UNESCO Berencana Masukkan Situs Bersejarah Venesia dalam Daftar Warisan Dunia yang Terancam Punah

Hal itu diungkap Pakar Pusat Warisan Dunia UNESCO dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat The Star pada Selasa (1/8).

Upaya pemerintah Italia disebut UNESCO masih belum cukup untuk melindungi kota itu dari dampak perubahan iklim dan pariwisata massal.

"Upaya penyelesaian terhambat oleh kurangnya visi strategis bersama secara keseluruhan untuk pelestarian properti jangka panjang dan rendahnya efektivitas manajemen terpadu yang terkoordinasi di semua tingkat pemangku kepentingan," kata UNESCO.

Bahkan, kata UNESCO, Italia tidak lagi melanjutkan komunikasi dengan badan warisan dunia tersebut sejak Pusat Komite mengancam akan memasukkan Venesia ke dalam daftar 'terancam' pada 2021 lalu.

"Italia belum menjalin komunikasi berkelanjutan dengan UNESCO tentang Venesia," ungkapnya.

Seorang juru bicara pemerintah kota Venesia mengatakan, tengah berhati-hati membaca rekomendasi UNESCO dan akan mendiskusikannya dengan pemerintah.

Selama bertahun-tahun, Venesia yang terkenal dengan kanal dan situs budayanya terancam rusak oleh pariwisata massal.

Selama Karnaval 2019, dalam sehari, sekitar 193.000 orang berbondong-bondong memenuhi pusat bersejarah Venesia.

Otoritas Venesia berusaha menurunkan angka pengunjung dengan menaikkan biaya masuknya. Tetapi kebijakan itu ditunda karena banyak pihak yang keberatan dengan keputusan tersebut.

Sementara itu, Sebuah komite yang terdiri dari 21 negara anggota UNESCO akan meninjau lebih dari 200 situs dan memutuskan mana yang akan ditambahkan ke daftar 'terancam'.

Sejauh ini, komite telah memasukkan pusat bersejarah Odessa Ukraina, kota Timbuktu di Mali, dan beberapa situs di Suriah, Irak, dan Libya dalam daftar terancam punah.

Situs lain yang direkomendasikan UNESCO untuk dimasukkan ke dalam daftar 'terancam' tahun ini adalah kota Kyiv dan Lviv di Ukraina.