Krisis keuangan tengah melanda
sejumlah negara di beberapa kawasan kunci perekonomian global. Suhu politik di Eropa
mendadak menjadi begitu panas, memaksa perdana menteri Yunani dan Italia
mengundurkan diri.
Di khawatirkan krisis multidimensi ini akan menyebar ke
negara-negara lain di kawasan lain yang saat ini masih menikmati keuntungan
dari krisis tersebut, seperti Indonesia.
Tetapi, menurut hemat aktivis Ray Rangkuti, pemerintahan
SBY-Boediono tidak dijatuhkan oleh faktor krisis ekonomi global itu.
Satu-satunya hal yang membuat SBY terjungkal, sebut Ray Rangkuti dalam diskusi
di Rumah Perubahan 2.0 di kawasan Duta Merlin di Harmoni, Jakarta, Selasa siang
(15/11), adalah blunder yang diciptakan pemerintah dalam menyikapi berbagai
persoalan yang terjadi.
“Ada Sekretariat Bersama yang
dipimpin Golkar. Setgab ini tidak di-setting untuk
kepentingan bersama. Terlebih kita tahu, Golkar hanya setia pada kekuasaan,
bukan pada SBY. Sama sekali tidak ada jaminan Golkar mau melindungi SBY bila
SBY dikuyo-kuyo,†ujar
Ray.
Menurutnya aka nada sebuah masa dimana Setgab akan membubarkan diri dan
melompat dari sektor kanan ke sektor kiri dan bergabung dengan kelompok ekstra
parlementer. Terlepas dari ancaman krisis ekonomi, rakyat tahu bahwa ada banyak
persoalan yang ditutup-tutupi pemerintahan SBY, juga ada banyak kasus korupsi,
khususnya yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan pusat
kekuasaan, yang belum tuntas.
“Jadi, kalaupun kita
santai-santai saja, SBY mengundang kita untuk ramai-ramai ke Istana dan
menjatuhkannya,â€
demikian Ray. [guh]