"Institusi Kepolisian ada di bawah Presiden, perilaku Kepolisian yang represif mencerminkan kekhawatiran dan ketakutan rezim hari ini, sehingga gerakan protes terhadap rezim hari ini ditindak represif," ujar Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi, Masinton Pasaribu, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 25/1).
Masinton, yang juga mantan aktivis gerakan reformasi 98, yakin situasi kekerasan negara saat ini tidak akan membungkam suara kritis elemen pergerakan terutama mahasiswa. Apalagi, parlemen di Senayan sudah kehilangan kepercayaan rakyat, karena terlalu banyak melakukan tawar menawar untuk kepentingan politik.
"Kebohongan yang dilakukan rezim SBY itu semua rakyat sudah tahu, bahwa pemerintah SBY ini tidak mampu mewujudkan janji politik pada saat kampanye," tegasnya.
Tudingan terhadap gerakan mahasiswa bahwa mereka ditunggangi kepentingan elit, dianggapnya hanya upaya melindungi kepentingan rezim dan mengaburkan tuntutan elemen pergerakan.
"Hari ini, seluruh kalangan kritis dari berbagai eksponen 66, 74 dan 78, 80-an, 90 dan 98 sudah satu kata, bahwa SBY ini rezim pembohong dan harus diturunkan, karena sudah tak mampu mewujudkan janji politik. Kawan pergerakan, termasuk saya, sudah satu kesimpulan SBY harus mundur. Ini kecuali aktivis di Partai Demokrat ya," ujar Masinton.
[ald]