Kasih Sayang Nurhayati kepada Anak Jalanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 19 Desember 2011, 00:52 WIB
Kasih Sayang Nurhayati kepada Anak Jalanan
NURHAYATI/DRY
Di republik ini,  tak banyak orang  yang peduli dengan nasib anak-anak jalanan. Jumlah mereka bisa dihitung dengan jari. Jangankan peduli, keberadaan mereka dipandang sebelah mata, bahkan dicibirkan. Tapi tidak demikian dengan Nurhayati  Ali Assegaf.  Dia salah satu srikandi yang peduli nasib anak-anak jalanan. Bahkan, baginya, anak-anak jalanan adalah generasi bangsa yang harus dimanusiakan.

 "Tak ada alasan kita tidak peduli dengan nasib mereka,"kata  Nurhayati ketika berbincang-bincang dengan Rakyat Merdeka Online baru-baru ini di gedung DPR, Senayan.  Kepedulian anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat kepada anak-anak jalanan, tidak  bisa dilepaskan dari   latar belakang keluarganya.

Nurhayati  yang sempat maju sebagai calon Presiden Organisasi Perlemen Seduia (IPU) ini berasal dari keluarga mapan. Kekayaan yang berlimpah tidakmembuat keluarganya lupa daratan. Sebagai muslim yang taat, kedua orangnya sadar kalau sebagian dari harta mereka harus dizakatkan kepada keluarga tak mampu yang ada di sekitar mereka. Makanya, mereka  aktif  menyantuni anak-anak yatim piatu, fakir miskin dan memberikan bea siswa kepada siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. Berbagai kegiatan sosial pun digeluti mulai dari mendirikan rumah sakit dan sekolah.

Rupanya, kepedulian kedua orang tuanya kepada sesama  juga diwariskan  ke Nurhayati. Dia menaruh perhatian khusus terhadap nasib anak-anak jalanan. Untuk itu,  dia  tidak sungkan terjun langsung menemui anak jalanan yang ditemui di jalanan atau pun di pasar.  Mereka disapa dan kemudian dari hati-kehati mengajaknya ke rumahnya yang juga dijadikannya sebagai rumah singgah bagi anak-anak jalanan.  Di rumah singgah itu, 30-an anak jalanan ditampung dan diasuhnya.

Selain memberikan makan dan pakaian,  mereka  juga  dididik. Mulai dari ilmu agama sampai bisnis diajarkan  Nurhayati kepada mereka. Mereka diperlakukannya seperti anak sendiri.

"Saya berharap mereka kelak bermanfaat bagi bangsa dan negara ini," kata wanita  yang lahir  di Solo, 17 Juli 1963 ini.

Kerja keras  mantan staf ahli   Ani Yudhoyono tersebut  ternyata membuahkan hasil. Beberapa anak jalanan yang pernah diasuhnya  ada yang menjadi  pengusaha, politisi, aktivis LSM, bahkan menjadi guru. Hati Nurhayati terharu begitu dia bertemu atau mendapatkan informasi kalau anak asuhannya ada yang menjadi 'orang'.  Menurut dia, dirinya tidak meminta balasan atau pamrih atas keberhasilan dari anak asuhnya tersebut.

Bahkan, energi dan dana yang dikeluarkannya  tak  bernilai dibandingkan dengan harapan dan impian agar anak asuhnya meraih sukses dan melakukan apa yang pernah dilakukan oleh Nurhayati yakni berbuat kebaikan kepada sesama.
Salah satu anak jalanan  yang pernah merasakan kasih sayang Nurhayati sebagai ibu asuh adalah Toni. Mantan koordinator Pengamen di Pasar Senen ini, kini bekerja di Batam. Menurut lelaki  berumur 40 tahun itu, Nurhayati memiliki jiwa sosial yang tinggi, peka terhadap penderitaan masyarakat kecil. Toni bercerita kalau dia pertama kali bertemu Nurhayati di rumahnya  ketika diundang bersama anak-anak jalanan lainnya untuk  mengikuti pengajian.

 Undangan langsung disampaikan Nurhayati kepada anak jalanan yang ditemuinya di terminal  Senen. Toni, waktu itu ragu untuk datang.
"Saya pikir mana mungkin orang seperti kami diundang ke rumah mewahnya," kata Toni kepada Rakyat Merdeka Online yang menghubunginya di Batam.
Tapi dia merasa tidak enak hati untuk tidak datang melihat kepedulian Nurhayati kepada anak-anak jalanan. Nurhayati dimata Toni tidak berubah. Sekalipun menjadi anggota DPR, menurut dia, tetap peduli dengan anak-anak jalanan. [eci]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA