"Ada 45 kios yang digusur, mereka sudah mengosongkan sebelumnya, artinya tidak barang-barang dagangan lagi. Tidak ada perlawanan dari pedagang, semua situasi kondusif," tegas Kepala Setasiun KA Univ Pancasila, Ujang Suryanto saat ditemui wartawan di stasiun universitas Pancasila, Jakarta, Minggu (19/5).
Ujang menjelaskan, para pedagang yang digusur telah mengetahui jika kiosnya akan digusur, karena mereka sadar kalau kontrak kios mereka sudah habis.
"Kalaupun ada sisa kontrak kita bayarkan. Misalnya kalau masa kontraknya 6 bulan dan sisa satu bulan lagi, maka kita akan bayar 6 bulan itu, begitu juga kalau setahun ya kita bayar setahun sesuai konvensasi," kata Ujang
Pantauan
Rakyat Merdeka Online memang saat ini para pedagang terlihat kooperatif. Di tengah-tengah suasana penggusuran, para pedagang membersihkan barang-barang dagangannya. Bahkan beberapa puing bangunan yang masih bisa digunakan, diselamatkan para pedagang itu sendiri.
Menurut Ujang, kios-kios tersebut sudah kosong sejak tadi malam. Karena sosialisasi sudah dilakukan 3 bulan sebelumnya. Saat aksi pembongkaran kios tersebut sedikitnya 500 keamanan gabungan dari Polisi, Brimob dan Marinir serta keamanan Internal PT KAI berjaga-jaga.
"Keamanan total ada 500 polisi, Brimob, Satpam, Polisi khusus Kereta Api (Polsuka) dan team biru atau team pembongkaran. Sementara Anggota TNI dari Marinir menjaga keamanan lingkungan. Mereka menjaga kalo ada imbas sesuatu. Tapi semua kondusif," demikian Ujang.
[rsn]