Berita

ist

Kesemrawutan Akibat Pemerintah Tidak Bijak

SABTU, 29 OKTOBER 2011 | 16:42 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Indonesia sangat terkenal dengan hamparan daratan dan lautan yang sangat luas dan potensi sumber daya alam yang melimpah. Tapi, mengapa masih ada banyak jutaan orang miskin? Mengapa setiap hari kita bermacet-macetan di Jakarta, berdesak-desakan di pulau Jawa, dan bahkan setiap tahun disodori tontonan mudik dengan berbagai dinamika kesengsaraan yang memilukan?

Menurut Harry Heriawan Saleh, Hidup dan membangun kehidupan tak bisa lepas dari lima unsur. Yakni, penduduk, ruang, waktu, kecepatan, serta teknologi. Pengabaian para pengambil kebijakan terhadap lima unsur tadi membuat kesemrawutan terjadi.

"Ketidakmampuan pemerintah mengelola kelima ruangan tadi secara bijak, baik dan benar, membuat masing-masing unsur bergerak sendiri-sendiri tanpa arah, yang melahirkan 'kota-kota yang tumbuh alami, dan  belum jadi', atau embrio kesemrawutan atau kesesakan perkotaan," ujar Harry dalam acara diskusi dan launching buku bertajuk 'Mengurai Benang Kusut Metropolitan: Bumi Nusantara untuk Manusia Indonesia' di gedung Widyagraha LIPI, Jakarta (Sabtu, 29/10).


Menurut Harry, yang merupakan penulis buku tersebut, Jakarta sebagai pusat segala-galanya dan segala-galanya pusat bagi Indonesia tak mampu memikul beban lagi. Sehingga menjadikan pertumbuhan kota-kota di Jawa ini tergantung alam, yang mengakibatkan gerak mobilitas barang, jasa, dan penduduk hanya berputar-putar tanpa pola.

Di lain sisi, Harry menawarkan dalam bukunya, perlunya dikembangkan wacana untuk menggeser, mengalihkan, dan mendistribusikan sebagian dari segala-galanya Jawa itu ke seluruh bumi nusantara, sekaligus mengembangkan dan mengelola potensi sumberdaya wilayah dan sumberdaya alam yang sampai saat ini belum dikelola dengan baik dan terkesan mubazir saja.

"Buku ini mengingatkan kita pada pemikiran Bung Karno yang mewacanakan untuk memindahkan Ibukota RI ke Palangkaraya, dan statemen Buya Syafii Maarif yang dengan geram menyatakan bahwa kita baru akan mampu mewujudkan Indonesia yang sebenarnya merdeka, jika kita mampu membangun luar Jawa," kata jebolan University of Missouri Columbia, Amerika Serikat itu. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya