RMOL. Diskriminasi terhadap etnis Ting Hoa di dunia pendidikan sampai saat ini masih dirasakan. Ini terjadi khususnya pada universitas-universitas negeri yang ada di Indonesia.
Demikian disampaikan mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Glodok, Hermawi Taslim saat diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (20/1).
Taslim mengatakan hal tersebut menyebabkan banyaknya para pelajar etnis Tiong Hoa lebih memilih mengenyam bangku perguruan tinggi di luar negeri.
"Seperi di UI, UGM, ITB, diskriminasi terhadap etnis China masih tinggi. Akhirnya banyak etnis China yang menyekolahkan anaknya ke Malaysia," ujar Taslim yang kini menjadi anggota Komunitas Glodok ini.
Salah satu bentuk sindiran yang dirasakan adalah pembatasan terhadap etnis China untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Masih kata Taslim, jika etnis China diperbolehkan masuk ke kampus negeri, maka setengah kampus isinya etnis China.
"Memang tidak ada yang membatasi hal tersebut. Namun, kenyataannya di lapangan hal tersebut masih terjadi saat ini. Lagian, kalau memang mereka (etnis China) kuat dan mampu belajar di kampus negeri kenapa tidak, kenapa harus diskriminatif," demikian Taslim.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Yayasan Solidaritas Nusa Bangsa, Esther Yusuf. Ia menegaskan, banyak orang tua beretnis Tionghoa takut sekolahkan anaknya di sekolah-sekolah umum.
"Itulah kenapa anak-anak etnis Tionghoa juga terkesan ekslusif, karena jarang membaur bersekolah dengan pribumi di sekolah umum," tegas Esther.
Esther mengharapkan pemerintah mampu mensosialisasikan dan menanamkan bahwa nilai bahwa etnis Tionghoa bukan darah asing di Indonesia.
[arp]