"Saya kira peristiwa kemarin jadi bensin solidaritas, (gerakan) ini akan bergerak sendiri tanpa dimobilisasi. Sudah mulai ada kesadaran massa bahwa kehidupan makin sulit dan harga pangan semakin tinggi," kata eksponen Gerakan Reformasi '98, Ahmad Kasino, kepada
Rakyat Merdeka Online, Selasa (25/1).
Menurutnya, selama gerakan itu dipimpin oleh kelompok kampus, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Harus dipimpin mahasiswa, untuk membuktikan gerakan moral dan tanpa kepentingan kekuasaan," tegasnya.
Senada dengan kalangan pengamat politik, pegiat Gerakan Indonesia Bersih ini mengatakan perubahan besar tinggal menunggu momentum. Siapa yang memimpin pergerakan perubahan itu, imbuhnya, akan teruji di lapangan. Sementara, konsolidasi tokoh agama di Gedung Joeang dan lainnya seperti FAUB Sulsel, dan para Gurubesar di Jawa Timur juga punya persepsi sama dengan para tokoh agama di Jakarta.
"Ini tinggal tunggu momentum penyatuan elemen. Kalau tokoh masyarakat bergerak tapi mahasiswa melempem, saya khawatir akan terjadi distorsi," jelas dia.
Lagi menurut Kasino, ada upaya pemerintah mengaburkan tujuan perubahan radikal yang dicita-citakan kalangan pergerakan. Perubahan yang radikal dibutuhkan masyarakat, lanjutnya, adalah perubahan sistem dari liberalisme ala SBY yang fanatik pada pasar menuju paham kebangsaan
founding fathers."Bukan hanya sekadar pergantian figur dan perebutan kekuasaan tapi ini lebih pada ideologi. Kita sudah kasih kesempatan pada SBY tapi tidak ada perubahan itu," pungkasnya.
[ald]