Bila SBY ingin mencatat sejarah perubahan baru, maka ia tidak punya pilihan lain, selain mengubah wajah kabinetnya dari kabinet partai politik menjadi kabinet profesional yang diisi akademisi kampus, kalangan pers, dan tokoh-tokoh lembaga swadaya masyarakat. Demikian pendapat dari pengamat politik Universitas Indonesia Iberamsyah kepada
Rakyat Merdeka Online, Selasa (14/9).
Dikatakannya, SBY harus berani mencontoh gaya kabinet Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto. Di balik segala kekurangan Soeharto, Presiden yang berkuasa 32 tahun itu terbukti berhasil dalam membangun pemerintah yang ahli membangun.
"Keberhasilan Pak Harto adalah karena dia mengambil menteri-menterinya dari kalangan kampus, pers dan LSM, terbentuklah kabinet ahli, kabinet pembangunan. Mereka orang-orang yang teruji pada bidangnya," jelas Iberamsyah.
Masih menurutnya, SBY tidak perlu khawatir berlebihan dengan nasib koalisi partai politik, jika dia mengambil langkah pembentukan kabinet profesional. Tanpa koalisi pun SBY sebetulnya masih dapat memegang kendali pemerintahan dengan catatan SBY mampu menghilangkan sifat peragunya.
"Saya katakan pada SBY, kalau dia mengerti sistem presidensil maka dia tidak perlu takut pada kekuatan partai koalisi, dia tidak perlu takut pada parlemen. Presiden adalah kepala negara yang dipilih secara
legitimate oleh 60 persen rakyat. Dia tidak bisa dijatuhkan sembarangan oleh parlemen," papar Iberamsyah.
Jika kabinet profesional terbentuk, masih perlukah menempatkan menteri dari partai politik?
"Dari Parpol ambil satu atau dua orang saja. Istilahnya, mereka jadi menteri karena nasib bukan karena kemampuan. Lihat saja sekarang, ada menteri Parpol yang ahli di bidangnya?" tandasnya.
[ald]