Berita

Publika

Pancasila Tak Lagi Jadi Dasar

KAMIS, 14 JULI 2011 | 15:24 WIB

SELAMA reformasi, UUD 1945 sudah empat kali diamandemen. Amandemen telah membuat arah kehidupan bangsa menjadi tidak jelas karena perubahannya dilakukan sesuai dengan kepentingan elite politik. Ironisnya Pancasila tidak lagi pernah disebut, apalagi diamalkan atau dijadikan rujukan dalam perumusan berbagai kebijakan. Semua kebijakan dirumuskan oleh akademisi yang mengambil sumber dari budaya luar, bahkan banyak keputusan politik yang tidak dirumuskan berdasarkan kebutuhan sendiri, tetapi berdasarkan aspirasi para konsultan yang kebetulan juga asing yang tentu tidak mengerti budaya dan aspirasi masyarakat di sini.

Dengan cara pandang seperti itu maka Pancasila tidak lagi menjadi dasar berpolitik dan bernegara dalam pelaksanaan demokrasi kita. Melihat penyimpangan itu maka tanpa harus mengurangi kualitas demokrasi, berbagai pihak telah mulai bersuara dengan mengusulkan agar pemilihan kepala daerah langsung  dihapuskan. Karena hal tersebut ditengarai hanya mengakibatkan politik berbiaya tinggi, tetapi juga memancing terjadinya disintegrasi sosial. Lebih penting lagi langkah itu jelas melanggar dasar negara sebagaimana termaktub dalam Pancasila.

Sistem demokrasi kita bukan demokrasi langsung melainkan demokrasi perwakilan, sebagaimana dikatakan dalam sila ke 4 yang mengatakan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”. Artinya dalam konteks demokrasi Pancasila ini pimpinan eksekutif mulai dari presiden hingga bupati dipilih oleh para wakil rakyat, yang sudah dipilih secara demokratis oleh rakyat.


Apakah dengan sistem tersebut akan menciptakan kesejahteraan sosial di tengah sistem politik kenegaraan yang kita rasakan cenderung bersifat liberal? Karena sistem tersebut secara jelas lebih mengutamakan persaingan ketimbang kerjasama dan gotong royong. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan seolah-olah disirnakan dari sistem ini, sehingga mustahil akan mampu membawa kesejahteraan sosial secara merata. Apabila kondisi ini tetap dipertahankan secara terus menerus maka jangan kaget negeri ini terus diguncang berbagai macam persoalan yang berkepanjangan. Hampir tiap hari kita disuguhi oleh media berita-berita masalah kasus hukum yang tidak tegas, koruptor yang tak kunjung habis. Dengan kondisi seperti ini rakyat semakin dibuat frustasi dengan kondisi politik yang tidak kondusif.    

Oleh karenanya kita berharap agar kondisi bangsa kedepan dapat segera pulih. Penulis menawarkan jalan yang terbaik untuk keluar dari persoalan bangsa saat ini yakni dengan mengembalikan sistem politik ketatanegaraan yang dianggap menyimpang, diluruskan dan dikembalikan pada khittahnya. Karena diyakini  oleh berbagai kalangan hanya dengan menjalankan Pancasila dan UUD 1945  secara jujur, adil dan  benar  akan  mampu menciptakan kesejahteraan sosial dan menjaga keluhuran  budi bangsa.

Sri Wahyuni
Graha Prima Baru, Mangun Jaya, Tambun Selatan
email: sriyuni@ymail.com


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya