KH Hasyim Muzadi
KH Hasyim Muzadi
“Konflik ini harus disudahi. AnÂcaman Israel itu berarti meÂngabaikan gencatan senjata. PBB saatnya turun tangan untuk berÂtindak tegas menyelesaikan konÂflik di Jalur Gaza ,†kata SeÂkretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (Sekjen ICIS) KH Hasyim Muzadi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, Israel dan Hamas melakukan gencatan senÂjata sejak Rabu (21/11). Namun, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu kembali mengancam melakukan serangan kembali ke Jalur Gaza.
“Saya tahu ada warga yang mengharapkan kami bertindak tegas di Gaza. Karena itu kami siap untuk menyatukannya. Kami memilih kapan, terhadap siapa, dan bagaimana harus bertindak,†kata Benyamin seperti dikutip dari Press TV, Jumat (23/11).
KH Hasyim Muzadi selanÂjutnya mengatakan, selain PBB, Liga Arab pun harus membantu Palestina. “Liga Arab saat ini tamÂpaknya lebih membantu keÂpentingan barat daripada bangsa rasnya sendiri,†kata–bekas KeÂtua Umum Pengurus Besar NahÂdlatul Ulama (PBNU) itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa PPB tidak bisa berÂtindak tegas?
Seperti yang kita lihat bahwa PBB itu selalu tumpul. Tidak berÂbuat banyak ketika Israel melaÂkuÂkan pelanggaran terhadap Hak AsaÂsi Manusia (HAM) InternaÂsional.
Buktinya apa?
Lho, lihat saja. Sikap PBB ini akan sangat berbeda sekali ketiÂka yang dituduh melanggar HAM itu adalah negara Islam yang tiÂdak disukai zionis. Maka langÂsung dihukum dan diserbu atas nama HAM.
Bukankah selama ini desaÂkan berbagai pihak tidak diÂdengarkan PBB?
Makanya kita berharap PBB bisa mendengarkannya. PBB haÂrus bisa menyelesaikan masalah ini, sehingga terjadi kedamaian. Sebab, kutukan dan kecaman yang dilakukan beberapa negara itu tidak mampu menghentikan kekerasan Israel terhadap PaÂlestina.
Apa solusinya?
Yang diperlukan saat ini adalah persatuan Fatah dan Hamas yang selama ini terus diadu domba habis-habisan oleh Israel.
Apa yang harus dilakukan Negara-negara Arab?
Perlu adanya kesadaran negaÂra-negara Arab yang selama ini lebih melindungi negara barat. SuÂdah waktunya membantu PaÂlestina dengan sungguh-sungguh dan jujur.
Perlu adanya kesadaran negaÂra-negara Arab yang selama ini lebih melindungi negara barat. SuÂdah waktunya membantu PaÂlestina dengan sungguh-sungguh dan jujur.
Memangnya selama ini baÂgaimana?
Sampai hari ini setiap negara Arab atau Islam diserang agresor, selalu saja berpangkal di salah satu negara Islam.
Apa yang harus dilakukan Indonesia?
Saya rasa kaum muslim di InÂdonesia sudah waktunya untuk seÂgera merapatkan barisan. JaÂngan ada lagi lembaga Islam atau yang ke-Islam-Islaman terpengaÂruh terhadap program negara barat karena ingin disebut intelek atau berwawasan global .
Para penggiat HAM di IndoÂneÂsia hampir tidak mungkin diÂhaÂÂrapÂkan untuk mengatakan Israel atau pendukungnya meÂlangÂÂgar HAM berat secara inÂternasional.
Para penggiat HAM di IndoÂneÂsia ini pada umumnya, mungkin tidak semuanya ya, lebih suka meÂneliti bangsanya sendiri deÂngan tuduhan melanggar HAM.
Kenapa begitu?
Mereka lebih suka membicaraÂkan tentang konflik di dalam neÂgeri. Seperti konflik yang terjadi di Sampang, Poso, Cikesik, CiÂketing, Cirebon, Solo, Ambon, PaÂpua, Lampung, Aceh, dan yang terakhir membela PKI sebagai korban G/30 S.
Mereka rata-rata memperÂsoalÂÂÂÂkan itu, bukan untuk menÂcari peÂnyelesaian dalam nuansa ke-InÂdonesiaan. Tetapi hanya menzatat dan kemudian dilaÂporÂkan ke luar negeri atau ke piÂhak asing.
Kenapa bisa begitu?
Tentunya agar pihak asing itu bisa menghukum Indonesia. PeÂkerjaan bisnis HAM semacam ini tentunya tidak berguna untuk InÂdonesia. Apalagi, kalau berdasarÂkan program paket bantuan asing, tentu hanya sebagai pekerjaan yang memalukan saja.
Apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia?
Tentunya, dengan melihat keÂnyataan yang ada di Indonesia ini, maka pemerintah Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam sudah selayaknya membantu secara konkrit.
Bagaimana caranya?
Banyak cara. Misalnya di biÂdang diplomasi internasional serta kemanusiaan. Kan bisa meÂngirim Palang Merah InÂdoÂneÂsia (PMI), membangun seÂkolah-sekolah, dan rumah sakit di sana. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30