pohon trembesi/ist
pohon trembesi/ist
Bagi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), DR. Sutopo Purwo Nugroho, hal itu adalah fenomena alam biasa yang terjadi akibat angina putting beliung. Bukan hanya pohon Trambesi di Istana, setidaknya ada 50 pohon yang tumbang akibat hujan dan angin deras tadi. Beberapa papan reklame juga jatuh.
Sementara banjir dan genangan terjadi di beberapa tempat.
Dalam pesan yang dikirimkannya, Sutopo menjelaskan, puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 km per jam yang berlangsung antara 5 hingga 30 menit. Ini terjadi akibat perbedaan tekanan yang sangat besar dalam area dengan skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (Cb).
“Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan Cb. Saat ini puting beliung sangat marak di Indonesia,†ujarnya.
Bencana puting beliung dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang naik. Dalam 10 tahun terakhir yaitu dari 2002-2011 terjadi 1.564 kejadian puting beliung atau 14 persen dari total kejadian bencana di Indonesia.
Antara tahun 2002-2011 terjadi kenaikan 28 kali lipat kejadian puting beliung. Jika tahun 2002 kejadian hanya 14 kali. Pada tahun 2006 terjadi 84 kejadian. Tahun 2010 ada 402. Tahun 2011 ada 285 kejadian dengan korban meninggal 21 orang, mengungsi 9.081 orang, 13.684 rumah rusak.
“Adaptasi terhadap ancaman puting beliung diperlukan mulai dari individu,†ujarnya lagi.
DR. Sutopo juga menjelaskan gejala awal puting beliung, antara lain, udara terasa panas dan gerah, di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus yang putih bergerombol dan berlapis-lapis. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas dan berwarna abu-abu menjulang tinggi. Sepintas awan ini tampak seperti bunga kol.
Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.
“Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung sekitar satu jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode seperti ini,†demikian DR. Sutopo. [zul]
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34