Pengaruh letusan gunungapi terhadap pemanasan global hanyalah "co-inside". Bukan "causal correlation", atau pengaruh sebab akibat yang bisa dipahami secara sederhana.Begitu disampaikan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky D Putranto, Kamis (3/1).
Pendapat Rovicky ini disampaikan sebagai tanggapan atas analisis Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Dr Surono bahwa letusan gunungapi yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut Surono, pemanasan global adalah siklus alam yang mengacu pada "siklus Milan Kovic", dimana dipahami sebagai alam terpendek dalam skala umur geologi yang mencerminkan posisi bumi terhadap matahari. Nah, yang dapat merubah iklim yang bersifat jangka pendek adalah letusan gunungapi. Dengan letusan gunungapi, sinar matahari terhalang aerosol, sehingga tidak ada tumbuhan yang bisa tumbuh.
Di lain hal, kata Surono, ulah manusia yang selama ini disebut-sebut penyebab pemanasan global justru kecil pengaruhnya. Pemanasan global betul-betul ditentukan peran alam. Peran manusia hanya sebagai unsur "imbuhan".
Menurut Rovcky, memang ada "temporal delay correlation" yang sering dipakai sebagai sebuah pemikiran sebab akibat. Namun tidak semua gejala yang memiliki "temporal delay correlation" selalu merupakan sebab akibat". Dalam perspektif inilah analisis Sutopo semestinya dipahami.
"Gejala siklis (siklus) lebih rumit lagi dipahami kalau menggunakan pendekatan "causal relation". Siang-malam sebuah siklus. Berurutan dan berulang tapi bukan sebab-akibat. Demikian juga gempa, pemanasan global, vulkanik dan gejala alam lainnya," katanya.[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: