"Saya lihat di media massa, Ketua Umum PB HMI diinjak kepalanya, itu penghinaan terhadap organ kemahaasiswaan. Akhirnya rakyat dibuka matanya, rezim ini sama karekternya dengan Orde Baru yang anti kritik mahasiswa," tegas eksponen Reformasi '98, Ahmad Kasino, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 25/1).
Dia menyatakan, pemerintah terkesan gentar pada gerakan mahasiswa yang mulai bersatu. Namun, wataknya tidak berubah, mengaku demokratis tapi represif terhadap kritik mahasiswa.
"Kapolri dan Presiden bertanggungjawab terhadap tindakan reperesif aparat, tidak hanya di Jakarta tapi di daerah-daerah. Ingat, anak buah ini hanya sekadar jalankan perintah. Tidak ada anak buah yang salah, yang salah komandannya. SBY harus tegaskan ke Timur tidak boleh represif pada demonstrasi mahasiswa, kecuali demonstran bawa senjata api atau tajam," kata Kasino.
Seperti diketahui, demonstrasi 100 mahasiswa dari berbagai elemen kampus di depan Istana Negara kemarin mendapat respons keras dari aparat kepolisian. Beberapa mahasiswa menjadi korban pemukulan dan penginjakan, termasuk Ketua Umum PB HMI, Nur Fajriansyah. Selain itu, tiga mahasiswa ditangkap sebelum akhirnya dilepaskan.
Mahasiswa mengusung tema "Perubahan Tidak Bisa Ditunda" pada aksi kemarin.
[ald]
BERITA TERKAIT: