Darmaningtyas
Darmaningtyas
“Kalau angkutan umum amÂburadul begini, mana bisa terapÂkan sistem plat nomor ganjil-genap. Masa masyarakat disuruh jaÂlan kaki karena ketidaksiapan angkutan umum,’’ kata pengamat transportasi dari Universitas InÂdoÂnesia (UI) Darmaningtyas keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta.
Untuk itu, lanjutnya, angkutan umum memadai itu merupakan syarat mutlak. Jangan mimpi terapkan kebijakan itu sekarang.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berenÂcana menerapkan nomor polisi ganjil-genap mulai tahun depan demi mengatasi kemacetan di Jakarta.
Darmaningtyas selanjutnya mengatakan, ketersediaan angÂkutÂan umum yang memadai, aman, dan nyaman menjadi fakÂtor keberhasilan kebijakan terÂsebut.
“Sebagai suatu gagasan, meÂnuÂrut saya tidak masalah diterapkan daripada tidak melakukan apa-apa,†kata Wakil Ketua MasyaÂraÂÂkat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apakah rencana kebijakan ini tepat dilakukan di Jakarta?
Jadi begini. Kebijakan yang akan diterapkan ini karena faktor kemacetan di Jakarta yang sudah terlalu banyaknya kendaraan priÂbadi. Kalau tidak ada upaya apa-apa, dalam pandangan priÂbadi saÂya, kita tidak akan punya pengaÂlaman semacam itu.
Ada yang menilai kebijakan ini tidak tepat. Anda setuju?
Boleh saja orang menilai seÂperti itu. Tetapi yang kita rasakan bahÂwa untuk mengurangi kemaÂcetan itu tidaklah mudah.
Bukankah akan bertambah banyak yang memiliki kendaÂraÂan pribadi karena membeli kendaraan lagi?
Bisa saja seperti itu. Tetapi beÂrapa persen orang yang punya keÂmampuan membeli kendaraan baru. Kalau misalnya saja banyak yang membeli kendaraan, apakah industri otomotif akan mampu memenuhi dalam waktu sekejap.
Saya kira, kehawatiran-kekhaÂwaÂtiran itu betul juga. Tapi kuÂrang tepat. Karena orang juga akan berpikir untuk membeli kenÂdaÂraan baru hanya sekadar meÂnyiasati itu. Jika orang berÂpiÂkir rasional, pada saat kenÂdaÂraÂanÂnya tiÂdak dipakai maka akan meÂmaÂkai taxi atau kendaraan angÂkutan umum.
Apakah rencana kebijakan ini mampu mengurangi kemaÂcetan?
Saya selalu mengatakan, itu seÂmua sangat tergantung pada keÂrelaan warga Jakarta untuk berÂÂkontribusi mengurangi keÂmaÂÂcetÂan. Jika memilik rasa seÂperti itu, maka kebijakan ini akan berÂÂhasil.
Tetapi kalau warga Jakarta tiÂdak punya kesadaran tinggi untuk berkontribusi mengurangi keÂmacetan, bisanya hanya mengeÂluh saja, maka tidak akan berhaÂsil. Letaknya pada kesadaran warÂga untuk berkontribusi. Memang upaya untuk mengurangi kemaÂcetan dengan membatasi kendaÂraan bermotor pribadi itu perlu dilakukan.
Bagaimana kalau banyak yang ditilang polisi dan justru membuat kemacetan di mana-mana?
Karena itulah, perlu adanya soÂsialisasi yang cepat dan tepat. KaÂlau soal pelanggaran, kan seÂkaÂrang sudah ada teknologi ElecÂtronic Road Pricing (ERP) yang bisa terkoneksi dengan Polda MeÂtro Jaya atau terkoneksi dengan Dinas Perhubungan.
Bagaimana caranya?
Mau tidak mau pemerintah haÂrus bekerja sama dengan instanÂsi lainnya. Jadi nanti harus dipasang kamera CCTV di titik-titik tertenÂtu dan terkoneksi dengan pusat-pusat informasi tadi.
Pasti diketahui plat nomor beÂrapa yang melanggar, itu bukan hal yang baru dan sulit. Tapi peÂmeÂrintah harus menyediakan angÂkutan umum yang memadai.
Bukankah sekarang ini kuaÂlitas dan kuantitas angkuÂtan umum masih kurang?
Betul. Justru karena kekurangÂan itulah maka pemerintah harus biÂsa terpacu untuk memÂperÂbaiÂkinya. Saya rasa, kalau tidak ada keÂÂbijakan ini, maka tidak akan ada pembenahan angkutan umum yang signifikan. Yang saya tahu, dalam APBD, sudah ada rencana pembelian 1.000 bis sedang.
Kapan kebijakan ini siap diterapkan?
Dalam pandangan saya, harus diÂlihat perkembangan angkutan umumnya. Kapan kira-kira akan diÂperbaiki secara signifikan terÂgantung dari persiapan itu.
Saya kira perlu ada sosialisasi. Bukan merujuk pada waktu terÂtentu. Tapi kapan kesiapan angÂkuÂtÂan umum itu.
Kalau misalnya Maret sudah siap angkutan umum yang memaÂdai, ya jalanin saja. Tapi, kalau keaÂÂdaannya seperti sekarang, jeÂlas nggak mungkin diterapkan sisÂÂÂÂtem itu. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30