingan-kepenÂtingan tertentu. Pemerintah dan DPR harus buat undang-undang yang berpihak kepada rakyat.
Apa harapan Anda?
Kami mengetuk hati pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif agar membuat Undang-undang tidak bertentangan dengan konÂstitusi kita. Jangan ada lagi UnÂdang-undang merusak kedauÂlatÂan negara. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45
Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37
Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42
Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32
Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59