Berita

Yuri O. Thamrin

Di Acara SOM APEC Moskow, Indonesia Gelindingkan Konsep Ekonomi Biru

JUMAT, 17 FEBRUARI 2012 | 11:53 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Di tengah dinginnya suhu udara yang mencapai minus 31 derajat celcius, suasana pertemuan tingkat pejabat tinggi APEC di kota Moskow tetap hangat. Itu utamanya karena Indonesia menggelindingkan konsep inisiatif yang masih gres, yakni "Ekonomi Biru".

Hari pertama Kamis, (16/2), Senior Officials Meeting APEC yang dihelat di kota ujung dunia bagian utara tiba-tiba menjadi marak. Pembicaraan berlangsung hangat dan seolah menafikan turunnya salju berderai yang tak kunjung henti. Perhatian seratusan delegasi APEC yang menenuhi ruangan pertemuan berukuran besar tersebut tertuju kepada Indonesia. Maklum, Indonesia tiba-tiba mengajak hadirin untuk mengamini konsep yang disebut "Blue Economy.

Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Kementerian Luar Negeri, yang juga Ketua Delegasi Indonesia, Yuri O. Thamrin, secara fasih mengemukakan bahwa konsep ini merupakan sebuah kebutuhan bersama, tidak hanya terkait dengan kepentingan Indonesia an sich. Namun pasti menjadi concern utama dari negara-negara yang memiliki laut yang merupakan mayoritas anggota APEC.

Diakui bahwa terminologi "Ekonomi Biru" memang bukanlah hal yang sama sekali anyar.  Terminologi "Ekonomi Biru" sempat disebut-sebut dalam berbagai sidang internasional khususnya yang terkait dengan manajemen berkesinambungan dan melestarikan sumber-sumber kelautan. Tahun ini misalnya, "Blue Economy" menjadi tema pada international Expo di Yeosu, Korea Selatan.

Walau demikian, Yuri menyebutkan bahwa terminologi dimaksud telah dibesut sedemikian rupa oleh tim APEC Indonesia sehingga memiliki makna yang lebih komprehensif. Diungkapkan, adalah kewajiban setiap negara untuk melakukan tindakan kongkrit terhadap manajemen kelautan serta sumber-sumbernya, khususnya yang menyangkut dengan keamanan pangan (food security), perubahan iklim (climate change), pemberantasan pencurian ikan, kerjasama bidang riset dan pengembangan, serta peningkatan kesadaran atas isu-isu kelautan.

"Untuk itu Indonesia mengusulkan tiga inisiatif di APEC, yakni penurunkan tingkat pengambilan ikan yang tidak menjamin kesinambungan, penanganan perubahan iklim dan coral reef, serta meningkatkan koneksitas antar-kawasan," ujar Dirjen Aspasaf, lewat siaran pers yang dikirim diplomat RI di Moskow, M. Aji Surya, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu, Jumat, (17/2).

Sejauh dalam pertemuan hari pertama tersebut, beberapa negara langsung memberikan acungan jempol dan menyampaikan komentarnya yang bernada dukungan. China, Amerika Serikat, Rusia dan Australia termasuk beberapa negara yang secara prinsip mengakui pentingnya konsep yang digulirkan Indonesia. Namun begitu, mereka pada umumnya tetap berharap agar Indonesia lebih mendetailkan konsep tersebut sampai pada tataran yang lebih praktis guna dipelajari lebih lanjut.

Direktur KIK Aspasar Kemlu, Arto Suryodipuro menambahkan bahwa konsep yang diperkenalkan di tengah bekunya kota Moskow itu sudah dipikirkan masak-masak. Bahkan akan diperjuangkan menjadi tema utama APEC pada saat dihelat di Indonesia di tahun depan. “Kita akan terus kembangkan sesuai dengan visi APEC dan kepentingan nasional Indonesia,” ujarnya.

Yang paling penting, menurut beberapa delegasi asing, konsep ini tidak boleh tumpang tindih dengan pembahasan yang ada di forum-forum internasional lainnya. Untuk ini, Dirjen Aspasaf akan memperhatikannya dan bahkan memberikan jaminan bahwa yang akan dipetik justru nilai tambah yang dibutuhkan semua anggota APEC. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya