Berita

Kantor PBNU di Jakarta. (Foto: RMOL/Abdul Rouf Ade Segun)

Politik

Adhie Massardi:

Konflik NU Saat Ini Paling Menyedihkan dalam Sejarah

MINGGU, 30 NOVEMBER 2025 | 16:56 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Aktivis senior sekaligus warga Nahdlatul Ulama, Adhie Massardi, menilai konflik yang kini melanda NU sebagai konflik paling menyedihkan sepanjang sejarah organisasi tersebut. Menurut Adhie, konflik kali ini berbeda secara fundamental dengan pertikaian-pertikaian sebelumnya.

“Konflik-konflik NU di masa lalu selalu berangkat dari persoalan akidah politik, seperti perdebatan soal kembali ke khittah atau penerimaan azas tunggal. Sekarang, konflik dipicu persoalan uang, tambang, dan bayang-bayang korupsi,” kata Adhie kepada RMOL, Minggu 30 November 2025.

Ia menyebut pergeseran motif konflik sebagai kemunduran serius bagi NU. Bagi Adhie, persoalan uang telah menjadi sumber masalah yang melahirkan friksi di tubuh organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut.


Yang lebih memprihatinkan, menurut Adhie, konflik internal NU saat ini nyaris tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

“Ini mencerminkan bahwa sepak terjang NU dianggap tidak lagi memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Jangankan masyarakat luar, warga Nahdliyin sendiri saja tidak peduli dan tidak merasa resah,” ujarnya.

Adhie juga menyinggung konflik kepemimpinan yang melibatkan elite NU. Ia menyebut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dianggap bermasalah oleh sebagian kalangan. Sementara di kubu Syuriah, nama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul juga disebut sebagai pihak yang dipersoalkan.

“Ini semua kembali ke persoalan uang yang menjadi sumber masalah utama,” kata dia.

Selain itu, Adhie menilai peran NU dalam kehidupan bernegara saat ini semakin tidak diperhitungkan pemerintah. Ia memperkirakan pemerintah juga tidak akan terlalu peduli terhadap dinamika konflik yang terjadi.

“Dalam kehidupan bernegara, peran NU sekarang tidak jelas. Sekalipun NU masih dianggap menarik, itu biasanya hanya pada masa elektoral. Sementara saat ini, momentum politik itu masih jauh,” ujar Adhie.

Ia menilai, jika konflik internal ini terus dibiarkan tanpa penyelesaian yang jelas, posisi historis dan moral NU di mata publik berpotensi terus merosot.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya