"Itu bahasa curhat, bahasa membela diri," kata pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (16/12).
Menurut Asep, SBY memang terbiasa curhat, merasa kesulitan untuk melakukan perubahan namun tidak ada tindakan nyata atau kongkrit mengatasi permasalahan yang dicurhatkannya tersebut.
Padahal mestinya, lanjut dia, dalam pidato di hadapan ribuan kader Demokrat pada acara peringatan Hari Ulang Tahun ke 11 Partai Demokrat di Sentul, Jawa Barat, kemarin malam itu, selain meminta maaf SBY juga memaparkan program atau langkah-langkah untuk mengatasi korupsi yang dilakukan para kadernya.
"Bukan hanya selesai dengan curhat begitu saja. SBY harusnya juga memaparkan langkah pembersihan di internal Demokrat, di partai koalisi lalu berikutnya di parlemen. Masyarakat tentu berharap SBY bisa membangun demokrasi dengan didukung parpol dan parlemen yang bersih," demikian Asep.
[dem]
BERITA TERKAIT: