Aktivis masyarakat sipil dan mahasiswa turun ke jalan-jalan sepanjang Islamabad, Karachi, dan Lahore dan kota-kota Pakistan lainnya pada Jumat (12/10), untuk mengecam serangan brutal terhadap gadis yang baru berusia 14 tahun.
Malala, sang gadis, merupakan aktivis perdamaian remaja dan bintang nasional ditembak oleh militan Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP) militan pada Selasa (9/10) lalu.
Tidak hanya sekedar unjuk rasa, doa-doa untuk kesembuhan Malala juga terus mengalir di masjid, gereja, dan sekolah-sekolah yang ada di Pakistan.
Malala Yousufzai ditembak di bagian kepala dan leher oleh gerilyawan TTP di kota Mingora. Malala adalah aktivis remaja yang menentang ekstremisme dan mempromosikan pendidikan bagi anak perempuan dan wanita di Lembah Swat, provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Perdana Menteri Pakistan Pervez Ashraf Raja mengunjungi Malala dan memberikan penghormatan kepada dia dan kedua temannya yang juga terluka ketika seorang pria bersenjata memaksa naik ke dalam bus sekolah mereka dan melepaskan tembakan.
"Itu bukan kejahatan terhadap seseorang tetapi kejahatan terhadap kemanusiaan dan serangan terhadap nilai-nilai kebangsaan dan sosial," ujar Ashraf.
Dia pun menyerukan agar Pakistan bersatu untuk melawan ekstremisme. [dem]