Berita

Kurtubi

Wawancara

WAWANCARA

Kurtubi: Presiden Tinggal Keluarkan Perppu, Migas Sebaiknya Di Bawah BUMN

KAMIS, 15 NOVEMBER 2012 | 08:50 WIB

Keputusan Mahkamah Konstitusi membubarkan Badan Pelaksana Minyak dan Gas (BP Migas) patut diapresiasi. Sebab, ini langkah besar untuk kesejahteraan rakyat.

“Kita  berharap dengan pembu­baran ini pengelolaan migas jauh le­bih baik,” kata pakar per­mi­nya­kan, Kurtubi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui,  MK memu­tus­kan pasal yang mengatur tu­gas dan fungsi BP Migas dalam UU Nomor 22 ta­hun 2001 ten­­tang Minyak dan Gas Bumi ber­tentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki hukum meng­ikat.

Kurtubi selanjutnya mengata­kan,  pemerintah diharapkan se­ga­ra mengeluarkan Peraturan Peng­ganti Perundang-undangan (Perp­pu) untuk kelanjutan dari pem­­bubaran BP Migas ter­sebut.

Berikut kutipan selengkapnya:


Idealnya kapan Perppu itu dikeluarkan?

Secepatnya. Presiden pe­rin­tah­kan saja   Biro Hukum, kan beres.


Apa pengganti BP Migas?

Sebaiknya pengganti BP migas itu bentuknya Badan Usa­ha Milik Negara (BUMN). Tu­juannya agar hubungan dengan kontraktor menjadi Bisnis to Bisnis (B to B).


Kalau BUMN berarti di bawah Presiden juga?

Betul, tapi ini beda. Kalau  di ba­wah Kementerian BUMN, ten­tunya di bawah Menteri BUMN dan Presiden. Direkturnya juga bisa dipecat presiden.


Apa untungnya ?

Keuntungannya adalah kita sudah menjalankan pengelolaan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) sesuai dengan konstitusi, se­hingga ada kepastian hukum­nya. Dengan ber­status sebagai BUMN, tentunya bisa diupayakan se­besar-besarnya untuk kemak­muran rakyat.  


Memang berapa besar keun­tu­ngannya bagi negara?

Nilainya luar biasa kalau BUMN dikerahkan untuk kelola mi­gas kita. Prediksi saya, paling tidak bisa mengumpulkan dana dari keka­yaan migas mencapai ri­buan triliun rupiah. Ini bisa dipa­kai untuk pem­bangunan serta per­baikan infras­truktur di seluruh Indonesia.


Memang berapa besar keun­tu­ngannya bagi negara?

Nilainya luar biasa kalau BUMN dikerahkan untuk kelola mi­gas kita. Prediksi saya, paling tidak bisa mengumpulkan dana dari keka­yaan migas mencapai ri­buan triliun rupiah. Ini bisa dipa­kai untuk pem­bangunan serta per­baikan infras­truktur di seluruh Indonesia.


Mengenai pengelolaannya nanti bagaimana?

Pengelolaannya tentu oleh BUMN. Kontraktor tetap jalan dan be­kerja. Hanya saja mereka men­­jadi kontraktornya BUMN, bu­kan pengusaha terpisah yang mengatur-ngatur. Kita yang meng­atur gas un­tuk dalam negeri berapa dan luar negeri berapa.


Memangnya selama ini ba­gai­­mana?

Selama ini kan kontraktor yang mengatur-ngatur. Lihat saja gas kita saja dijual ke luar negeri de­ngan har­ga murah. Kita hanya da­pat re­mah-remahnya. Keru­gian lain­nya negara  tidak keba­gian gas un­tuk pembangit lis­trik da­lam negeri, se­hingga PLN sam­pai harus meng­­gu­nakan BBM dan menga­lami kerugian besar.


Kalau jadi BUMN apa nggak rawan diperas ?

Makanya BUMN ini harus ber­sih-bersih. Bila perlu kalau ada yang korupsi digantung saja atau langsung diadili dengan hu­kuman yang sangat keras. Sebab negara kan sudah mengamanat­kan agar pegawai BUMN bekerja men­sejahterakan rakyat.


Apa kita mampu membuat kilang minyak ?

Ya kita sangat mampu. Nanti kan Pertamina punya dana besar. Itu bisa dialihkan dalam pem­bangunan kilang minyak, sehing­ga kita bisa mencapai swasem­bada BBM tahun mendatang.


Anda yakin begitu?

Ya dong. BUMN adalah milik rak­­yat, maka harus berbisnis un­tuk rakyat.  Harus mengubah diri sen­­­­diri. Jangan mau dijadikan ATM kepentingan politik.

Karyawan BP Migas bagai­mana?

Itu otomatis menjadi karyawan Pertamina, karena perannya diambilalih BUMN ini.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya