KNPI Desak Pemerintah Copot Kepala BP Migas yang Terbukti Gagal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 22 Juli 2012, 09:05 WIB
KNPI Desak Pemerintah Copot Kepala BP Migas yang Terbukti Gagal
r priyono/ist
rmol news logo . Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), R Priyono, benar-benar telah gagal. R Priyono terbukti gagal mengejar target lifting minyak dalam empat tahun terakhir sampai semester pertama di tahun 2012 ini.

Pada tahun 2009 misalnya, lifting minyak yang ditargetkan dalam APBN-P 2009 sebesar 960.000 bph tetapi hanya tercapai 948.000 bph. Begitu juga dengan kondisi 2010, lifting minyak juga hanya mencapai 954.000 bph dari angka yang ditargetkan dalam APBN-P 2010 sebesar 965.000 bph. Tahun 2011 pemerintah mengamanatkan untuk memenuhi target lifting minyak 945.000 barel per hari, tetapi  hingga berakhirnya 2011, pencapaian rata-rata hanya 898.000 barrel per hari. Sedangkan di tahun 2012, pencapaian tersebut kembali di bawah target APBN-P 2012 sebesar 930 ribu bph.

Karena itu, kata Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bidang Energi, Arif Rahman, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu, 22/7), pemerintah harus merombak secara menyeluruh struktur yang ada di BP Migas dan tidak hanya mengganti deputi saja. Sebab engan kegagalan ini berarti ada pelanggaran terhadap UU APBN yang telah ditetapkan, dan ini terjadi setiap tahunnya.

"Pemerintah harus berani mengganti kepala BP Migas karena telah gagal dalam menjalankan tugas sebagai kepala BP Migas. Bahkan kalau beliau sadar, maka sebaiknya mengundurkan diri saja karena gagal," tegas Arif.

Selain gagal mengejar target lifting minyak, ungkap Arif, Priyono juga mampu mengkonsolidasikan organisasi. Sebagai contoh, gagal mengkonsoludasikan 10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) penyumbang utama produksi migas nasional, antara lain PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina EP dan PT Total Indonesie E&P. Sementara itu, sekitar 70 persen peralatan Migas di Indonesia tergolong tua karena sudah berusia 25 sampai 30 tahun.

"Dan ini jika didiamkan akan mengganggu iklim investasi sektor migas. Semua perlu diperbaiki agar investor makin rajin berinvestasi dan solusi membangun kepercayaan investor dalam dan luar negeri dengan cara merombak total dan mengganti R Priyono di BP Migas," demikian Arif. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA