RMOL. Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh mengatakan, adanya dugaan contek massal mendorongnya segera menerapkan pendidikan karakter.
“Selain para siswa, pelajaran tersebut juga akan kami sosialiÂsasiÂkan kepada para pengajar. Kami berharap, masyarakat menÂdukung hal ini, sehingga pemÂbangunan kultur dapat dilakuÂkan,†ujar Nuh kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (18/6).
Menurutnya, kurikulum penÂdidiÂkan karakter tidak hanya diÂtuangkan dalam satu mata pelaÂjaran. Sebab, tujuan utama penÂdidikan ini membangun priÂbadi yang berkualitas.
“Karakter itu sifatnya memang seperti oksigen. Perdebatannya, bisa ‘lari’ ke mana-mana. Tapi, tak bisa dipungkiri kalau kita semua membutuhkan itu,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa pendidikan karakter mampu membuat guru dan muÂrid tidak berbuat curang?Kami membuat konsep penÂdidiÂkan karakter, karena kami ingin mengantisipasi hal-hal seperti itu. Kami berharap, meÂtode ini dapat dijalankan dan menÂdapat dukungan dari semua elemen masyarakat.
Anda sudah mengunjungi SDN Gadel II Surabaya, baÂgaiÂmana soal dugaan menconÂtek massal di sekolah tersebut?
Dalam kasus contek massal, kami harus terlebih dahulu menÂjelaskan duduk perkaranya. ApaÂÂÂkah betul ada contek massal. Kalau nggak mencontek tapi dituduh mencontek kan kasihan.
Kesimpulan Kemendiknas seperti apa?
Pertama, memang ada instruksi dari seorang guru kepada seorang siswa untuk melakukan penconÂteÂkan. Kedua, apakah instruksi tersebut terbukti di lapangan. Kan harus dilihat lebih dahulu. Sebab, kita mengetahui adanya instruksi itu setelah kejadian, setelah ujian selesai.
Lalu kesimpulannya speperti apa?Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya contek massal ada dua indikator. Pertama, pola jawaban. Dari pola jawaban dapat diketaÂhui, apakah ada kesamaan seluÂruh siswa. Kedua, distribusi nilaiÂnya. Apakah nilainya sama semua.
Nah dari dua variabel itu, kami menyimpulkan tidak terÂjadi contek massal. Sebab, disÂtriÂbusi nilai dan pola jawaban antar siswa tidak identik. Meski demiÂkian, kami tidak menutup mata atas peristiwa tersebut. MungÂÂkin ada satu atau dua siswa yang meÂlakukan kecuraÂngan. Makanya, guru dan KeÂpala Sekolah SDN Gadel II kami berikan sanksi.
Apa yang dilakukan KemenÂdikÂnas agar peristiwa serupa tiÂdak terulang?
Yang harus kami lakukan, tentu melaksanakan perbaikan tiga sisi. Pertama, para guru harus ditaÂnamÂkan prinsip-prinsip dasar nilai akademik, salah satu dianÂtaÂraÂnya kejujuran.
Kedua, murid dan keluargaÂnya. Ketiga, pemerintah daerah. Kalau tiga hal ini diperbaiki, diÂtambah peran media massa, maka pemÂbenahan tersebut dan penÂdidikan karakter akan menÂjadi lebih semÂpurna.
O ya, Anda sudah mengunÂjuÂngi masyarakat sekitar kediaÂman Siami, bagaimana tanggaÂpannya?Mereka mengaku tertekan gara-gara putra putrinya dicap mencontek. Mereka bukan anti kejujuran. Duduk perkaranya tiÂdak di situ. Jadi, kita tidak perlu menilai siapa yang salah dan siapa yang benar.
Yang harus kita lakukan saat ini adalah menyelesaikan persoalan ini dan mengembalikan kerukuÂnan masyarakat. Jangan sampai persoalan akademik menjadi perÂsoalan sosial. Alhamdulillah kedua pihak bisa menerima hal tersebut
Apa Siami sudah kembali ke desanya?Masyarakat bukan hanya meÂnerima. Mereka bahkan menghaÂrapÂkan dan mengundang Ibu Siami untuk kembali ke desa terÂsebut. Mereka menyatakan sebaÂgai masyarakat yang cinta damai.
[rm]