Karena bukan jam besuk, pria berkacamata ini hanya bisa berÂdiri di depan intensive care unit (ICU) yang posisinya berada perÂsis depan tangga. Bersama dua pria teman kantornya, Kurnianto menÂdekat ke arah dinding ruangan.
Tangan kanan Kurnianto lantas menunjuk kertas yang sudah dilaminating di dinding ruangan bagian tengah. Kertas itu berisi denah lokasi di ruang ICU Wijaya Kusuma.
“Anak saya di rawat di sini. Syuting sinetron itu di sini. MeÂmang beda ruangan. Tapi ini maÂsih masuk ruangan ICU,†jeÂlasnya pada kedua temannya sambil terus menunjuk denah ruangan ICU.
Sekitar setengah jam KuÂrÂnianÂto menerangkan kronologis terÂmasuk posisi ruangan yang ada di ICU kepada temannya berbeÂkal denah di dinding. Usai menÂjelaskan, pria berkulit gelap ini mengajak temannya untuk turun.’
“Mau ke ruang Humas dulu. SeÂkalian ada perlu untuk meÂnguÂrus administrasi yang perlu disÂeÂlesaikan,†katanya sambil meÂnuÂruni anak tangga.
Ayu Tria Desiana, anak sulung Kurnianto meninggal Kamis dini hari (27/12). Bocah 9 tahun yang menderita leukemia itu sempat dirawat di ICU ini selama enam jam sebelum menghembuskan napas terakhir.
Ayu dipindahkan dari ruang IGD di lantai 1 ke ruang ICU pada Rabu malam bersamaan deÂngan syuting sinetron “Love in PaÂrisâ€. Sinetron yang disiarkan pada salah satu stasiun televisi swasta ini mengambil lokasi syuÂting di kawasan ruang ICU, temÂpat dimana Ayu dan pasien lainÂnya tengah di rawat.
Kurnianto mengeluhkan ruang ICU yang dipakai buat syuting siÂnetron. “Kami bawa Ayu bawa ke RS Harapan Kita sampai habis Magrib (Rabu, 26/12). Sampai RS langsung ditangani di UGD. Setelah dicek, ada pembuluh daÂrah pecah. Dokternya nyaranin ke ICU. Sampai ICU agak sedikit kuÂrang nyaman karena dalam ruaÂngan dipakai syuting,†tutur Kurnianto.
Namun, Kepala Seksi InsÂtaÂlansi Humas RSAB Harapan Kita, Sahrida membantah adanya syuting di ruang ICU. Lokasi syuting memang berada di lantai yang sama dengan ruang ICU. “Tapi berbeda lokasi. Lokasi syuting memang di ICU, tetapi bukan di ruangan ICU-nya,’’ jawabnya.
Ruangan yang digunakan untuk syuting bukan merupakan ruangan ICU, tapi tempat pasien menjalani perawatan. “Jadi syuÂting di ruangan alat siap pakai, dibuat kamar siap pakai yang di-setting seperti ruangan ICU,’’ jelasnya.
Benarkah? Kemarin petang, Rakyat Merdeka mendatangi IGD RSAB Harapan Kita, temÂpat Ayu sempat menjalani peÂraÂwatan juga syuting sinetron. PerÂsis di depan pintu masuk, diÂpaÂjang pamflet pengumuman yang menerangkan fungsi setiap lanÂtai. Pada pamflet tersebut dijÂeÂlasÂkan, ruang ICU berada di lantai 2.
Akses untuk naik ke lantai ini ada dua: dengan menggunakan lift yang posisinya berhadap-haÂdapan dengan pintu masuk atau naik tangga. Biasanya, lift diguÂnakan untuk mobilitas petuÂgas rumah sakit membawa paÂsien dari IGD ke ICU.
Tamu atau keluarga pasien umumnya naik ke lantai dua deÂngan menggunakan anak tangga yang berada di sebelah kiri dari pintu masuk. Setelah mencapai tangga yang bentuknya melengÂkung, Anda akan langsung berÂtemu pada ruang ICU yang persis menghadap tangga.
Untuk tahu ruangan tersebut meÂmang sedikit sulit. Sebab paÂpan nama yang ditempel pada pintu kayu ukurannya sangat keÂcil. Papan nama berbentuk panÂjang dengan latar berwarna hijau ini tertulis ICU Wijaya Kusuma.
Ada dua pintu kayu yang meÂnempel di dinding tembok yang menghadap ke arah anak tangga. Pintu pertama yang ada di sebÂeÂlah kanan adalah ruang ICU WiÂjaya Kusuma. Sedangkan pintu yang ada di sebelahnya tertulis ruang konsultasi.
Dekat dengan ruang konsultasi ini ada satu lagi pintu kayu tanpa papan nama. Posisi pintu kayu ini menyamping dan berhadapan dengan pintu lift.
Untuk masuk ke ruang ICU bisa melalui tiga pintu kayu terÂsebut. Namun pihak rumah sakit menyarankan tamu dan keluarga pasien yang ingin membesuk meÂlalui pintu tanpa nama tadi. Pintu kayu yang bertuliskan ICU WiÂjaÂya Kusuma hanya dipakai pihak rumah sakit saja.
Pintu ini dilengkapi dengan peÂngaman. Untuk membuka pintu, perlu memasukkan kode khusus di papan tombol di samping pinÂtu. Tapi pasien juga bisa masuk melalui pintu ini. Caranya dengan menekan bel yang ada di sudut kanan. Biasanya, itu hanya untuk keperluan mengantar resep atau obat yang baru ditebus untuk pasien di dalam.
Informasi yang diterima RakÂyat Merdeka dari keluarga pasien yang dirawat di ICU, saat syuting berlangsung para artis dan kru keÂluar-masuk dari pintu itu. Bahkan segala peralatan yang berhÂuÂbuÂngan dengan syuting itu dibawa masuk melalui pintu tersebut.
“Para kru itu sudah terlihat siÂbuk mengangkat perlengkapan pada Rabu sore (26/12), sekitar habis Ashar melalui pintu terÂsebut. Syuting sendiri baru berÂjaÂlan sekitar pukul 7 malam seÂlama dua jam (dini hari),†terang pria berambut cepak yang meÂngaÂku keluarga pasien.
“Sama seperti persiapannya, ketika selesai syuting. Para kru yang sama sekali tidak mengÂguÂnaÂkan pakaian khusus ruang ICU itu baru selesai mengangkut baÂrang-barangnya menjelang azan Subuh,†tambahnya.
Sebenarnya, kata dia, syuting sinetron sendiri bukan hanya diÂlakukan pada hari Rabu saja. SeÂbelumnya, saat tiba Minggu siang di rumah sakit ini juga sedang berÂlangsung syuting. Tapi lokaÂsinya di parkiran.
“Esoknya ada di lantai 1 pada gedung yang lain. Nah, hari Rabu mereka melakukannya di ruang ICU ini. Kamis besoknya pun, saya melihat mereka masih tetap melakukan syuting di ruangan yang berbeda lagi,†kata pria yang anaknya sedang dirawat kaÂrena demam berdarah.
Keluarga Pasien Saja Dibatasi Masuk ICU
Seperti apa sih ruang ICU dari RSAB Harapan Kita yang diÂsebut-sebut sebagai lokasi syuÂting sinetron?
Berdasarkan denah yang diÂtempel di dinding, ICU ini terÂdiri dari beberapa ruangan. Ada ruang penanganan pasien, ruang isolasi, ruang dokter dan suster jaga.
Karena ruangan khusus, keÂluarga pasien pun tidak bisa semÂbarangan untuk keluar maÂsuk ICU. Pihak keluarga hanya bisa menemui pasien yang diÂrawat di dalam dua kali sehari.
Kesempatan pertama yakni saat jam besuk siang. Pintu ke ruangan ICU dibuka oleh pihak RS pada jam 11 sampai 1 siang. Kemudian pada jam besuk sore mulai pukul 5 sampai 7 malam.
Di luar jam tersebut, pihak keÂluarga dipersilahkan meÂnungÂgu di ruang tamu yang beÂrada di seÂberang ruang ICU. TemÂpat tungÂgu tamu ini dipisah jadi dua ruaÂngan. Ruang pertaÂma semaÂcam lobi yang dipenuhi dengan kursi dan disediakan televisi. Satunya lagi ruangan kosong yang bisa dipakai untuk tidur bersama-sama.
Rakyat Merdeka mecoba maÂsuk ke dalam ruang ICU meÂlaÂlui pintu kayu tanpa papan nama saat jam besuk. Karena masuk ke ruang perawatan intensif, ada prosedurnya. Prosedurnya berÂbeda dengan masuk ruang peÂraÂwatan biasa.
Setiap pasien hanya boleh diÂjeÂnguk paling banyak dua orang. Jadi kalau penjenguknya banyak, meÂreÂka harus masuk bergantian. Mereka yang mau besuk terlebih dahulu meÂlepas alas kaki yang dipakainya seÂbelum masuk ruangan pintu.
Selanjutnya, mencuci taÂnganÂnya terlebih dahulu pada wasÂtafel yang ada di dekat pintu. Di tempat cuci tangan ini diseÂdiaÂkan cairan disinfektan. Bila proÂsedur itu sudah dijalani, peÂmÂbeÂsuk harus mengenakan paÂkaian khuÂsus yang diletakkan di ganÂtuÂngan kayu tidak jauh dari pintu.
Pengamatan Rakyat MerÂdeÂka, ternyata ruangan ICU RSAB Harapan Kita mirip bangsal beÂsar. Tidak ada sekat antara temÂpat tidur antar pasien.
Di sebelah kiri ruangan ICU ini terdapat tiga bagian yang diÂsekat dengan dua lembar kain. Paling pinggir sebelah kiri, ada dua temÂpat tidur, tengah ada 4 tempat tiÂdur dan paling kanan 5 tempat tidur.
Dua tempat tidur diletakkan di tengah, sedikit mepet ke temÂbok ruangan. Posisi kedua temÂpat tidur yang berdampingan itu persis menghadap pintu masuk. Setiap tempat tidur, umumnya sudah dilengkapi dengan alat-alat medis, seperti tabung oksiÂgen untuk bantuan bernapas dan alat pencatat detak jantung.
Menengok ke sebelah kanan, ada meja kayu berbentuk kotak. Modelnya mirip ruang penÂdafÂtaran yang ada di bagian lain. Tapi ini bukan meja penÂdaÂfÂtaÂran, meÂlainkan tempat suster dan dokter jaga yang bertugas di ruangan ICU.
Selain meja dan tempat tidur paÂsien, di ruangan ICU ada emÂpat ruangan yang ada di pojok seÂbelah kanan. Papan nama keÂcil berÂtulis ruang Melati diÂtemÂpel di pintu kayu di bagian teÂngah. Ruangan ini digunakan sebagai tempat isolasi pasien.
Lantas dimana lokasi syuÂting? Menurut informasi yang diterima Rakyat Merdeka, syuÂting digelar di ruangan yang terÂletak berseÂbelahan dengan ruaÂngan isolasi. Di situ ada dua ruaÂngan, yang saÂlah satunya biasa dipakai suster unÂtuk makan dan ganti pakaian dinas.
Meskipun terpisah dengan ruaÂngan merawat pasien, lokasi syuÂting tetap berada di kawasan ICU. Karena akses untuk meÂnuju lokaÂsi syuting, melalui jalur yang diÂpaÂkai untuk masuk ke ruangan ICU.
Bahkan kalau melihat dari deÂnah yang ada di luar, akses yang dipakai untuk pada kru siÂnetron mondar-mandir masih meÂlewati tiga tempat tidur paÂsien. Tempat tidur itu untuk paÂsien ICU level 2. Sementara kaÂmar tidur yang ada di bagian lain untuk kelas III dan kelas VIP.
Kemenkes: Pasien Tetap Ditangani Walau Ada Syuting
Kementerian Kesehatan sudah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi internal di Rumah Sakit Anak dan BunÂda (RSAB) Harapan Kita. HaÂsilnya, Kemenkes menyaÂtakan peÂlaÂyaÂnan yang dilakukan RSAB HaÂrapan Kita terhadap Ayu sudah seÂsuai dengan ketentuan.
“Penanganan di sana sudah sistematis, sesuai SOP (standar operasional prosedur) di rumah sakit. Jadi sudah mendapatkan perawatan secara maksimal sesuai kondisi penyakit Ayu,†kata Direktur Bina Upaya KeseÂhatan Rujukan Kementerian Kesehatan, Chairul Radjab Nasution.
Chairul menuturkan, tim yang diterjunkan untuk melaÂkuÂkan investigasi bekerja selama dua hari yang dimulai pada KaÂmis, kemarin. Tim tersebut terÂdiri dari pakar kesehatan hingga pakar hukum yang menelusuri seÂjak pasien Ayu masuk ke RSAB Harapan Kita sampai berproses di ruang ICU.
Selain tidak menemukan peÂlanggaran SOP terkait layanan yang diberikan RS kepada Ayu. Lokasi yang dijadikan tempat syuÂting juga tidak ada masalah. Sebab, penelusuran tim meneÂmukan lokasi syuting adalah ruangan yang kebetulan sedang kosong. Di ruang tersebut, ada beÂberapa alat syuting yang maÂsih disimpan.
“Mungkin yang dilihat di ICU itu yang ada kondisi keÂraÂmaian (syuting). Di satu sisi ada penanganan komprehensif dan ada sisi kegiatan-kegiatan syuting,†bebernya.
Sementara itu, beberapa keÂluarga pasien yang sempat diÂtemui Rakyat Merdeka di depan ruang ICU RSAB Harapan Kita mengaku terganggu selama keÂgiatan syuting berlangsung. SeÂlain kerap menimbulkan suara berisik, para kru juga bolak-balik mengangkut perlengÂkaÂpan syuting
“Kita aja kalau mau masuk harus pakai baju khusus. Para susÂter yang tugas di dalam juga sama. Tapi para kru ini enak saja masuk tidak pakai pakaian khusus. Ini kan ruang steril,†kata seorang keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya.
“Bayangin aja, mereka baru selesai angkat-angkat menjeÂlang Subuh. Kita aja yang sehat jadi terganggu dan tidak bisa tiÂdur, apalagi yang sakit,†tamÂbahnya.
KPAI Kirim Surat Protes, DPR Mau Panggil Direksi
Kabar adanya ruangan ICU dipakai untuk syuting sinetron, membuat banyak kalangan melemparkan kecaman.
Ketua DPR Marzuki Alie meÂnilai, pemakaian ruangan ICU untuk kepentingan komerÂsial seperti syuting sinetron meÂruÂpakan pelanggaran. Sebab, ruang ICU adalah ruang yang keÂtat prosedurnya. Bahkan, para penjenguk harus mengeÂnakan baju khusus untuk meÂmaÂsuki ruang tersebut.
“Ruang ICU kalau masuk kan kadang kita juga harus buka baju, buka sandal, rambut pun kadang-kadang harus ditutup. Masak dibuat main-main seÂperti itu,†ujarnya.
Dia menduga ada pelangÂgaÂran kode etik yang telah dilaÂkukan RSAB Harapan Kita. UnÂtuk itu, dia meminta pemeÂrintah segera memberi sanksi tegas terÂhadap RSAB HaraÂpan Kita.
“Di rumah sakit kan ada kode etik, ada aturan. Tentu itu harus disikapi. Kalau dokter ICU-nya yang memberikan izin maka dokter itupun harus ditindak, dan apabila itu kepala rumah sakit, kepala rumah sakitnya pun harus ditindak,†katanya.
Anggota Komisi PerlinduÂngan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Kesehatan, Iswandi Mourbas berpendapat sama. Kata dia, meÂngizinkan ruangan ICU dipaÂkai untuk kepentingan non-medis tidak bisa dibenarkan.
Menurutnya, penggunaan ruÂmah sakit khususnya ruang ICU untuk kepentingan non-medis adalah pelanggaran terhadap UU 36/2009 tentang Kesehatan. Pasal 53 ayat 3 menyebutkan bahÂwa pelayanan kesehatan haÂrus mendahulukan pertolongan nyawa pasien dibandingkan keÂpentingan lain.
Untuk itu KPAI telah meÂngiÂrimÂkan protes keras kepada RSAB Harapan Kita. Selain itu KPAI juga telah menyurati KeÂmenterian Kesehatan (KeÂmenÂkes) untuk memberi teguran keÂras kepada direksi RS HaÂraÂpan Kita.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf berjanji akan memanggil jajaran direksi RSAB Harapan Kita ke Senayan usai reses nanÂti. Menurut dia, pimpinan dan anggota komisi yang memÂbiÂdaÂngi masalah kesehatan sudah seÂpakat soal itu.
“Setelah jelas duduk perkaÂraÂnya, Komisi IX akan meÂngamÂbil sikap tegas dan menÂjalankan fungsi pengawasan seÂcara lebih spesifik lagi terÂhaÂdap rumah sakit,†kata politisi DeÂmokrat ini. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Minggu, 29 September 2024 | 23:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24
Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22