Praktisi hukum dari Aspirasi Indonesia, Nyoman Rae tak memungkiri jika BIN lebih banyak diisi dari unsur militer. Untuk itu, lanjut Rae, sebagai kepala BIN yang baru Budi Gunawan diharapkan bisa meminimalisir persinggungan struktur dari unsur militer dan kepolisian di tubuh BIN. Salah satunya dengan menjaga keharmonisan dalam pelaksanaan rekrutmen secara berimbang.
"Persingungannya pasti ada, karena ketika ada pemimpin baru dari kepolisan, pasti perangkat bawah itu ditarik orang-orang terpercaya dari kepolisian. Diharapkan BG (Budi Gunawan) menjaga kehamonisan menjaga kekompakan dengan rekrutmen secara berimbang personil Polisi maupun personil TNI," ujar Rae saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (10/9).
Menurut pengamat hukum dari Universitas Trisakti itu, meninimalisir persinggungan antara kepolisian dan militer di tubuh BIN sangat penting dilakukan. Terlebih, jika dilihat secara ekstrim peran serta dan kontribusi TNI di lembaga negara semakin sempit, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengurungkan niat merekrut TNI dalam struktur lembaga antirasuah itu. Apalagi saat ini lembaga telik sandi dipimpin dari unsur Kepolisian.
"Jadi menjaga persinggungan, menjaga kesimbangan, menjaga keharmonisan dua elemen bangsa antara TNI atau Polri, ini penting, sehingga nantinya BG benar-benar dianggap profesional dan objektif memimpi BIN," tutup Rae.
[ian]
BERITA TERKAIT: