Berita

ilustrasi, Harakiri (bunuh diri)

Dunia

Jepang Waspadai Harakiri

MINGGU, 01 MEI 2011 | 07:35 WIB

RMOL. Rakyat Jepang mulai menata kehidupan. Tapi ada ketakutan di sana. Harakiri (bunuh diri) bakal marak terjadi pasca ben­cana ini. Kegundahan itu dilon­tarkan Naoko Sugimoto, Direk­tur Izoku Shien, lembaga kon­seling nasional yang giat me­nentang aksi bunuh diri.

“Banyak korban bencana yang sudah mulai kehilangan akal. ‘Buat apa lagi saya hidup?’ Itulah yang saya dengar dari warga yang selamat,” ujar Sugimoto, mengutip sejumlah korban bencana yang depresi.

Menurut Sugitomo, sejak krisis keuangan yang melanda kawasan Asia pada 1997, jum­lah orang yang memilih harakiri mencapai 30 ribu jiwa pada ta­hun lalu. “Setiap 15 menit satu orang bunuh diri,” ujarnya.


Mereka yang nekat melaku­kan harakiri Rata-rata berusia 20-44 tahun untuk laki-laki dan 15-34 untuk perempuan. Pun­cak­nya pada Maret. Bulan Ma­ret meru­pakan masa berakhir­nya tahun fiskal negeri berpo­pulasi 127 juta jiwa itu.

Belum lama ini, Sugitomo mendengar ada petani yang bu­nuh diri karena tanaman kubis­nya terpapar zat radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuk­lir Fukushima Daiichi, yang salah satu reaktornya terbakar. Juga seorang pekerja di PLTN itu yang stres karena kelelahan serta seorang ayah yang memilih mati karena tak kunjung mene­mukan anak­nya yang hilang.

“Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kita mesti bersabar,” ujar Sugitomo. Itu sebabnya, PM Kan mener­junkan 25 ribu ser­dadu Pasukan Bela Diri Jepang guna menyisir wilayah yang terkena gempa dan tsunami.

Pemerintah ingin segera me­nun­taskan masalah korban tewas atau hilang akibat ben­cana itu. Sebanyak 90 pesawat dan 50 kapal perang ikut dike­rah­kan.   [RM]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya