Berita

Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB)

On The Spot

TRAGEDI AYU TRIA DESIANA

Syuting Sinetron Di RSAB Harapan Kita Sejak Minggu

Kru Dan Artis Bebas Lalu Lalang Di ICU
SABTU, 29 DESEMBER 2012 | 09:37 WIB

Kurnianto, 47 tahun, berjalan memasuki lobi gedung Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita. Mengenakan batik merah tangan pendek, ayah dari Ayu Tria Desiana ini langsung menuju lantai dua melalui tangga yang berada di sebelah ruang pendaftaran.

Karena bukan jam besuk, pria berkacamata ini hanya bisa ber­diri di depan  intensive care unit (ICU) yang posisinya berada per­sis depan tangga. Bersama dua pria teman kantornya, Kurnianto men­dekat ke arah dinding ruangan.

Tangan kanan Kurnianto lantas menunjuk kertas yang sudah dilaminating  di dinding ruangan bagian tengah. Kertas itu berisi  denah lokasi di ruang ICU Wijaya Kusuma.

“Anak saya di rawat di sini. Syuting sinetron itu di sini. Me­mang beda ruangan. Tapi ini ma­sih masuk ruangan ICU,” je­lasnya pada kedua temannya sambil terus menunjuk denah ruangan ICU.

Sekitar setengah jam Ku­r­nian­to menerangkan kronologis ter­masuk posisi ruangan yang ada di ICU kepada temannya berbe­kal denah di dinding. Usai men­jelaskan, pria berkulit gelap ini mengajak temannya untuk turun.’

“Mau ke ruang Humas dulu. Se­kalian ada perlu untuk me­ngu­rus administrasi yang perlu dis­e­lesaikan,” katanya sambil me­nu­runi anak tangga.

Ayu Tria Desiana, anak sulung Kurnianto meninggal Kamis dini hari (27/12). Bocah 9 tahun yang menderita leukemia itu sempat dirawat di ICU ini selama enam jam sebelum menghembuskan napas terakhir.

Ayu dipindahkan dari ruang IGD di lantai 1 ke ruang ICU pada Rabu malam bersamaan de­ngan syuting sinetron “Love in Pa­ris”. Sinetron yang disiarkan pada salah satu stasiun televisi swasta ini mengambil lokasi syu­ting di kawasan ruang ICU, tem­pat dimana Ayu dan pasien lain­nya tengah di rawat.

Kurnianto mengeluhkan ruang ICU yang dipakai buat syuting si­netron. “Kami bawa Ayu bawa ke RS Harapan Kita sampai habis Magrib (Rabu, 26/12). Sampai RS langsung ditangani di UGD. Setelah dicek, ada pembuluh da­rah pecah. Dokternya nyaranin ke ICU. Sampai ICU agak sedikit ku­rang nyaman karena dalam rua­ngan dipakai syuting,” tutur Kurnianto.

Namun, Kepala Seksi Ins­ta­lansi Humas RSAB Harapan Kita, Sahrida membantah adanya syuting di ruang ICU. Lokasi syuting memang berada di lantai yang sama dengan ruang ICU. “Tapi berbeda lokasi. Lokasi syuting memang di ICU, tetapi bukan di ruangan ICU-nya,’’ jawabnya.

Ruangan yang digunakan untuk syuting bukan merupakan ruangan ICU, tapi tempat pasien menjalani perawatan. “Jadi syu­ting di ruangan alat siap pakai, dibuat kamar siap pakai yang di-setting seperti ruangan ICU,’’ jelasnya.

Benarkah? Kemarin petang, Rakyat Merdeka mendatangi IGD RSAB Harapan Kita, tem­pat  Ayu sempat menjalani pe­ra­watan juga syuting sinetron. Per­sis di depan pintu masuk, di­pa­jang pamflet pengumuman yang menerangkan fungsi setiap lan­tai. Pada pamflet tersebut dij­e­las­kan, ruang ICU berada di lantai 2.

Akses untuk naik ke lantai ini ada dua: dengan menggunakan lift yang posisinya berhadap-ha­dapan dengan pintu masuk atau naik tangga. Biasanya, lift digu­nakan untuk mobilitas petu­gas rumah sakit membawa pa­sien dari IGD ke ICU.

Tamu atau keluarga pasien umumnya naik ke lantai dua de­ngan menggunakan anak tangga yang berada di sebelah kiri dari pintu masuk. Setelah mencapai tangga yang bentuknya meleng­kung, Anda akan langsung ber­temu pada ruang ICU yang persis menghadap tangga.

Untuk tahu ruangan tersebut me­mang sedikit sulit. Sebab pa­pan nama yang ditempel pada pintu kayu ukurannya sangat ke­cil. Papan nama berbentuk pan­jang dengan latar berwarna hijau ini tertulis ICU Wijaya Kusuma.

Ada dua pintu kayu yang me­nempel di dinding tembok yang menghadap ke arah anak tangga. Pintu pertama yang ada di seb­e­lah kanan adalah ruang ICU Wi­jaya Kusuma. Sedangkan pintu yang ada di sebelahnya tertulis ruang konsultasi.

Dekat dengan ruang konsultasi ini ada satu lagi pintu kayu tanpa papan nama. Posisi pintu kayu ini menyamping dan berhadapan dengan pintu lift.

Untuk masuk ke ruang ICU bisa melalui tiga pintu kayu ter­sebut. Namun pihak rumah sakit menyarankan tamu dan keluarga pasien yang ingin membesuk me­lalui pintu tanpa nama tadi. Pintu kayu yang bertuliskan ICU Wi­ja­ya Kusuma hanya dipakai pihak rumah sakit saja.

Pintu ini dilengkapi dengan pe­ngaman. Untuk membuka pintu, perlu memasukkan kode khusus di papan tombol di samping pin­tu. Tapi pasien  juga bisa masuk melalui pintu ini. Caranya dengan menekan bel yang ada di sudut kanan. Biasanya, itu hanya untuk keperluan mengantar resep atau obat yang baru ditebus untuk pasien di dalam.

Informasi yang diterima Rak­yat Merdeka dari keluarga pasien yang dirawat di ICU, saat syuting berlangsung para artis dan kru ke­luar-masuk dari pintu itu. Bahkan segala peralatan yang berh­u­bu­ngan dengan syuting itu dibawa masuk melalui pintu tersebut.

“Para kru itu sudah terlihat si­buk mengangkat perlengkapan pada Rabu sore (26/12), sekitar habis Ashar melalui pintu ter­sebut. Syuting sendiri baru ber­ja­lan sekitar pukul 7 malam se­lama dua jam (dini hari),” terang pria berambut cepak yang me­nga­ku keluarga pasien.

“Sama seperti persiapannya, ketika selesai syuting. Para kru yang sama sekali tidak meng­gu­na­kan pakaian khusus ruang ICU itu baru selesai mengangkut ba­rang-barangnya menjelang azan Subuh,” tambahnya.

Sebenarnya, kata dia, syuting sinetron sendiri bukan hanya di­lakukan pada hari Rabu saja. Se­belumnya, saat tiba Minggu siang di rumah sakit ini juga sedang ber­langsung syuting. Tapi loka­sinya di parkiran.

“Esoknya ada di lantai 1 pada gedung yang lain. Nah, hari Rabu mereka melakukannya di ruang ICU ini. Kamis besoknya pun, saya melihat mereka masih tetap melakukan syuting di ruangan yang berbeda lagi,” kata pria yang anaknya sedang dirawat ka­rena demam berdarah.

Keluarga Pasien Saja Dibatasi Masuk ICU

Seperti apa sih ruang ICU dari RSAB Harapan Kita yang di­sebut-sebut sebagai lokasi syu­ting sinetron?

Berdasarkan denah yang di­tempel di dinding, ICU ini ter­diri dari beberapa ruangan. Ada ruang penanganan pasien, ruang isolasi, ruang dokter dan suster jaga.

Karena ruangan khusus, ke­luarga pasien pun tidak bisa sem­barangan untuk keluar ma­suk ICU. Pihak keluarga hanya bisa menemui pasien yang di­rawat di dalam dua kali sehari.

Kesempatan pertama yakni saat jam besuk siang. Pintu ke ruangan ICU dibuka oleh pihak RS pada jam 11 sampai 1 siang. Kemudian pada jam besuk sore mulai pukul 5 sampai 7 malam.

Di luar jam tersebut, pihak ke­luarga dipersilahkan me­nung­gu di ruang tamu yang be­rada di se­berang ruang ICU. Tem­pat tung­gu tamu ini dipisah jadi dua rua­ngan. Ruang perta­ma sema­cam lobi yang dipenuhi dengan kursi dan disediakan televisi. Satunya lagi ruangan kosong yang bisa dipakai untuk tidur bersama-sama.

Rakyat Merdeka mecoba ma­suk ke dalam ruang ICU me­la­lui pintu kayu tanpa papan nama saat jam besuk. Karena masuk ke ruang perawatan intensif, ada prosedurnya. Prosedurnya ber­beda dengan masuk ruang pe­ra­watan biasa.

Setiap pasien hanya boleh di­je­nguk paling banyak dua orang. Jadi kalau penjenguknya banyak, me­re­ka harus masuk bergantian. Mereka yang mau besuk terlebih dahulu me­lepas alas kaki yang dipakainya se­belum masuk ruangan pintu.

Selanjutnya, mencuci ta­ngan­nya terlebih dahulu pada was­tafel yang ada di dekat pintu. Di tempat cuci tangan ini dise­dia­kan cairan disinfektan. Bila pro­sedur itu sudah dijalani, pe­m­be­suk harus mengenakan pa­kaian khu­sus yang diletakkan di gan­tu­ngan kayu tidak jauh dari pintu.

Pengamatan Rakyat Mer­de­ka, ternyata ruangan ICU RSAB Harapan Kita mirip  bangsal be­sar. Tidak ada sekat antara tem­pat tidur antar pasien.

Di sebelah kiri ruangan ICU ini terdapat tiga bagian yang di­sekat dengan dua lembar kain. Paling pinggir sebelah kiri, ada dua tem­pat tidur, tengah ada 4 tempat ti­dur dan paling kanan 5 tempat tidur.

Dua tempat tidur diletakkan di tengah, sedikit mepet ke tem­bok ruangan. Posisi kedua tem­pat tidur yang berdampingan itu persis menghadap pintu masuk. Setiap tempat tidur, umumnya sudah dilengkapi dengan alat-alat medis, seperti tabung oksi­gen untuk bantuan bernapas dan alat pencatat detak jantung.

Menengok ke sebelah kanan, ada meja kayu berbentuk kotak. Modelnya mirip ruang pen­daf­taran yang ada di bagian lain. Tapi ini bukan meja pen­da­f­ta­ran, me­lainkan tempat suster dan dokter jaga yang bertugas di ruangan ICU.

Selain meja dan tempat tidur pa­sien, di ruangan ICU ada em­pat ruangan yang ada di pojok se­belah kanan. Papan nama ke­cil ber­tulis ruang Melati di­tem­pel di pintu kayu di bagian te­ngah. Ruangan ini digunakan sebagai tempat isolasi pasien.

Lantas dimana lokasi syu­ting? Menurut informasi yang diterima Rakyat Merdeka, syu­ting digelar di ruangan yang ter­letak berse­belahan dengan rua­ngan isolasi. Di situ ada dua rua­ngan, yang sa­lah satunya biasa dipakai suster un­tuk makan dan ganti pakaian dinas.

Meskipun terpisah dengan rua­ngan merawat pasien, lokasi syu­ting tetap berada di kawasan ICU. Karena akses untuk me­nuju loka­si syuting, melalui jalur yang di­pa­kai untuk masuk ke ruangan ICU.

Bahkan kalau melihat dari de­nah yang ada di luar, akses yang dipakai untuk pada kru si­netron mondar-mandir masih me­lewati tiga tempat tidur pa­sien. Tempat tidur itu untuk pa­sien ICU level 2. Sementara ka­mar tidur yang ada di bagian lain untuk kelas III dan kelas VIP.

Kemenkes: Pasien Tetap Ditangani Walau Ada Syuting

Kementerian Kesehatan sudah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi internal di Rumah Sakit Anak dan Bun­da (RSAB) Harapan Kita. Ha­silnya, Kemenkes menya­takan pe­la­ya­nan yang dilakukan RSAB Ha­rapan Kita terhadap Ayu sudah se­suai dengan ketentuan.

“Penanganan di sana sudah sistematis, sesuai SOP (standar operasional prosedur) di rumah sakit. Jadi sudah mendapatkan perawatan secara maksimal sesuai kondisi penyakit Ayu,” kata Direktur Bina Upaya Kese­hatan Rujukan Kementerian Kesehatan, Chairul Radjab Nasution.

Chairul menuturkan, tim yang diterjunkan untuk mela­ku­kan investigasi bekerja selama dua hari yang dimulai pada Ka­mis, kemarin. Tim tersebut ter­diri dari pakar kesehatan hingga pakar hukum yang menelusuri se­jak pasien Ayu masuk ke RSAB Harapan Kita sampai berproses di ruang ICU.

Selain tidak menemukan pe­langgaran SOP terkait layanan yang diberikan RS kepada Ayu. Lokasi yang dijadikan tempat syu­ting juga tidak ada masalah. Sebab, penelusuran tim mene­mukan lokasi syuting adalah ruangan yang kebetulan sedang kosong. Di ruang tersebut, ada be­berapa alat syuting yang ma­sih disimpan.

“Mungkin yang dilihat di ICU itu yang ada kondisi ke­ra­maian (syuting). Di satu sisi ada penanganan komprehensif dan ada sisi kegiatan-kegiatan syuting,” bebernya.

Sementara itu, beberapa ke­luarga pasien yang sempat di­temui Rakyat Merdeka di depan ruang ICU RSAB Harapan Kita mengaku terganggu selama ke­giatan syuting berlangsung. Se­lain kerap menimbulkan suara berisik, para kru juga bolak-balik mengangkut perleng­ka­pan syuting

“Kita aja kalau mau masuk harus pakai baju khusus. Para sus­ter yang tugas di dalam juga sama. Tapi para kru ini enak saja masuk tidak pakai pakaian khusus. Ini kan ruang steril,” kata seorang keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya.

“Bayangin aja, mereka baru selesai angkat-angkat menje­lang Subuh. Kita aja yang sehat jadi terganggu dan tidak bisa ti­dur, apalagi yang sakit,” tam­bahnya.

KPAI Kirim Surat Protes, DPR Mau Panggil Direksi

Kabar adanya ruangan ICU dipakai untuk syuting sinetron, membuat banyak kalangan melemparkan kecaman.

Ketua DPR Marzuki Alie me­nilai, pemakaian ruangan ICU untuk kepentingan komer­sial seperti syuting sinetron me­ru­pakan pelanggaran. Sebab, ruang ICU adalah ruang yang ke­tat prosedurnya. Bahkan, para penjenguk harus menge­nakan baju khusus untuk me­ma­suki ruang tersebut.

“Ruang ICU kalau masuk kan kadang kita juga harus buka baju, buka sandal, rambut pun kadang-kadang harus ditutup. Masak dibuat main-main se­perti itu,” ujarnya.

Dia menduga ada pelang­ga­ran kode etik yang telah dila­kukan RSAB Harapan Kita. Un­tuk itu, dia meminta peme­rintah segera memberi sanksi tegas ter­hadap RSAB Hara­pan Kita.

“Di rumah sakit kan ada kode etik, ada aturan. Tentu itu harus disikapi. Kalau dokter ICU-nya yang memberikan izin maka dokter itupun harus ditindak, dan apabila itu kepala rumah sakit, kepala rumah sakitnya pun harus ditindak,” katanya.

Anggota Komisi Perlindu­ngan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Kesehatan, Iswandi Mourbas berpendapat sama. Kata dia, me­ngizinkan ruangan ICU dipa­kai untuk kepentingan non-medis tidak bisa dibenarkan.

Menurutnya, penggunaan ru­mah sakit khususnya ruang ICU untuk kepentingan non-medis adalah pelanggaran terhadap UU 36/2009 tentang Kesehatan. Pasal 53 ayat 3 menyebutkan bah­wa pelayanan kesehatan ha­rus mendahulukan pertolongan nyawa pasien dibandingkan ke­pentingan lain.

Untuk itu KPAI telah me­ngi­rim­kan protes keras kepada RSAB Harapan Kita. Selain itu KPAI juga telah menyurati Ke­menterian Kesehatan (Ke­men­kes) untuk memberi teguran ke­ras kepada direksi RS Ha­ra­pan Kita.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf berjanji akan memanggil jajaran direksi RSAB Harapan Kita ke Senayan usai reses nan­ti. Menurut dia, pimpinan dan anggota komisi yang mem­bi­da­ngi masalah kesehatan sudah se­pakat soal itu.

“Setelah jelas duduk perka­ra­nya, Komisi IX akan me­ngam­bil sikap tegas dan men­jalankan fungsi pengawasan se­cara lebih spesifik lagi ter­ha­dap rumah sakit,” kata politisi De­mokrat ini. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya