Berita

rizal ramli/ist

DEMOKRASI KRIMINAL-FEODAL

Di Medan, Rizal Ramli Ajak Rakyat Berani Memulai Perubahan

MINGGU, 10 JULI 2011 | 08:49 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Perjalanan demokrasi di Indonesia tidak semulus yang dibayangkan dan dimimpikan banyak orang. Ketika Soeharto berkuasa kelompok prodemokrasi berusaha sekuat tenaga mendobrak tembok kekuasaan Orde Baru untuk membangun sistem demokrasi yang genuine dan authentic.

Demokrasi yang dikembangkan Orde Baru dianggap tidak mencukupi karena hanya bermakna prosedural dan hanya menjadi alat untuk memperkaya kelompok penguasa. Di masa itu memang ada tiga partai politik yang diperbolehkan mengikuti pemilihan umum yang digelar sekali dalam lima tahun.

Juga ada parlemen yang memilih presiden dan menyusun UU. Lembaga yudikatif dan peradilan pun eksis. Begitu juga dengan media massa dan organisasi kemasyarakatan. Namun semua institusi itu harus tunduk di bawah kekuasaan tangan besi rezim penguasa.


Ironisnya, begitu menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli ketika berbicara dalam pelantikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumatera Utara, di Medan, Sabtu malam (9/7), di era Reformasi, khususnya belakangan ini, praktik demokrasi Indonesia semakin membahayakan.

Demokrasi yang kini berlaku di Indonesia bukan hanya prosedural, tapi juga kriminal. Pada praktiknya, demokrasi prosedural dan kriminal ini memanfaatkan money politics atau uang sogokan untuk mendapatkan dukungan rakyat, juga untuk memanipulasi perolehan suara. Bukti dari praktik demokrasi prosedural-kriminal ini adalah, hingga sekarang sudah ratusan kepala daerah yang dihukum karena melakukan kecurangan untuk mendapatkan jabatan.

Praktik demokrasi prosedural-kriminal tidak bisa dilakukan hanya dengan mengganti orang-orang atau kelompok yang terlibat di dalamnya. Selain itu sistem juga perlu dibenahi, antara lain dengan kebijakan pembiayaan partai politik oleh negara.

"Syaratnya tentu ada. Parpol harus diaudit. Dan hasil audit kelayakan itu disampaikan kepada publik sebagai konstituen, sehingga tahu mana parpol yang sungguh-sungguh ingin membangun bangsa dan mana parpol yang ingin menjadi perampok APBN," ujar Rizal Ramli sambil menambahkan bahwa parpol juga memiliki kewajiban mencalonkan orang-orang yang kredibel untuk duduk di lembaga legislatif dan eksekutif. 

Di sisi lain, demokrasi kriminal melahirkan pemimpin feodal yang walaupun tidak memiliki kecakapan namun bisa berkuasa karena faktor uang.

"Karena itu, demokrasi Indonesia sekarang membawa kita mundur ke abad ke -18, dimana feodalisme diagung-agungkan. Sikap feodalisme ini harus diubah," kata tokoh oposisi ini lagi.

Rizal Ramli meminta agar semua orang yang memadati ruang pelantikan di Hotel Madani di Jalan Sisingamangaraja itu berani memulai perubahan. Hanya dengan perubahan, bangsa ini bisa kembali menapaki jalan kebenaran.

"Demokrasi kriminal dan feodal berkembang dengan cepat karena masyarakat Indonesia yang mayoritas sangat baik tidak berani meneriakkan kebenaran dan membiarkan kebohongan-kebohongan berkembang. Kelompok kecil yang jahat, menguasai orang-orang yang baik karena orang-orang yang baik itu tidak berani melakukan perlawanan," demikian Rizal mengingatkan. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya