Berita

ilustrasi/ist

Waspada, Anak-anak Umur Dua Tahun Sudah Banyak yang Merokok

KAMIS, 31 MEI 2012 | 11:04 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL.  Hasil pemantauan Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI pada tahun 2010 dan 2011 tampaknya harus menjadi bahan renungan bagi para orang tua dan pemangku kebijakan di negeri ini tentang usia anak yang sudah merokok.

Disebutkan, telah terjadi pergeseran umur merokok pemula dari 7 tahun ke 2 sampai 4 tahun. "Ini situasi yang sangat memprihatinkan kita semua," jelas Sekretaris KPAI M. Ihsan pagi ini (Kamis, 31/5) terkait peringatan Hari Antitembakau se-Dunia yang jatuh hari ini.

Ihsan juga mendedahkan data lainnya. Data terakhir, bebernya, menunjukan bahwa sekitar 7 persen siswa SD merokok; 16 persen siswa SMP merokok; dan 24 persen siswa SMA merokok. "Anak-anak dari kelompok marginal seperti anak jalanan, pekerja anak, anak yang berhadapan dengan hukum pada umumnya merokok," sambungnya.

Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena orang tua atau orang dewasa masih rendah kesadarannya akan bahaya rokok. Juga masih banyak ditemukan para orang dewasa atau orang tua merokok di rumah, di sekolah, pesantren dan tempat-tempat yang mengakibatkan anak terpapar asap rokok.

Tak hanya itu, pemerintah juga belum menerapkan peraturan yang tegas melarang merokok di tempat-tempat umum. Pemprov DKI Jakarta memang sudah memiliki peraturan daerah tetapi tidak pernah diterapkan dengan memberi denda kepada masyarakat yang merokok di tempat umum untuk memberi efek jera pada masyarakat yang lain.

"Situasi yang lebih memprihatinkan dan banyak masyarakat yang tidak peduli yaitu mendiamkan melihat anak-anak merokok, anak-anak bebas membeli rokok di warung dan bahkan sering anak-anak di suruh orang tua beli rokok ke warung," bebernya.

Hal itu menjadi bukti bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk melindungi anak dari bahaya rokok masih rendah.  "Pada momentum hari tanpa tembakau dunia ini mari kita selamatkan anak indonesia dari bahaya rokok," seru Ihsan. [zul]


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya