Namun, empat pelaut lainnya berkebangsaan Korea, masih ditahan di daratan Somalia oleh perompak. Keempat awak kapal tersebut, yakni Nakhoda,
Chief Officer, Chief Engineer dan
Second Engineer.
“Akibatnya, meskipun telah dibebaskan, kapal tidak bisa melanjutkan pelayaran. Ke-21 awak kapal yang telah dibebaskan, termasuk Pelaut Indonesia , masih berada di atas kapal tersebut,†kata Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia, Hanafi Rustandi, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (2/12).
Ke-13 pelaut Indonesia yang telah dibebaskan itu adalah Djasmil (
second officer), Wahyudin (
third officer), Imanuel Rahayaan (
third engineer), Mohammad Soleh, Leonard Talahaturusan, Bahtiar dan Suhermanto (semua anak buah kapal). Kemudian Gunawan (FTR), Rahmad Alam, Bambang Setiawan, Sutardi Shiodan Mochamad Hasan udin (semua MTM) dan Suibu (CK atau STWD).
Hanafi yang juga Ketua ITF (International Transport Workers Federation) Asia Pasifik mengatakan bahwa kapal tersebut sebenarnya milik pengusaha Taiwan tapi dioperasikan oleh operator Korea (Glory Shipmanagement Co. Ltd.), selanjutnya kapal tersebut diregistrasikan di Singapura, itu sebabnya MT Gemini yang diawaki oleh Pelaut multi nasional itu berbendera Singapura. Hal itu juga yang menyebabkan proses pembebasan kapal tersebut berjalan sangat lambat dan alot.
KPI bersama dengan Serikat Pekerja Pelaut Singapura (SMOU & SOS) sejak awal saat kapal dibajak telah melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap kapal tersebut dan awaknya termasuk melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan pemilik atau operator kapal dan Otoritas Maritim Singapore.
[arp]