"Ini modus Deparpolisasi. Jika Orba menggunakan cara fusi parpol maka penguasa
proxy menggunakan
devide et impera internal parpol," terang tokoh politik nasional, Rachmawati Soekarnoputri kepada redaksi, Sabtu (9/4).
Ketika cara itu digunakan, lanjut dia, maka parpol yang dikerjain hilang fokus. Urusan partai akan terbengkalai karena sibuk "ngurus pengurus".
"Jika era Bung Karno dengan visi misi ideologi, anggota parpol adalah sebagai 'pemikir pejuang dan pejuang pemikir'. Visi misi tersebut sudah bergeser. Masak parpol untuk peningkatan ekonomi dan status sosial mendapat jabatan," heran Putri Bung Karno ini.
Menurut Rachmawati, deparpolisasi yang dimainkan Laoly bisa disebut konsep "diktator mayoritas", dimana kekuasaan partai dan eksistensi PDIP diatur sebisa mungkin agar tidak tersaingi oleh parpol lain yang ada.
"Cara-cara ini curang, dan tidak
fair karena jelas menggunakan
abuse of power untuk mengintervensi rumah tangga partai lain," tekan dia.
"Ini preseden buruk bagi kehidupan politik yang sehat, dan ini jelas derivat dari demokrasi liberal dan sejalan dengan konstitusi liberal kapitalistik akibat amandemen era Megawati yang antitesis ajaran Soekarno."
[sam]
BERITA TERKAIT: