Berita

Bagir Manan

Wawancara

WAWANCARA

Bagir Manan: Pers Jangan Dibebani jadi Penyidik & Penegak Hukum

KAMIS, 14 JULI 2011 | 04:35 WIB

RMOL. Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta Pers  tetap fokus dalam pemberitaan yang menyangkut kepentingan publik dan negara. Jangan terjebak pengalihan isu yang berkembang di masyarakat.

“Saya harap Pers fokus dalam berbagai hal yang kita anggap penting bagi publik dan negara. Jangan sampai masyarakat teng­gelam dengan isu lain secara ber­lebihan,” ujar Bagir Manan, kepada Rakyat Merdeka, Selasa (12/7).

Menurut bekas Ketua MA itu, beralihnya sebuah isu ke isu yang lain, sangat bergantung pada res­pons masyarakat mengenai pem­beritaan yang berkembang.


“Andaikan ada niat pengalihan isu, maka yang menentukan apakah isu itu beralih atau tidak, tergantung respons masyarakat,’’ katanya.

 Berikut kutipan selengkapnya;

Bagaimana komentar Anda terhadap pernyataan bahwa SMS dan BBM tidak bisa di­ja­dikan dasar membuat berita?
BBM atau SMS itu adalah fakta. Bukan sesuatu yang dika­rang-karang oleh pers, sehingga bukan hal yang dilarang untuk dikutip atau dijadikan bahan dan sumber berita.

Ada yang meragukan aku­rat­­nya?
Ini kan dunia teknologi. Untuk meyakini orang itu benar atau tidak, tidak harus selalu berha­dap-hadapan. Saya rasa pers punya instrumen-instru­men untuk me­numbuhkan ke­yakinan bahwa ini adalah suatu fakta dan berita.

Soal kebenaran BBM Naza­ruddin secara hukum, ya itu bu­kan urusan pers. Itu inisiatif pe­negak hukum. Jangan pers di­bebani untuk menjadi penye­lidik dan menjadi penegak hukum.

Bagaimana menurut Anda pemberitaan media massa se­karang ini?
Sebagai Ketua Dewan Pers, saya melihat berita-berita pers kita masih dalam fungsi pers. Belum melewati batas fungsi pers. Artinya, pers sebagai media informasi, pendidikan sosial maupun fungsi kontrol, sehingga kita melihat pemberitaan media massa masih dalam kerangka kode etik dan aturan hukum pers yang ada. Pers itu sangat mem­bantu dan mendorong agar kasus Nazaruddin dapat terungkap dan diselesaikan dengan baik dan cepat. Hal itu yang sudah di­lakukan pers.

Ada pendapat bahwa pers me­lakukan politik?
Sinyalemen bahwa pers ber­politik, itu sama saja kita me­nga­takan bahwa untuk hidup kita harus makan. Artinya poli­tik itu adalah hal yang tidak bisa dipi­sahkan dengan pers. Ja­ngan­lah kita menuntut pers untuk ter­pisah dari politik. Se­bab, itu ada­lah bagian dari fungsi pers, misalnya fungsi kontrol. Fungsi kontrol apabila sudah menyang­kut fungsi negara dan fungsi pe­merintah, sudah pasti berpolitik. Itu me­rupakan keharusan bagi pers.

Apa kontrol pers terhadap pe­merintah masih dalam kori­dor yang wajar?
O ya, apalagi ini tidak me­nyang­kut pemerintah, hanya menyangkut lembaga politik yaitu partai politik, berkaitan dengan korupsi, dan berkaitan dengan kerugian negara. Untuk itu, permasalahan Nazaruddin menjadi masalah negara dan pe­merintahan, pers memiliki ke­wajiban untuk berpartisipasi mengungkapkan persoalan ini.

Artinya pers merdeka tetap ha­rus dijaga?
Saya selalu mengatakan bah­wa prinsip pers yang merdeka harus kita jalankan, tegakkan, dan per­juangkan terus. Kalau ada risiko, itu suatu hal yang harus kita hadapi. Kita tidak perlu mem­besar-besarkan anca­mannya.

Tapi ada dua hal yang kita laku­kan. Pertama, harus mem­bangun kedewasaan de­mo­krasi. Kede­wa­saan demokrasi itu termasuk di dalamnya ada to­leransi dalam perbedaan panda­ngan dan per­bedaan pendapat. Kedua, kita harus membiasakan diri untuk mendengar yang berbeda dengan kepenti­ngan kita.   [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya