Berita

Agus Martowardojo

Publika

Kekayaan Indonesia Milik Siapa?

SELASA, 11 SEPTEMBER 2012 | 17:33 WIB

MENKEU Agus Marto menipu! Menkeu katakan bahwa kekayaan RI tahun 2005, di awal kepemimpinan SBY, hanya Rp 852 triliun, namun tahun 2012 ini tercatat mencapai Rp3023,44 triliun, meningkat 3,5 kali lipat dengan kekayaan bersih mencapai Rp1076,07 triliun.

Apa itu kekayaan? Adam Smith dalam Wealth of Nation mendefinisikan sebagai barang yang bernilai ekonomi, uang, real estate dan property pribadi, saham, obligasi. Kekayaan bersih adalah nilai aset dikurangi kewajiban dari seluruh ekonomi dalan suatu negara.

Pertanyaanya siapa yang punya kekayaan di negara kita? Tambang emas 95% dikuasai Freeport dan Newmont, tambang mineral lain 75% dikuasai asing, Batubara 75% dikuasai asing, Minyak 85% dikuasai asing, sebanyak 48% dikuasai Chevron. Perkebunan 75% dikuasai asing, perbankkan 60-70% dikuasai asing. 

APBN dibiayai dengan utang LN, SUN, obligasi sebagian besar dibeli asing.

Real estate, property dibangun dengan kredit konsumsi. Masyarakat belanja dengan kartu kredit. Semua utang! pengerukan perlahan-lahan melalui perbankkan asing langsung dan dana asing dalam perbankan nasional.

Benarkan rakyat Indonesia semakin kaya? Jumlah orang miskin dengan pendapatan di bawah 2 dolar PPP atau sekitar Rp. 12.000/kapita/hari mencapai 110 juta jiwa.

Akumulasi pendapatan 110 juta jiwa tersebut hanya Rp. 475 triliun setahun.

Sementara sebagian kecil orang memiliki simpanan dalam jumlah fantastis di bank-bank, nasabah kaya perbankan Indonesia dengan simpanan di atas Rp 5 miliar
mencapai 51.422 nasabah (per April 2012). Jumlah simpanannya mencapai Rp 1.232,64 triliun (April 2012), atau mencapai 3 kali lipat pendapatan 110 juta penduduk miskin setahun.

Presiden, anggota DPR, Menteri dan kroninya semakin kaya. Pengusaha antek asing semakin kaya. Sementara rakyat, buruh, tentara berpangkat rendah, polisi berpangkat rendah, PNS yang jujur semakin miskin, tertindas dan sengsara.

Salamuddin Daeng
Penulis adalah Direktur Institute for Global Justice (IGJ)


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya