Berita

Djoko Susilo

Wawancara

WAWANCARA

Djoko Susilo: Mungkin Saja, Bung Karno Punya Rekening Di Swiss

RABU, 26 DESEMBER 2012 | 09:07 WIB

Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo menyebutkan, sudah ada empat kelompok yang mengaku memiliki domumen untuk mencairkan kekayaan Bung Karno.

“Mereka ada yang berasal dari Belanda, Malaysia, Indonesia, dan terakhir ini dari Austria,” kata Djoko Susilo kepada Rakyat Merdeka melalui sambungan telpon, kemarin.

Seperti diketahui, isu adanya kekayaan Bung Karno yang disimpan di Swiss kembali mun­cul seperti ditulis di koran Austria Kronen Zeitung edisi 17 dan 19 Desember 2012.

 Dalam koran itu, ditulis ada seorang mediator bernama Gus­tav Jobstmann yang meng­klaim da­pat membantu mendapatkan kekayaan yang tidak disebutkan bentuknya itu.

Menurut Jobstmann, ada ke­ka­yaan Soekarno senilai 180 miliar dolar AS yang tersimpan di sebuah bungker di Union Bank of Switzerland (UBS). Dia mengaku memiliki dokumen-dokumen pen­dukung soal harta tersebut. Djoko Susilo selanjutnya me­nga­takan, sejauh ini belum ada bukti Bung Karno me­miliki ke­kayaan yang disimpan di Swiss.


Berikut kutipan selengkapnya:

Sebenarnya ada nggak sih kekayaan Bung Karno di sa­na?

Tidak pasti juga. Tapi apakah para pejabat di zaman Bung Kar­no, termasuk Bung Karno, me­miliki rekening di UBS, mung­kin-mungkin saja. Tapi angkanya tidak mungkin sefantastis seperti yang beredar sekarang yakni hing­ga ratusan miliar dolar AS.


Kalau memang ada, berapa kira-kira?

Barangkali 20 juta dolar AS, 50 juta dolar AS atau 100 juta dolar AS. Itu masih masuk akal. Tapi kalau 180 miliar dolar AS nggak mungkin itu.


Apa Anda pernah cek ke­ber­adan rekening Bung Karno?

Wah, kalau itu saya tidak be­rani.


Kenapa?

Saya tidak boleh nanya. Saya nggak boleh mengecek. Sebab, bisa dianggap melanggar UUD Swiss.

UBS sendiri tentunya tidak akan ngomong, kecuali kita bisa menunjukkan dokumen asli. Karena UBS ini memiliki sistem kerahasiaan yang dilindungi UUD Swiss.

Kalau saya dapat data-data itu dari keluarga Bung Karno atau pe­merintah, maka saya bisa kejar.

 

Memang UBS tidak bisa ditembus sama sekali?

Dulu Amerika Serikat (AS) bisa. Tapi itu karena ada orang AS yang menjadi pegawai UBS. Dia membocorkan dokumen rahasia dengan meng-copy data peme­gang rekening atau nasabah UBS.


 Bagaimana perkembangan isu yang disebarkan Gustav Jobstmann?

Sekarang sudah jelas,  itu tidak benar, bohong. Kami sudah se­lidiki bahwa itu penipuan.

Tindakannya apa?

Gustav urusannya KBRI Wina, Austria. Kalau saya ini hanya be­kerja sama dengan UBS untuk men­cegah isu-isu seperti ini. Se­bab ini bisa memalukan Indonesia.


 Bagaimana perkembangan isu yang disebarkan Gustav Jobstmann?

Sekarang sudah jelas,  itu tidak benar, bohong. Kami sudah se­lidiki bahwa itu penipuan.

Tindakannya apa?

Gustav urusannya KBRI Wina, Austria. Kalau saya ini hanya be­kerja sama dengan UBS untuk men­cegah isu-isu seperti ini. Se­bab ini bisa memalukan Indonesia.


Anda sudah cek dokumen itu bersama UBS?

Ya. Kami sudah cek ke UBS, ke­­kayaan Bung Karno itu bo­hong. Malah sekarang ini yang repot adalah pihak UBS karena sering didatangi orang seperti Gustav itu.

Orang-orang itu merasa sudah ha­bis uang banyak dengan mem­beli dokumen. Ketika datang ke UBS ternyata dokumennya palsu. Makanya kalau ada orang yang bilang ingin cairkan ke­kayaan Bung Karno pasti ditang­kap dan diproses.


Memangnya banyak sekali kasusnya?

Ya. Yang bilang bisa mencair­kan kekayaan Bung Karno 100 miliar dolar AS dan 200 miliar dolar AS itu banyak.

Bahkan ada juga yang bilang kekayaan Bung Karno berupa emas 1.000 ton dan lainnya. Di awal tahun 2000 banyak juga yang tertangkap.

Kalau boleh tahu dari mana saja jaringan sindikatnya?

Sindikatnya banyak tersebar di Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Austria, dan Indonesia.


Modusnya seperti apa?

Biasanya mereka bilang bahwa dokumen-dokumen untuk men­cairkan dana kekayaan Bung Kar­no itu lengkap dan asli. Lalu ke­mu­daian biasanya mereka  me­minta fee kepada penyandang dana sebanyak satu sampai pu­luhan miliar dolar AS.


 Korban penipuan ini dari mana saja?

Korbannya orang Indonesia. Tapi memang betul sindikat penipuan dengan modus bisa men­cairkan dana milaran ini sa­ngat luas dan tersebar di Austria, Ame­rika, Malaysia dan bela­kangan dari Balanda. Itu juga ada ada orang-orang yang ditangkap.

 

Apa penjelasan UBS menge­nai keaslian dokumen?

UBS bilang dokumen yang dimiliki Gustav adalah palsu. Con­tohnya nama Bank of Swit­zerland itu aslinya dibuat dalam bahasa dan ejaan Jerman. Tapi dalam dokumen yang disodorkan para sindikat penipuan termasuk Gustav ini biasanya tercampur dengan bahasa Perancis dan Jer­man, ada juga yang tercampur de­ngan bahasa Jerman dan Italia. Ma­kanya tidak mungkin benar dan diakui UBS.


Memangnya tidak ada do­ku­men berbahasa Indonesia?

Ada. Pernah dalam wasiatnya Bung Karno itu ditulis bulan Januari Tahun 1970 mengenai kekayaan itu. Tapi anehnya tulisan itu sudah menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Padahal kita tahu ejaan bahasa Indonesia disempurnakan tahun 1972.


Ada yang lainnya?

Ada satu lagi yang keliru. Per­nah ada isu juga bahwa seminggu sebelum presiden John F Ken­nedy dibunuh, di­sebut pernah bertemu Bung karno di Jenewa. Saat itu diisukan Bung Karno meminjamkan emas untuk Kennedy dan disimpan di UBS juga. Tapi dokumen dan isu  itu bo­hong semua.  Sebab, faktanya Ken­nedy bertemu Bung Karno hanya sekali yakni di Washington  ta­hun 1961. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya