Berita

presiden sby/ist

Indonesia Seperti di Ujung 1965, Tritura 2.0 Terpaksa Digelontorkan

RABU, 23 MEI 2012 | 07:53 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Gerakan Anti Susilo (GAS) akan kembali unjuk gigi. Bila tidak ada aral melintang, kelompok yang dimotori Yosef Sampurna Nggarang ini akan menggelar aksi menentang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono siang nanti (Rabu, 23/5). Massa akab berkumpul pukul 13.30 di depan TVRI di Jalan Pemuda, Jakarta Pusat, untuk selanjutnya long march menuju Gedung DPR/DPD/MPR RI di Senayan.

Diperkirakan jumlah massa yang turun dalam aksi kedua ini sebanyak 2.000 orang.

Yosef Sampurna Nggarang dalam keterangannya mengatakan gerakan mereka didorong oleh kenyataan bahwa kondisi politik, ekonomi, hukum dan sosial-kemasyarakatan dalam beberapa tahun terakhir ini terus memburuk. Rakyat semakin susah dan kehilangan harapan karena tidak ada lagi tempat mengadu. Mau beribadah harus bersimbah darah. Negeri ini telah kehilangan kepemimpinan dan keteladanan.

"Lembaga-lembaga negara nyaris tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Para penyelenggara negara di semua lini sibuk membangun citra sambil terus memperkaya diri," ujarnya.

Di sisi lain, lembaga kepresidenan tidak bisa memberi keteladan dalam menjalankan prinsip-prinsip clean government dan good governance. Akibatnya menjadi hal yang lumrah bila jajaran eksekutif di semua tingkatan, dari kabupeten/kota sampai Istana hanya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang koruptif.

"Maka perekonomian nasional yang dikatakan pemerintah dalam iklan-iklan di media massa mengalami pertumbuhan (6,5%), kenyataannya hanya bualan. Karena lapangan kerja, sebagai indikator dan cermin adanya pertumbuhan ekonomi, tidak kunjung tersedia. Maka menjadi TKI (tenaga kerja) di luar negeri, meskipun taruhannya penyiksaan yang bisa menewaskan, tetap merupakan pilihan rakyat Indonesia untuk bertahan hidup," sambungnya.

Dalam suasana semakin menurunnya pendapatan, bahkan kaum buruh harus demonstrasi berhari-hari hanya untuk meminta tambahan upah beberapa ratus ribu rupiah, tak kuasa nengejar harga-harga kebutuhan hidup (termasuk biaya pendidikan dan kesehatan) yang kian tak terkendali.

"Para wakil rakyat di legislatif juga tak menghiraukan nasib mayoritas rakyat Indonesia. Mereka asyik berkomplot merampok APBN, dan tak segan-segan berdagang undang-undang. Semua itu demi setoran kepada para pemimpin partai, majikan mereka yang sebagian menjadi anggota kabinet, anak buah Presiden Susilo," masih katanya.

"Itu sebabnya begitu banyak undang-undang dibuat hanya untuk menyenangkan para cukong, tak perduli itu menyengsarakan rakyat dan bertentangan dengan Konstitusi," kata Yosef lagi.

GAS yang dipimpinnya mengusung tiga tuntutan rakyat, yakni turunkan harga, turunkan pemerintahan SBY-Boediono, dan cabut UU yang menyengsarakan rakyat dan bertentangan dengan UUD 1945. Ketiga hal itu dikemas menjadi Tritura 2.0.

"Situasi hari-hari ini memang nyaris sama dengan suasana hari-hari Indonesia di penghujung tahun 1965," demikian Yosef. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya