Nadine Chandrawinata, Pindah Ibukota Solusinya
Banjir di Jakarta bagi Nadine Chandrawinata merupakan salah satu efek dari
global warning yang kini makin membahayakan. Menurut Nadine prediksi Jakarta akan amblas pun sudah dibicarakan sejak beberapa tahun lalu dan kini semakin mengkhawatirkan. “Harusnya masyarakat aware dengan keadaan seperti ini, lingkungan juga harus dijaga,†tegas Putri Indonesia 2005 ini.
Soal pemindahan ibukota Jakarta yang marak dibicarakan, Madine minta harus dipertimÂbangÂkÂan masak-masak. “Perhitungan banyak, dan keputusannya harus bulat dengan alasan yang kuat,†ucapnya.
“Kalau memang ibukota harus dipindahkan dari Jakarta kenapa tidak�lanjutnya.
Nadine setuju-setuju saja jika ibu kota pindah karena macet dan banjir yang ada di Jakarta sudah sangat parah dan membahayakan. “Sebenarnya setuju atau tidak yang penting yang terbaik untuk Jakarta dan Indonesia. Kalau pun ibukota sampai pindah sudah dipikirkan masak-masak dan banyak didukung pula,†kata Nadine.
Ketika ditanya soal banjir dan macet di Jakarta Nadine tertawa. “Sangat parah, cuaca juga tidak mendukung, sehingga masyarakat tidak ada persiapan. Ini harus diselesaikan,†jawabnya.
Anya Dwinov, Hilang Job Karena Macet Dan Banjir
Anya Dwinov mencoba bijaksana menyikapi soal banjir di Jakarta. Bagi Anya, Jakarta sebenarnya bukan banjir tapi hanya genangan. “Harus bisa bedain banjir dan genangan air. Kalau menurut saya genangan air itu ada dimana-mana, dan kita harus melihat lokasinya juga,†kata Anya.
Tapi Anya setuju jika ibukota dipindahkan dari Jakarta. “Kalau dipindah itu yang terbaik kenapa nggak, ikut saja,†ucapnya. Namun menurut Anya, pindah ibukota tak semudah membalikan telapak tangan. Perlu dipikirkan biaya yang tinggi. Wanita berdarah Betawi ini memberikan usul kalau ibu kota yang baru nanti diperlukan konsep yang matang agar tidak kejadian lagi seperti Jakarta.
“Bagi para pegawai yang tinggal di pinggiran Jakarta diberikan fasilitas, misalnya kantor yang berada di area sana dekat mereka tinggal. Jadi tidak berpusat di satu titik hingga mengakibatkan kemacetan seperti Jakarta sekarang,†tutur Anya yang sering membatalkan kerjaan karena kena macet di jalan.
Zivanna Letisha Siregar, Masih Ingin di Jakarta
Pemindahan ibukota menurut Zivanna Letisha Siregar, gagasan bagus demi kemajuan bangsa. Namun, pemindahan itu bisa dilakukan jika pemerintah sudah melakukan sistem pemerintahan yang baik. “Kalau jangka pendek ini nggak mungkin deh, karena banyak banget yang harus dilakukan. Dan harus ada pembangunan yang merata ke semua daerah,†ungkap bekas Puteri Indonesia 2008 ini.
Meski Jakarta kerap banjir dan macet, cewek kelahiran Jakarta, 16 Februari 1989 cuek saja karena menganggap banjir risiko hidup di perkotaan. “Udah harus siap
ngalamin yang kaya gitu ya (banjir dan macet-
red) kalau mau hidup di kota besar kaya Jakarta,†ungkapnya.
Menurut Zivanna, kurangnya perhatian masyarakat terhadap kinerja pemerintah jadi masalah banjir dan macet terus berulang. “Pemerintah bakal ngelakuin apa aja kok untuk negara ini, asal masyarakatnya mau
ngebantu pemerintahnya. Sebenarnya masalah kita cuma kurang koordinasi aja kok,†pungkasnya.
[RM]