Berita

ilustrasi/ist

Dunia

Institut Potomac Beberkan Bukti Baru yang Mengancam Sahara

JUMAT, 16 SEPTEMBER 2011 | 23:21 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Bentrokan yang terjadi antara sesama kelompok penyelundup yang memiliki hubungan dekat dengan Polisario di kawasan perbatasan Mali dan Aljazair memperkuat dugaan bahwa kelompok separatis tersebut melakukan penyelundupan baik senjata maupun narkotika di kawasan Sahara.

Begitu kesimpulan Kepala Pusat Studi Terorisme Internasional di Institut Potomac, Yonah Alexander, baru-baru ini. Dia meminta agar pemerintahan yang memiliki tanggung jawab keamanan di kawasan itu, termasuk Maroko untuk mengambil tindakan tegas. Dia juga mengatakan bahwa komunitas internasional kini mulai memperhatikan dengan serius berbagai upaya yang dilakukan Polisario untuk mendiversifikasi penyelundupan yang mereka lakukan.

Yonah juga mengingatkan kembali hubungan erat antara Polisario dan kelompok Al Qaeda di Afrika Utara (AQIM) yang juga terlibat dalam aksi penyelundupan di kawasan itu.

Dalam laporan yang dikeluarkan lembaga itu, Yonah mengajak komunitas internasional untuk bekerja sama mengakhiri situasi yang berbahaya ini. Bukan hanya membahayakan kawasan Sahara, Yonah juga menilai bahwa kejadian seperti ini bila dibiarkan juga ikut membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat. Belakangan ini semakin banyak bukti yang ditemukan yang memperlihatkan saling keterkaitan antara penyelundupan obat-obatan terlarang dengan jaringan terorisme.

Kepala Institut Potomac juga mengatakan telah ditemukan bukti-bukti kuat yang memperlihatkan bahwa kokain dari Amerika Latin diselundupkan ke kawasan Sahara.

Menanggapi masalah ini, Direktur Dewan Atlantik Michael S. Ansari dan peneliti Africa Center, Peter Pham, menyebutkan bahwa anggota Polisario yang selama ini dibayar Khadafy untuk menghadapi kelompok oposisi telah kehilangan pekerjaan dan mulai melibatkan diri secara lebih aktif lagi dalam berbagai aksi penyelundupan tadi.

Secara khusus Pham meminta agar komunitas internasional bekerja sama menghadapi persoalan di Sahel Sahara ini. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya