Pemerintah Korea Selatan memahami nuansa politik yang mengiringi pembicaraan mengenai Free Trade Agreement (FTA) antara pemerintah dengan negara-negara asing belakangan ini. Negeri ginseng itu memastikan bahwa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang mereka tawarkan tidak akan merugikan pihak Indonesia.
Berbeda dengan FTA, di dalam CEPA ada komponen pembangunan kapasitas dan kesepakatan untuk meninjau kerjasama bila dalam praktik terjadi ketidakseimbangan atau imbalance perdagangan di antara kedua negara. Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta akan memberikan penjelasan terbuka mengenai CEPA yang mereka tawarkan tanggal 27 Desember nanti di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Dutabesar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young Sun, mengatakan, hubungan ekonomi kedua negara tidak akan merugikan salah satu pihak karena sifat yang saling melengkapi satu sama lain. Ia menyebutkan, dalam tahun 2011 volume perdagangan kedua negara sekitar senilai 30 miliar dolar AS. Dari volume sebesar itu, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 4 miliar dolar AS.
Dubes Kim yang berbicara di depan pemimpin redaksi sejumlah media massa nasional di kediaman resmi di Jalan Imam Bonjol, Kamis malam (1/12), mengatakan, dalam setiap pertemuan dengan menteri-menteri Indonesia, ia selalu menekankan sifat saling melengkapi di antara kedua negara dan keuntungan yang akan didapat Indonesia.
"Mereka menilai FTA atau CEPA antara Indonesia dan Korea tidak ada masalah, no problem," ujar Dubes Kim.
Kim juga membeberkan sejumlah proyek baru yang telah disepakati kedua negara. Misalnya, tanggal 9 November yang lalu pemerintah Indonesia dan Korea telah menandatangani kerjasama membangun pembangkit listrik tenaga sampah. Selain itu, Korea Selatan juga akan membantu Indonesia mengelola limbah kelapa sawit agar ramah lingkungan.
Korea Selatan pun akan terlibat dalam megaproyek air minum. Khususnya di Jakarta, Korea Selatan akan membantu upaya merestorasi kualitas air sungai. Presiden Lee Myung Bak, ujar Dubes Kim, berhasil memperbaiki kualitas air sungai di Seoul saat menjabat sebagai walikota antara 2002 hingga 2006.
Saat ini ada sekitar 1.500 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia dan mempekerjakan sekitar 800 ribu tenaga kerja Indonesia. Menurut catatan Dubes Kim, perusahaan-perusahaan Korea Selatan itu menyumbang sekitar 14 miliar dolar AS dari keseluruhan volume ekspor Indonesia. "Kami menawarkan keuntungan bagi industri Indonesia," ujarnya lagi sambil menambahkan Korea Selatan bertekad ikut membantu peningkatan kapasitas dan teknis SDM Indonesia hingga mampu menjadi tulang punggung industri yang sehat.[guh]