Berita

Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Haendra Subekti di kantornya, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2025. (Foto; RMOL/Abdul Rouf Ade Segun)

Tekno

Teknologi Iradiasi jadi Masa Depan Ketahanan Pangan Nasional

KAMIS, 04 DESEMBER 2025 | 17:38 WIB | LAPORAN: ABDUL ROUF ADE SEGUN

Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Haendra Subekti menegaskan pentingnya edukasi publik mengenai iradiasi pangan yang selama ini masih sering disalahpahami masyarakat.

“Iradiasi itu sengaja diberikan untuk keamanan pangan. Justru makanan yang diiradiasi menjadi lebih aman dan tahan lama,” kata Haendra dalam Media Gathering di Kantor Bapeten, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2025.

Ia memaparkan bahwa ke depan Indonesia menghadapi peluang besar ekspor buah ke Australia, yang mewajibkan proses iradiasi sebagai syarat utama. 


Haendra menegaskan iradiasi berbeda dengan kontaminasi maupun paparan radiasi. 

“Kalau makanan terkena kontaminasi radiasi, sedikit saja tidak akan ada yang mau makan, itu bahaya. Tapi iradiasi dengan dosis tepat justru membuat produk lebih awet,” jelasnya.

Ia mencontohkan produk pangan seperti rendang yang mampu bertahan hingga satu tahun setelah melalui proses iradiasi.

Teknologi ini dinilai membuka peluang ekspor besar bagi Indonesia, terutama pada komoditas hortikultura dan makanan olahan.

Namun Haendra mengungkapkan masih ada sejumlah perusahaan Indonesia yang enggan mencantumkan logo 'Radura', sebagai penanda produk telah diiradiasi.

Padahal di negara lain, logo tersebut justru menjadi simbol jaminan keamanan pangan.

“Beberapa perusahaan tidak mau mencantumkan logo itu. Katanya nanti pembeli takut. Ini menunjukkan sosialisasi kita belum masif,” tegasnya.

Haendra menilai ketakutan tanpa dasar harus diluruskan agar tidak merugikan industri nasional. 

“Kita harus angkat dan jelaskan bahwa teknologi ini aman dan mendukung daya saing produk nasional. Dengan edukasi jelas dan transparan, publik akan semakin percaya,” tutup Haendra.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya