CIFOR (Center for International Forestry Research) membuat resah Asosiasi Industri Pulp dan Kertas (APKI). Lembaga kajian internasional itu dinilai menyebarkan kebohongan karena memelintir pidato resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Konferensi Internasional Forests Indonesia: Alternative Futures to Meet Demands for Food, Fibre, Fuel, and REDD+, di Jakarta, pekan lalu (Selasa, 27/9).
Ketua Presidium Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Muhammad Mansur mengecam upaya CIFOR yang seolah-olah mengadu domba pemerintah Indonesia dengan APKI. CIFOR, menurutnya, secara gamblang telah memelintir isi pidato Presiden.
“Tetapi seolah-olah SBY mengucapkan itu. Ini sangat merugikan, dan bisa memojokkan asosiasi industri pulp dan kertas,†kata Mansur, Senin (3/10).
Fakta tersebut bisa dilihat dalam tulisan Daniel Cooney di blog milik CIFOR, tertanggal 27 September 2011, yang berjudul Indonesia’s leader says he will dedicate final years of his presidency to protect rainforest.
Contoh kalimat yang dipelintir atau disisipkan di antara pernyataan Presiden tersebut ada di alinea lima yang berbunyi: Indonesia kehilangan kira-kira 1,1 juta hektar hutannya setiap tahun. Sebagian besar disebabkan oleh penebangan yang tidak lestari yang meliputi konversi hutan menjadi perkebunan untuk kelapa sawit dan industri pulp dan kertas.â€
“Nyatanya, seluruh kalimat itu tidak ada dalam pidato Presiden SBY,’’ tegas Mansur.
Pengaburan pidato RI 1 yang dilakukan CIFOR sangat merugikan industri pulp dan kertas.
“Presiden SBY jelas sekali tidak menyinggung soal industri pulp dan kertas dalam pidatonya. Ini kan merugikan kami. Karena kami selalu mengusahakan hutan secara lestari seperti HTI (Hutan Tanaman Industri),†ujar Mansur lagi.
Mansur menambahkan, di alinea delapan CIFOR juga merekayasa pidato Presiden dengan menyisipkan kalimat “dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca tertinggi di duniaâ€.
“Kalimat ‘dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca tertinggi di dunia’ sama sekali tidak ada dalam pidato SBY. Fakta ini dapat dicek kebenarnya di video pidato Presiden. Ini kan menyesatkan,’’ masih kata Mansur.
Dikatakan, artikel Daniel Cooney yang menyesatkan tersebut bisa dilihat di blog CIFOR.
“Saya sangat heran, kenapa CIFOR begitu berani merekayasa pidato Presiden RI? Apa motif CIFOR? Saya menduga ada kepentingan asing dalam industri pulp dan kertas di belakang CIFOR?’’ tambahnya.
Celakanya, rilis bohong dari CIFOR ini juga dimuat Harian Kompas, edisi Rabu (28/9/2011). Seharusnya, redaksi Kompas tidak menelan mentah-mentah rilis dari CIFOR. Sebab, berita bohong itu sudah meresahkan APKI.
“Seharusnya lebih berhati-hati menuliskan berita dan harusnya terlebih dahulu mengecek kebenarannya. Sebab kami selalu mengusahai hutan dengan cara-cara lestari. Sektor industri juga sangat penting. APKI sendiri mampu menyerap 240 ribu tenaga kerja saat ini,†demikian Mansur. [guh]