Berita

General Manager Dusun Bambu Ari Hermanto (kanan). (Foto: RMOLJabar/Alvin Iskandar)

Nusantara

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

SENIN, 15 DESEMBER 2025 | 04:28 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Dusun Bambu tak sekadar menjual panorama. Pengelola kawasan wisata di kaki Gunung Burangrang itu memilih mengunci identitas budaya Sunda sebagai ruh pengembangan kawasan.

"Benang merahnya satu. Budaya Sunda dan Jawa Barat jadi fondasi. Itu yang kami jaga supaya tidak tergerus zaman," kata General Manager Dusun Bambu, Ari Hermanto, dikutip dari RMOLJabar, Senin 14 Desember 2025.

Bukan slogan, apalagi tempelan. Sentuhan budaya hadir mulai dari depan gerbang. Aksara Sunda terpampang sebagai penanda.


Tak berhenti di situ, pengelola tengah menyiapkan instalasi seni dan pameran Jatiwangi Inventory berbahan terakota. Bahkan, kawasan depan dirancang sebagai ruang belajar Aksara Sunda.

"Mantra di bagian depan itu Aksara Sunda. Ke depan sangat mungkin area ini jadi tempat pengajaran Aksara Sunda," ujarnya.

Pendekatan serupa diterapkan pada arsitektur. Hampir seluruh bangunan mengadopsi nilai lokal. Restoran Burangrang, misalnya, menggunakan konsep atap badak heuay, ikon khas arsitektur Sunda.

"Basic Dusun Bambu itu mengangkat budaya Sunda. Arsitektur kita semua dari sana," tegas Ari.

Di sektor penginapan, Kampung Layung mengadaptasi konsep Kampung Naga, Tasikmalaya. Sementara Lembur Urang yang sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19 kini menjadi fokus utama pengembangan sebagai pusat pembelajaran budaya.

Keseriusan Dusun Bambu bukan tanpa riset. Ari mengaku turun langsung ke lapangan. Tiga bulan lalu ia mendatangi kawasan adat Gelar Alam di Banten Kidul demi memahami kehidupan masyarakat secara utuh.

"Saya ingin dapat feel-nya. Cara mereka makan, bercerita, beraktivitas sehari-hari. Itu yang kita adaptasi di sini," tuturnya.

Orisinalitas paling nyata terlihat pada hawu, tungku tradisional Sunda. Di Dusun Bambu, hawu bukan pajangan mati. Ia benar-benar difungsikan sebagai dapur, termasuk untuk memanggang emping.

"Orisinalitas itu bukan cuma bangunan. Justru ada di hawunya. Biar tamu lihat langsung, inilah hawu yang sesungguhnya," imbuhnya.

Komitmen budaya juga menyentuh urusan perut. Bahan pangan disuplai dari masyarakat sekitar. Warga lokal dilibatkan sebagai bagian dari ekosistem, bukan sekadar penonton.

"Untuk makanan, banyak yang kita suplai dari masyarakat setempat," katanya.

Di tengah kerasnya industri pariwisata, Ari menilai keberanian menjadi kunci. Pelaku wisata, menurutnya, tak boleh takut menjadi pionir pelestarian budaya.

"Kalau bukan kita yang coba duluan, mau siapa lagi? Yang penting berangkat dari niat baik, kita create dulu sesuatu yang baik," ujarnya lugas.

Ke depan, Dusun Bambu tetap membuka ruang inovasi. Namun untuk saat ini, fokus diarahkan pada penguatan Lembur Urang sebagai ruang belajar budaya yang hidup.

"Silakan masyarakat datang. Mau belajar, mau lihat yang unik, yang original, yang sudah berjalan dari zaman dulu sampai sekarang," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya