"Dalam politik motif seperti itu bisa saja ada," ujar pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, kepada
Rakyat Merdeka Online Sabtu (12/5) malam.
Tapi diingatkan Bakir, kemungkinan motif seperti itu cukup lemah. Apalagi kemudian penyebaran dimotori oleh partai-partai pemerintah.
"Walaupun parpol pemerintah diuntungkan, tapi untungnya tidak besar. Justru yang menanggung beban paling besar adalah DPR. Citra institusi DPR semakin buruk dengan video itu. Jadi bukan persoalan partainya," jelasnya.
Tapi, jelas Bakir lagi, kuat juga kemungkinan kalau video tersebut sengaja disebarkan atas motivasi yang sifatnya lebih personal.
"Besar kemungkinan si pelaku punya motivasi memeras," ucap Bakir.
Terlepas dari apa sebenarnya motivasi si penyebar video, kata dia, maka yang perlu dicamkan oleh para pejabat publik adalah, mereka sangat rentan digunakan untuk berbagai kepentingan.
"Isu asusila adalah persoalan personal. Tapi sebagai politisi, dan juga pejabat publik harusnya lebih pandai menempatkan diri. Karena satu dengan yang lainnya saling mengintai. Tidak ada kawan atau lawan. Yang perlu dijunjung adalah integritas diri dan fatsun politik," imbuh dia.
[dem]
BERITA TERKAIT: