Demikian dikemukakan Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta (Senin, 3/1), menanggapi keinginan Presiden SBY untuk mengadakan evaluasi menyeluruh anggota kabinetnya, sebagaimana telah dinyatakan berkali-kali.
"Sebetulnya, momentum pergantian Kabinet KIB II sudah terlambat. Seharusnya Presiden SBY melakukan reshuffle kabinet sejak Oktober lalu, saat pemerintah SBY-Boediono memasuki usia satu tahun," kata mantan aktivitas Institut Teknologi Bandung era 80-an itu.
Namun demikian, lanjut Syahganda, kelambanan SBY dalam menyikapi keharusan reshuffle itu, justru bukan karena adanya indikasi penyanderaan politik, khususnya dari partai pendukung koalisi SBY-Boediono yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab).
"Saya menilainya karena Presiden SBY yang cenderung ragu-ragu," tandasnya.
Katanya lagi, Presiden SBY perlu mempercepat agenda reshuffle kabinet, demi menjamin harapan masyarakat luas, yang menilai sejumlah menteri dalam pemerintahan SBY-Boediono tidak lagi mampu menorehkan prestasi, baik terhadap kepentingan SBY sendiri, maupun untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
"Di samping itu, pelaksanaan reshuffle sebenarnya untuk menjamin, agar partai-partai koalisi dapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat, jika semuanya merasa sebagai kebutuhan mendesak," ujarnya. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.