"Bingung ini pak, jalan di depan SD banjirnya hampir sampai satu meter," ungkap Ningsih, seorang ibu yang ingin menjemput anaknya dengan kendaraan motor, saat dijumpai
RMOLJakarta, Senin (9/2).
Informasi tersebut didapatkannya dari guru SD tempat anaknya bersekolah. Sementara itu, anaknya sendiri sudah selesai jam belajarnya.
"Tadi pagi waktu nganter belum banjir," kata Ningsih.
Untungnya, lanjut Ningsih, sekolah anaknya sendiri tidak terkena banjir. Pasalnya, letak sekolah tersebut lebih tinggi dari jalan.
Sementar itu menurut Chandra, salah seorang warga sekitar yang juga ingin melintas, mengatakan bahwa lokasi tersebut memang termasuk daerah yang rawan banjir. Selain posisinya lebih rendah dari area lain, kali dipinggir jalannya juga sudah lama tidak dikeruk.
"Hujan sebentar aja udah banjir, apa lagi kalau hujannya dari pagi. Sebentar lagi juga mobil sudah tidak berani melintas," ungkap Chandra.
Kalau sudah begini, ujar Chandra, pengguna jalan akan memutar balik dan mencari jalur alternatif. "Biasanya orang muter dan lewat jalan raya lapangan tembak," tutur dia.
Masih menurut Chandra, banjir di lokasi tersebut semakin parah sejak dibangunnya perumahan di seputar lokasi itu. Dulu sebelum ada perumahan, meskipun banjir tapi tidak sampai setinggi ini, dan semua kendaraan masih bisa lewat.
"Tapi sejak ada perumahan Cipayung Residence dan Town House, banjirnya makin parah. Soalnya lokasi perumahan tersebut dulunya rawa dan tempat berkumpulnya air," tandas Chandra.
Untuk memberi kemudahan pada pengguna jalan, Chandra pun berharap, agar Jalan Kelapa Dua Wetan di tinggikan. Khususnya di lokasi yang selalu terjadi banjir tersebut.
Sementara itu berdasarkan pantauan
RMOLJakarta, ada beberapa pengendara roda dua, terutama motor matic, yang nekad menorobos banjir. Buntutnya, dipertengahan jalan kendaraan mereka mogok. Akibatnya, mau tidak mau mereka terpaksa menuntun kendaraan mereka sambil terendam.
[Zulfahmi Jamba/sim/jkt/man]