Berita

Jusuf Kalla

Wawancara

WAWANCARA

Jusuf Kalla: Idealnya, Menangkan Dulu Pileg Baru Aburizal Dapat Tiket Capres

SENIN, 07 JANUARI 2013 | 09:21 WIB

Jusuf Kalla merasa heran mengapa dipersoalkan saran Akbar Tandjung mengenai elektabilitas Aburizal Bakrie sebagai capres.

“Saya kira wajar kalau Pak Ak­bar Tandjung sebagai Ketua De­wan Pertimbangan (Watim) Par­tai Golkar memberikan pertim­bangan, saran dan kritik mem­ba­ngun,”kata bekas Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Walau begitu, lanjut bekas Wa­pres itu, pertimbangan, saran, dan kritik membangun tersebut di­sampaikan di internal saja.

“Sebaiknya disampaikan seca­ra tertutup di internal partai saja,’’ katanya.

Berikut kutipan selengkapnya;


Di era Anda dulu ba­gai­mana, apa diper­soalkan saran dari Watim?

Dulu banyak ma­­sukan dan sa­ran dari Watim. Sa­ya senang ka­rena pertim­ba­ngan dan kritik membangun itu sa­ngat dibu­tuh­kan agar DPP tidak salah arah. Ini menjadikan saya lebih optimal be­kerja.


Akbar bilang kalau Golkar ka­lah dalam Pileg, Aburizal Ba­­krie dievaluasi menjadi capres, ini bagaimana?

Idealnya memang seperti itu. Kalau Partai Golkar mau menda­patkan tiket pencapresan buat Pak Aburizal Bakrie memang harus menangkan pemilu legis­latif dulu.

Kalau kalah Pileg, belum tentu Golkar memenuhi syarat penga­juan capres. Jadi idealnya, me­nangkan dulu Pileg baru Aburizal mendapat tiket capres.


Apa masih mungkin Anda menjadi capres Partai Golkar?

Kalau penentuan capres tentu ada mekanismenya. Nantilah itu.

 

Apa solusi meredakan gon­jang-ganjing ini?

Hentikan saling hujat dan ke­cam, itu tidak baik. Selesaikan ma­salah  di internal dengan du­duk bersama.


Bagaimana pengalaman an­da menghadapi masalah?

Saat saya memimpin  Partai Gol­kar,  Ketua Watim-nya Pak Sur­ya Paloh. Kadang-kadang kami suka berdiskusi hangat dan berdebat hebat. Tapi itu hanya terjadi di internal saja. Tidak sampai dipublikasikan.


Sebenarnya apa tujuan  Ak­bar Tandjung?

  Kalau saya lihat tujuan Pak Akbar itu baik. Beliau ingin agar par­tai ini  besar dan menang  Pi­leg 2014. Kalau menang tentu akan membawa pimpinan partai dalam Pilpres 2014.

Saya yakin kalau ini selesai, ka­der Golkar akan bersatu un­tuk menangkan Pemilu 2014. Se­mua harus ikut sukseskan ka­rena itu kan kepentingan banyak orang.


Sebenarnya apa tujuan  Ak­bar Tandjung?

  Kalau saya lihat tujuan Pak Akbar itu baik. Beliau ingin agar par­tai ini  besar dan menang  Pi­leg 2014. Kalau menang tentu akan membawa pimpinan partai dalam Pilpres 2014.

Saya yakin kalau ini selesai, ka­der Golkar akan bersatu un­tuk menangkan Pemilu 2014. Se­mua harus ikut sukseskan ka­rena itu kan kepentingan banyak orang.


Apa ada miskomunikasi di antara mereka?

Saya tidak tahu itu. Saya bu­kan pengurus DPP lagi. Tapi se­tahu saya mereka selalu ber­temu kok.

Menurut saya yang paling pen­ting DPP menyadari bahwa tugas Watim memang memberikan pertimbangan, saran dan kritikan membangun.


Ada yang minta Akbar di­pecat saja, menurut Anda ba­gaimana?

Saya rasa tidak  sampai seperti itu juga. Karena Pak Akbar Tan­djung kan hanya menjalankan tu­gasnya dalam memberikan per­tim­bangan.


Dengan terus  gonjang-gan­jing, apa Partai Golkar bisa me­nang Pemilu 2014?

Kenapa tidak. Saya melihatnya Golkar cukup baik kok. Apalagi  kalau ada partai  turun suaranya, tentu ada partai yang naik suara­nya. Itu rumus sederhananya.

    Kalau nanti Partai Demokrat suaranya turun, maka pasti ada yang naik. Tapi partai mana  itu, kita lihat saja nanti.


Menurut Anda partai mana?

Kalau benar suara Partai De­mokrat turun, saya yakin  banyak yang lari ke Partai Golkar. Sebab, ada kesamaan ideologi. Apalagi Golkar sedang dalam posisi yang baik dan prima untuk menang.


Kenapa Anda bilang begitu?

Pemerintahan berjalan  bagus dan baik maka otomatis Partai De­mokrat dalam Pemilu 2009 mengalami kenaikan. Partai Gol­kar turun. Nanti keadaan itu bisa sebaliknya, yakni Demokrat tu­run dan Golkar naik. [Harian Rakyat Merdeka] 


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya